Warga Waioti Didor, Diduga dari Senjata Aparat

oleh -52 Dilihat

Maumere, mediantt.com – Alfridus sedang bernasib apes. Ketika sedang santai bersama teman-temannya sambil menanggak minuman keras tradisional alias moke, ia didor (ditembak) di lengan bagian kiri oleh orang tak dikenal berpakaian preman. Kuat dugaan, tembakan itu berasal dari senjata milik aparat. Hingga saat ini, Polres Sikka masih melacak pelaku penembakan.

Keterangan yang dihimpun mediantt.com, Selasa (16/2), peristiwa ini terjadi sekitar jam 19.00 Wita. Saat itu warga Kelurahan Waioti, Kecamatan Alok Timur itu, bersama empat rekannya yaitu Relly, Hendrik, Jefry, dan Ino sedang duduk di sebuah tempat penjualan air mineral di Jalan Sudirman, Kelurahan Waioti. Mereka tengah asik menikmati minuman keras tradisionil yang biasa disebut moke.

Ditemui di rumahnya sekitar pukul 22.00 Wita, Alfridus menceritakan, saat itu tiba-tiba datang tiga orang tidak dikenal. Masing-masing mereka  mengendarai kendaraan roda dua jenis Vixion dan Yamaha Mio, datang dari arah Kota Maumere menuju ke arah timur. Pelaku langsung mengeluarkan senjata laras pendek dan laras panjang, terus menembak sebanyak tujuh kali. Salah satu tembakan tepat mengenai lengan kiri Alfridus.

Kaget dengan bunyi tembakan, Alfridus dan kawan-kawan langsung lari menghindar ke rumah-rumah penduduk. Tiga orang pelaku ini ternyata terus mengejar Alfridus dan kawan-kawan. Setelah itu, para pelaku langsung pergi begitu saja.

“Saya tidak kenal pelakunya. Waktu itu mereka masih pakai helm, wajah tertutup, jadi tidak bisa melihat pasti pelakunya. Kami tidak ada masalah dengan siapa pun, hanya duduk minum sambil cerita-cerita,” jelas Alfridus.

Empat orang saksi yang melihat peristiwa ini belum bisa dikonfirmasi. Pasca peristiwa penembakan itu mereka bersembunyi di rumah-rumah penduduk, karena takut dan trauma.

Ketua RT 007 Yohanes D.N. Wangge mengaku mendengar bunyi letupan, tapi waktu itu dikiranya mercun. Setelah dicari tahu, ternyata letupan itu adalah bunyi tembakan.

Ia menyesalkan terjadinya peristiwa ini. Buat dia, kalau saja ada target operasi atau apapun terhadap anak-anak nakal di wilayahnya, seharusnya ada koordinasi dengan pemerintahan di tingkat RT/RW.

“Kalau main tembak saja seperti ini kan tidak baik. Ini kan sudah menakut-nakuti masyarakat. Dugaan kuat saya ini aparat, hanya saya belum tahu persis aparat dari (kesatuan) mana, soalnya pakai pakaian preman, terus ada senjata di tangan kanan. Saya menyesal sekali dengan peristiwa ini, padahal kita tahu situasi negara juga khusus di Waioti sangat kondusif,” tutur Yohanes Wangge.

Malam itu juga Alfridus langsung dibawa ke Unit Gawat Darurat RSUD TC Hillers Maumere. Dia ditangani Dokter Sisca, dengan memeriksa seluruh kondisi tubuhnya. Menurut Dokter Sisca, setelah koordinasi dengan dokter bedah, direncanakan korban baru akan dioperasi keesokan harinya.

Beberapa petugas keamanan yang mendapatkan informasi soal peristiwa ini langsung menuju UGD RSUD TC Hillers. Tampak Kasat Reskrim Henry Sianipar, dan sejumlah polisi berpakaian preman. Mereka sempat keluar masuk ke ruang perawatan korban, bertemu korban guna menggali keterangan. Terlihat pula Kapolres Sikka I Made Kusuma Jaya. (vicky da gomez)

Foto: Alfridus, korban penembakan orang tak dikenal sedang diperiksa oleh Dokter Sisca di UGD RSUD TC Hillers Maumere, Senin (15/2).