Kupang, mediantt.com – Peserta Sail Indonesia 2017 yang telah tiba di Kota Kupang disuguhkan sejumlah tarian tradisional Nusa Tenggara Timur yang dibawakan kelompok penari seperti Ja’i dari Bajawa dan Voti dari Rote Ndao.
Pantauan media, Kamis (3/8), para peserta Sail Indonesia terlihat antusias dan terpukau menikmati tarian tradisional yang disajikan dalam rangkaian kegiatan penyambutan dari pemerintah daerah setempat yang dipusatkan di Pelataran Cafe 999, Pantai Tedy`s, Kota Kupang.
Antusias tersebut ditunjukkan pula melalui aksi pose bersama peserta Sail dengan para penari yang dilengkapi dengan kekhasan pakaian adat usai menampilkan tarian tersebut.
Asisten II Setda Kota Kupang Djama Mila Meha yang mewakili pemerintah kota menjamu para peserta Sail, kepada wartawan mengatakan, sajian tarian untuk menunjukkan kekayaan budaya yang unik kepada wisatawan untuk menarik minat kunjungan mereka.
“Kalau soal hidup kehidupan mewah itu wisatawan asing ini tentu sudah terbiasa di negaranya, justeru hal-hal unik seperti ini yang kita tampilkan untuk menarik minat mereka untuk terus datang ke daerah kita,” katanya.
Ia menyebut, hingga hari kedua sejak wisatawan tiba Rabu (2/8) sudah 17 kapal yacht yang tiba di Kota Kupang. “Totalnya ada 22 kapal yacht dari 11 negara, sisanya akan menyusul dalam satu atau dua hari ke depan ini dan selanjutnya akan mengelilingi berbagai destinas wisata di Nusa Tenggara Timur,” katanya.
Menurutnya, antusias keterlibatan wisatawan mancanegara dalam kegiatan sail itu terus meningkat setiap tahunnya. Kondisi itu, kata dia, menunjukkan semakin banyak pula wisatawan yang tertarik untuk datang dan menikmati kekayaan budaya dan wisata di Provinsi Selaksa Nusa itu, sebelum melanjutkan ke sejumlah daerah lain di Indonesia.
“Untuk itulah kita di pemerintah daerah juga terus dituntut untuk terus melakukan pembenahan baik sarana dan prasarana di destinasi wisata, soal kebersihan kota, hingga masyarakat kita yang selama ini menurut wisatawan selalu ramah menyambut mereka,” katanya.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata NTT Benni Wahon mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah agenda untuk para peserta sail selama berada di Kota Kupang. “Hari ini dilakukan penyambutan para peserta, kemudian juga akan dilakukan city tour ke sejumlah kawasan wisata di Kupang ini,” katanya.
Ia mengatakan, Dinas Pariwisata Provinsi NTT bersama Pemerintah Kota Kupang juga akan menggelar gala dinner bersama dengan para peserta, sebelum pada 5 Agustus bertolak ke sejumlah kawasan wisata lainnya di NTT.
Setelah berada di Kupang, selama sekitar sepekan, para peserta bertolak ke berbagai destinasi di provinsi berbasis kepulauan itu, sebelum berkumpul di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Pulau Flores. “Mereka akan berada di NTT selama satu bulan, sebelum semuanya berkumpul di Labuan Bajo pada akhir Agustus 2017, untuk melanjutkan perjalanan ke daerah lain di Indonesia,” katanya.
Kadis Pariwisata Kota Kupang, Ester Muhu, mengatakan, ada 22 yacht dengan 70 peserta Sail Indonesia 2017 mengunjungi Kota Kupang dalam rangkaian Sail Indonesia, jelas Kadis Pariwisata Kota Kupang, Ester Muhu kepada MediaNTT.com(Kamis,3 Agustus 2017) di Resto 999 tempat berlangsungnya penyambutan peserta.
“Seharusnya ada sekitar 130 yacht yang mampir ke Kupang namun cuaca atau badai di India, memaksa 60 yacht berbelok haluan ke Tual,” kata Ester kepada mediantt.com.
Ester Muhu berharap, para peserta Sail Indonesia dapat membawa informasi wisata budaya Kupang untuk dipromosikan ke negara asalnya. “Khusus pengurusan administrasi, imigrasi dan bea cukai telah siapkan Layanan Satu Atap di Kantor Lurah LLBK, yang memudahkan para peserta Sail Indonesia 2017,” katanya.
Pantai Kotor
Secara terpisah, sejumlah wisatawan peserta Sail Indonesia 2017 mengeluhkan Pantai Koepan yang terkesan jorok atau kotor dan tidak terjaga kebersihannya.
“Saya sangat menyukai Kupang saat kunjungan pertama. Saya langsung jatuh hati dengan keramahan orang Kupang, makanan tradisional (sea food/makanan laut), langit yang cerah, namun kami sesalkan kondisi pantai yang kotor dipenuhi sampah sehingga kami takut berenang dan mandi di laut,” tutur Alexandria, 26, wisatawan asal Polandia. (rony/ant)