LEMAU – “Saya masih ingat apa yang saya sampaikan di penghujung periode pertama kepemimpinan selaku Bupati Lembata. Para perawat yang saya cintai ini, harus punya jiwa mencintai. Dengan demikian, perawat sudah pasti akan melayani masyarakat, khususnya pasien penuh rasa cinta,” ungkap Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, ST, MT, Jumat (15/3) di Lemau, Kecamatan Ileape Timur ketika memperingati Hari Ulang Tahun Perawat ke-45 tingkat Kabupaten Lembata.
Bupati Sunur mengatakan, orang-orang yang saya cintai ini (perawat) juga turut mencintai dalam hal kualitas pelayanan kepada masyarakat. Karena itu, sangatlah tepat jika tema hari ini luar biasa yaitu “Warga dan Masyarakat Sehat Bersama Perawat, Jadi Perawat Sehat Pasti Warga dan Masyarakat juga sehat”. Cinta itu sudah ada di dalam sumpah dan jabatan. Sentuhan perawat memang luar biasa dalam pelayanan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” tutur Sunur.
Dikatakan, perawat agar bisa lebih dimaanfaatkan lagi karena GOOD PAGI adalah sasaran kita bukan sekedar datang dan bicara tetapi bagaimana sentuhan dan pelayanan dengan cinta tadi supaya masyarakat belum lihat suntikan saja (jarum suntik) sudah sembuh. Padahal, masyarakat belum menjama obat sudah sembuh, karena didatangi oleh para perawat masuk dan melihat satu persatu, dengan menyapa GOOD PAGI sangat bagus. Kita pemerintah wajib menyapa masyarakat dari rumah ke rumah sebelum mereka pergi kerja atau ke kebun atau aktifitas lainnya sudah diperiksa kesehatannya. Karena tujuan saya, ujar Bupati Sunur, menyapa masyarakat supaya masyarakat sudah langsung tahu kontrol kesehatan sebelum ke Puskesmas. Pertimbangannya, kita memotong mata rantai ini sebelum ke puskesmas sudah sehat di rumah.
Menurut Bupati Sunur, masyarakat sehat kerena apa mungkin juga pengaruh lingkungan, jadi pengunjung atau petugas perawat menginformasikan masuk ke rumah-rumah ini kurang sehat lingkungannya, karena banyak debu. Supaya nanti sektor terkait berperan sesuai fungsinya, misalnya butuh pembangunan jalan atau air minumnya yang belum terjangkau ke desa. Persoalan lain bisa juga aspek lingkungan dimana kurang pepohonan dan aspek lainnya yang harus diperhatikan.
Semua aspek terkait sektor kesehatan ini, lanjut Sunur, para perawat harus segera informasikan kepada pemerintah supaya saya bisa mengambil suatu kebijakan untuk memotong mata rantai ini. Dimana masyarakat sering sakit mungkin sesak napas atau terserang Ispa. Karena debu masih ada dimana-mana. Kita bisa minta Kades menggerakkan masyarakat untuk menanam pohon di sekitar lingkungan tempat tinggal. Karena lingkungan sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat dan itu artinya kita sudah melaksanakan salah satu tujuan utama yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui tindakan preventif.
“Kita cegah dengan tindakan promotif melalui posyandu, kelompok-kelompok basis, komunitas-komunitas yang ada. Juga melalui tindakan kuratif serta recovery yaitu yang sakit itu dipulihkan kembali fisiknya, sama seperti fisioterapy. Kalau hal-hal ini kita lakukan, saya yakin jamaan tangan, tarikan napas, senyuman, tatapan para perawat itulah simbol kita sehat berarti perawat harus sehat baru melanyani warga masyrakat“, harap Bupati Sunur.
Di hadapan masyarakat, Bupati Sunur menyampaikan bahwa tahun 2019 ini Pemda membangun sebuah Puskesmas dengan dana sebesar Rp.6 miliar untuk kepentingan sarana prasarana infrasturktur kesehatan yang berlokasi di Lamaau.
Ada tujuh puskesmas dengan model yang sama dibangun di Kabupaten Lembata. Untuk itu, Kades segera persiapkan lahan strategis di pinggir jalan karena bangunan ini sangat munumental sehingga mudah dilihat dan dijangkau oleh warga masyarakat. Sedangkan seluruh fasilitas disiapkan oleh pemerintah untuk pelayanan masyarakat.
“Kalau masyarakat Lamaau tidak siapkan lokasinya maka saya akan pindahkan lokasinya ke Balolaliduli. Jadi Bapak Camat Ileape Timur membantu memfasilitasi agar proses bisa berjalan dengan lancar. Di hari ulang tahun yang ke 45 ini saya berpesan kepada perawat cintanya kalian jangan surut, cintanya setiap hari ditingkatkan kualitasnya maka kalian akan bangga melihat masyarakat ini kemana-mana tersenyum karena sehat. Mungkin masyarakat lupa perawat mana yang melayani dia pada saat sakit, tapi ada masyarakat pasti selalu ingat jadi kerja tanpa pamri tanpa pilih kasih,” harap Sunur.
Menurut Bupati Sunur, dirinya sudah pernah menyampaikan kepada organisasi PEKKA Kabupaten Lembata bahwa, fasilitas yang diberikan dari pemerintah dalam bentuk simbolis itu adalah, sebuah mesin jahit yang diterimah ole Ibu Jaheriah Johor selaku penunjang kegiatan di PEKKA.
Eliaser Yenthji Sunur juga berharap agar mesin jahit yang diberikan itu harus bisa dimaanfaatkan dan dikapitalisasi dalam bentuk lain jadi satu mesin jahit yang di kasih akan mengahasilkan turunan yang banyak. Jangan kita lihat bentuknya tapi hasil akhirnya apa yang di buat dari mesin jahit tersebut. Karena ini adalah kepercayaan yang diberikan dari pemerintah terhadap PEKKA untuk bisa bekerja sama dengan PKK guna meningkatkan aktifitas ekonomi dikabupaten Lembata,” pesan Bupati Lembata.
Terhadap kegiatan peletakan batu pertama Kapela Baolaliduli yang ke depanya direncanakan mekar menjadi stasi itu. Perlu disadari bahwa kita tidak hanya sekedar meletakan batu pada rumah kapela saja tetapi bagamana kita meletakan fundasi iman kita sebagai umat Tuhan maka perlu ditingkatkan, kualitas iman kita, Iman pikiran serta kualitas iman yang sehat.
Perlu diketauhi, pada kegiatan tersebut hadir juga semua pimpim OPD, Camat Ileape Timur, para kepala desa dan BPD se Kecamatan Ileape Timur, utusan organisasi PEKKA se kabupaten Lembata dan seluruh warga masyarakat Desa Baolaliduli. (Viky-Tim Kominfo Lembata)
Ket Foto : Bupati Lembata Eliaser Yenthji Sunur bersama rombongan diterima secarah adat di desa Baolaliduli. (foto:Vq)