Tidak Boleh Ada Yang Melarang Penangkapan Ikan Paus

by -170 views

Lewoleba, mediantt.com — Bupati Lembata Eliaser Yanjti Sunur menunjukkan kecintaan dan perhatian yang serius terhadap tradisi penangkapan ikan paus secara tradisional di Lamalera. Buktinya, ia marah besar jika ada pihak yang melarang masyarakat Lamalera menangkap ikan paus secara tradisional itu. Bagi dia, penangkapan ikan paus itu sarat makna baik kultur, sosial, ekonomi, dan lainnya.

“Penangkapan ikan paus secara tradisional oleh orang Lamalera merupakan warisan nenek moyang. Tradisi itu juga sarat dengan makna social, budaya, ekonomi, spiritual dan lainnya. Karena itu, saya marah kalau ada orang melarang orang Lamalera menangkap ikan paus. Saya tegaskan lagi bahwa tidak boleh ada larangan bagi orang Lamalera untuk menangkap ikan paus secara tradisional,” tandas Bupati Yantjie dalam Seminar Ikan Paus di Hotel Palm Indah, Lewoleba, Jumat (12/12/2014).

Menurut dia, yang harus dilakukan sekarang adalah bagaimana menjual tradisi penangkapan ikan paus itu sebagai komoditi potensial untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestic untuk datang ke Lamalera.

Ia juga menegaskan, lantaran tradisi penangkapan ikan paus itu merupakan satu-satunya di dunia, maka sangatlah pantas apabila potensi tersebut terus didorong agar bias menjadi salah satu ikon di NTT, selain Komodo.

“Bila tahun 2013 lalu kita menjual Komodo sebagai satu-satunya reptile raksasa di dunia dan masuk sebagai salah satu keajaiban dunia, maka tidak berlebihan bila ke depan, tradisi penangkapan ikan paus juga kita dorong untuk menempati posisi berikutnya setelah komodo. Mengapa? Karena tradisi ini merupakan satu-satunya di dunia dan itu hanya ada di Lamalera,” tegas Bupati Yantjie.

Menurut dia, siapa pun orang Lembata, harus bangga memiliki Lamalera. Orang Lamalera juga harus demikian, bangga menjadi Lamalera. Mengapa? Karena sanggup mempertahankan tradisi ini secara utuh dan turun temurun serta tidak terpengaruh oleh kemajuan teknologi.

 Hindari Kecurigaan Terhadap Pemerintah

“Jangan mencurigai orang jika ada niat baik membangun Lamalera”, begitu penegasan Bupati Lembata Eliaser Yantji Sunur, untuk menggugah hati dan perasaan orang Lamalera, yang dinilai selalu mencurigai pemerintah jika berniat baik membangun desa nelayan tersebut.

“Saya minta kepada Kepala Desa Lamalera A dan B serta semua tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama untuk tidak mencurigai jika ada orang, terutama pemerintah, yang mempunyai niat baik membangun daerah Lamalera. Jadi, sekali lagi, jangan curiga yang tidak-tida bila ada orang yang berniat baik membangun Lamalera,” tandas Bupati Yantji pada Seminar Ikan Paus di Hotel Palm Indah Lewoleba, pekan lalu.

Bupati menjelaskan, kegiatan pariwisata jangan dibawa ke dalam wilayah politik atau dipolitisir yang bukan-bukan. Sebab sektor pariwisata mempunyai peluang ekonomi yang sangat menjanjikan seperti penangkapan ikan paus secara tradisional oleh masyarakat Lamalera. Dengan demikian, lanjut dia, sektor pariwisata harus dirancang sedemikian rupa agar bisa bersaing dengan wilayah atau daerah lain. Apalagi Kabupaten Lembata masuk dalam program MP3EI dan di NTT hanya Kabupaten Lembata. “Kita harus bangga dengan Lamalera karena ada penangkapan ikan paus secara tradisional. Karena di Indonesia bahkan di dunia pun tidak ada penangkapan ikan paus secara tradisional, hanya ada di Lamalera,” tegasnya, mengingatkan.

Menurutnya, sektor pariwisata akan berkembang dengan baik bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi harus melibatkan pihak ketiga dan masyarakat yang ada. Pemerintah Lembata berusaha untuk membuka rute penerbangan dari Lembata-Wokatobi sebagai pintu masuk wisatawan ke Lembata.

Ia juga mengatakan, Tuhan telah menganugerahkan Ikan Paus ke Lamalera agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat di sana. “Kita jangan pertentangkan konservasi tapi kita harus menjaga kelestarian lingkungan dan budaya penangkapan ikan paus. Selain itu, kita akan berusaha menjual ikan paus ke dunia menjadi satu keajaiban dunia supaya NTT menjadi dua ikon selain Komodo,” katanya.

Ia menambahkan, upaya pelestarian tradisi penangkapan ikan paus secara tradisional di Lamalera merupakan tradisi/budaya turun-temurun. Pola perburuan paus masa berburu /leva nuang dengan menggunakan peralatan tangkap tradisional seperti peledang dan tempuling dan kearifan lokal harus tetap dijaga. Apalagi orang Lamalera tidak berburu ikan paus biru (balaenoptera musculus), juga tidak membunuh paus sperma, betina yang sedang hamil, anak paus, dan paus yang sedang dalam suasana kawin. Pembagian hasil tangkapan pun telah ada kesepahaman secara turun-temurun. (hiro/jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *