Oelamasi, mediantt.com – Bupati Kupang, AyubTitu Eki mengutuk tindakan biadab kawanan pencuri ternak yang belakangan kembali meresahkan warganya, di wilayah Kecamatan Fatuleu Barat, Amfoang Utara, Kupang Barat, Amabi Oefeti dan Amarasi. Akibat aksi kawanan pencuri sapi itu, empat orang warga tewas dibacok.
“Kasus pencurian sapi sangat meresahkan warga Kabupaten Kupang karena semakin meningkat di daerah ini. Sudah empat warga yang meninggal akibat dibacok gerombolan pencuri sapi,” kata Bupati Kupang Ayub Titu Eki kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (8/6).
Bupati Ayub menjelaskan, aksi pencurian sapi sekarang sudah mulai merambah ke wilayah pedalaman Kabupaten Kupang, sehingga membuat masyarakat bertambah resah.
Titu Eki yang didampingi Kabag Humas Stefanus Baha itu menjelaskan,kasus pencurian sapi marak terjadi di Kecamatan Fatuleu Barat, Amfoang Utara, Kupang Barat dan Amabi Oefeto serta wilayah Amarasi.
Selain menyebabkan empat korban meninggal, aksi pencurian itu menyebabkan puluhan ekor sapi milik warga digasak kawanan pencuri ke luar Kabupaten Kupang.
Ia juga mengatakan, para pelaku tidak segan melakukan kekerasan fisik terhadap warga apabila memergoki aksi pencurian sapi yang dilakukan pelaku yang masuk ke desa-desa menggunakan mobil pick up untuk mengangkut hasil jarahannya.
“Salah satu peternak sempat diikat dibatang pohon di kawasan hutan oleh pencuri. Korban dilepas setelah pelaku menggasak beberapa ekor sapi milik korban,” kata Titu Eki.
Menurut Titu Eki, kawanan pencuri sapi menguliti sapi curiannya di kawasan hutan yang jauh dari pemukiman warga lalu meninggalkan kulit dan kepala di lokasi pemotongan hewan curian.
“Para pelaku sering meninggalkan kulit dan kepala sapi di hutan, sedangkan daging sapi diangkut menggunakan mobil yang telah disiapkan pelaku,” tegas Titu Eki.
Titu Eki menduga ada jaringan yang melibatkan warga setempat yang berperan memberikan berbagai informasi kepada para pelaku. “Kemungkinan sudah ada jaringan di desa itu karena tidak mungkin pelaku mengetahui lokasi ternak sapi milik warga berada,” ujarnya.
Orang nomor satu di kabupaten penghasil ternak terbesar di Provinsi NTT ini meminta warga Kabupaten Kupang agar tidak mengandalkan aparat kepolisian dalam mengatasi kasus pencurian ternak, karena personil kepolisian sangat terbatas.
Ia mengharapkan warga mulai menggiatkan kembali Siskamling (sistem keamanan lingkungan) dengan melakukan ronda malam secara bergilir sehingga mampu meredam aksi pencurian sapi di daerah tersebut.
Ia mengatakan, melalui siskamling akan meningkatkan kepekaan masyarakat dan daya tanggap setiap warga masyarakat dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban lingkungan masing-masing.
“Warga tidak perlu panik dengan maraknya kasus pencurian sapi. Masyarakat harus mengintensifkan ronda pada siang maupun malam hari untuk memudahkan identifikasi terhadap pelaku pencurian,” kata Titu Eki.
Selain mengaktifkan ronda, kata Titu Eki, perlu juga menggelar ritual adat mengutuk para pelaku pencurian sapi milik warga, termasuk bersekutu dalam doa bersama di gereja agar kawanan pencuri tidak akan beraksi lagi. “Hanya doa dan ritual adat yang bisa membuat para pencuri jerah. Kita punya pengalaman seperti itu, karena itu saya minta warga gunakan pola doa bersama itu,” saran Titu Eki. (jdz)
Ket Foto : Bupati Kupang, Ayub Titu Eki, ketika memberikan keterangan pers kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (8/6).