Di balik semaraknya gelaran SABOAK KOEPAN di Taman Nostalgia, tersimpan sebuah narasi politik pembangunan yang strategis. Pemerintah Kota Kupang, di bawah kepemimpinan Walikota dr. Christian Widodo dan Wakil Serena Francis, secara cermat memanfaatkan ruang budaya ini sebagai bagian dari skema besar pengembangan ekosistem kreatif (creative ecosystem) dan penguatan pariwisata kota baru (new city tourism) di Kupang.
DALAM konteks politik pembangunan, SABOAK KOEPAN bukan sekadar kegiatan seremonial atau festival budaya. Ia adalah wujud dari soft power daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal.
Dengan menghadirkan pelaku UMKM, seniman, budayawan, serta komunitas kreatif dalam satu ruang perayaan, Pemerintah Kota Kupang sedang membangun fondasi ekosistem yang saling menguatkan: budaya sebagai identitas, ekonomi sebagai penggerak, dan pariwisata sebagai magnet pertumbuhan.
Di tengah arus globalisasi, penguatan identitas budaya lokal menjadi instrumen politik yang penting. Dan, SABOAK KOEPAN menjadi panggung untuk menghidupkan kembali narasi kebudayaan lokal NTT, yang selama ini kerap terpinggirkan dalam wacana nasional. Melalui tarian, musik tradisional, serta produk kriya dan kuliner khas, Kupang menegaskan eksistensinya sebagai kota dengan kekayaan budaya yang unik.
Bagi Pemerintah Kota Kupang, penguatan identitas ini bukan sekadar pelestarian budaya, tetapi juga membangun narasi politik identitas yang memperkokoh kohesi sosial, kebanggaan kolektif, serta mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat.
Selain itu, dengan memberdayakan UMKM lokal, SABOAK KOEPAN memperlihatkan bagaimana kebijakan ekonomi kreatif diimplementasikan secara nyata. Ini sejalan dengan agenda nasional untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai pilar ekonomi baru yang inklusif, memberdayakan kelompok rentan, kaum perempuan, dan generasi muda.
Dalam kerangka politik lokal, kebijakan ini memperkuat legitimasi pemerintah Kota Kupang sebagai pengayom pembangunan yang berpihak kepada masyarakat bawah, serta menciptakan lapangan kerja baru di sektor informal yang tahan krisis.
Kota Kupang tidak lagi sekadar dikenal sebagai pintu gerbang ke destinasi wisata NTT seperti Labuan Bajo, Alor, atau Sumba. Dengan konsep New City Tourism, pemerintah kota membangun narasi baru bahwa Kupang sendiri adalah destinasi. SABOAK KOEPAN pun berfungsi sebagai atraksi budaya yang mendukung positioning Kota Kupang sebagai kota tujuan wisata urban berbasis budaya.
Politik pariwisata ini memerlukan pembentukan city branding yang kuat. SABOAK KOEPAN memainkan peran sentral dalam membangun citra tersebut: kota yang kreatif, ramah, multikultural, dan penuh dinamika budaya kontemporer yang tetap berakar pada tradisi.
Diplomasi Budaya Lokal-Global
Secara politik, SABOAK KOEPAN juga berfungsi sebagai ruang diplomasi budaya. Dengan menarik perhatian wisatawan domestik maupun internasional, acara ini membuka potensi kerja sama lintas daerah dan bahkan lintas negara dalam pengembangan budaya, pendidikan, maupun investasi di sektor kreatif.
Bagi Pemerintah Kota Kupang, membuka kanal diplomasi budaya ini merupakan strategi politik luar negeri daerah (subnational diplomacy) yang semakin relevan dalam era otonomi daerah dan globalisasi.
Karena itu, SABOAK KOEPAN bukan sekadar festival. Ia adalah alat politik pembangunan yang cerdas: menguatkan identitas lokal, memberdayakan ekonomi kreatif, membangun city branding, serta memperluas jejaring diplomasi budaya.
Nah, di tangan kepemimpinan yang visioner seperti Walikota dr. Christian Widodo dan Wakil Serena Francis, SABOAK KOEPAN menjelma menjadi bagian dari strategi creative governance untuk menata wajah baru Kota Kupang: kota kreatif, inklusif, dan kompetitif di pentas nasional maupun global.
“SABOAK KOEPAN bukan sekadar perayaan. Ini adalah wujud komitmen kita untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui UMKM, sekaligus merawat dan memperkenalkan kekayaan budaya kita kepada generasi muda,” pesan Walikota dr. Christian Widodo.
Menurut dia, pemerintah kota terus berupaya menciptakan ruang-ruang kreatif seperti SABOAK KOEPAN, sebagai media ekspresi seni, budaya, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat. Ia berharap acara ini dapat menjadi agenda rutin yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Kota Kupang. (jdz)