KUPANG – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, NTT menjadi salah satu daerah prioritas perhatian dari Kementerian ESDM. Kementeriannya akan berupaya optimal untuk meningkatkan penyediaan listrik dan air minum di NTT.
“Hati saya pasti di NTT. Coba aja, bawa foto saya tanpa nama dari Atambua sampai Kupang, dari Larantuka sampai Labuan, pasti orang tau saya. Saya jarang sekali melakukan peresmian. Dari 200 peresmian proyek kementerian ESDM, saya hanya kebagian sepuluh termasuk hari ini di NTT. Saya biasanya pilih daerah yang butuh perhatian lebih,” kata Jonan saat Peresmian Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU TS), Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) dan Sumur Bor Air Bersih untuk NTT di Sekolah Luar Biasa Negeri, Kelapa Lima Kota Kupang, Sabtu (23/3) sore.
Menurut Jonan, Kementerian ESDM bertekad membantu pemenuhan kebutuhan listrik dan air masyarakat NTT. Ratio Elektrifikasi di NTT merupakan yang terendah di Indonesia. Hanya sekitar 62 persen, berada di bawah Maluku dan Papua. Papua sudah mencapai 90 persen lebih.
“Kami sudah sepakat. PLN akan mati-matian memenuhi sampai 90 persen lebih. Hanya kami minta, kalau kesulitan lahan dan lain sebagainya, Pemprov dan kabupaten/kota bisa membantu kami mengatasi ini,” jelas mantan Menteri Perhubungan tersebut.
Kata dia, dalam mendukung upaya peningkatan elektrifikasi di NTT,1 kementerian ESDM juga akan terus meningkatkan pengadaan PJUTS. Juga LTSHE untuk rumah-rumah masyarakat yang tidak mampu bayar listrik dan tidak punya jaringan PLN.
“Tahun 2018, PJUTS untuk NTT 1.034 titik. Tahun 2019, dari sekitar 21.280 seluruh Indonesia, NTT dapat 1.000. Gini aja, ini NTT dapat sepuluh persen atau 2.000 titik untuk penerangan jalan di NTT. NTT usul aja selama lima tahun, butuh PJUTS berapa supaya bisa dicicil selama 5 tahun. Untuk masyarakat yang ada jaringan listrik, tapi tidak mampu bayar biaya sambung, kami bersama PLN carikan biaya sambung. Untuk LTSHE, tahun ini jatahnya NTT hanya sekitar 13 ribu tapi saya tegaskan dengan teman-teman, kita naikan sampai 25 ribu,” jelas mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia tersebut.
Khusus untuk pengadaan air bersih,kata Jonan,dirinya bersama jajaranya juga akan berupaya maksimal. Karena kebutuhan air bersih sangat vital. Listrik tidak ada, masih bisa pakai lilin atau lampu pijar. Sementara air bersih tidak bisa diganti terlebih untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
“Air ini sangat penting, jauh lebih penting dari penerangan. Tahun lalu, NTT hanya dapat 11 unit dari 506 unit pembangunan sumur bor di seluruh Indonesia. Saya secara pribadi agak menyesal. Karena saya tau daerah ini kebanyakan sulit air. Tahun 2019, dari 650 pembangunan sumur bor, 15 unit alokasi buat NTT. Tapi udah aja, NTT ditambahin jadi 50 titik, bisa layani 150 ribu sampai 200 ribu jiwa. Kita akan kurangi satu atau dua dari daerah lain demi NTT. Kalau ada kesulitan lahan, tolong pa Gubernur atau Wagub dan teman-teman kepala daerah, bisa memfasilitasi untuk atasi hal ini,” tegas Ignas Jonan.
Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi, sangat mengapresiasi perhatian Pemerintah Pusat melalui Kementerian ESDM bagi NTT. Dalam spirit NTT Bangkit Menuju Sejahtera, Pemerintah Provinsi terus bertekad untuk membangun JaLA (Jalan, Listrik dan Air) yang lebih baik.
“Ignasius Jonan merupakan my old friend. Dia datang ke sini untuk menerangi NTT yang masih gelap gulita dan kekurangan air bersih. Pa Jonan memiliki keserasian yang sangat erat dengan NTT, sulit dipisahkan oleh apapun juga,” kata Wagub.
Dengan adanya dukungan dari Kementerian ESDM, lanjut Wagub, kebutuhan listrik dan air akan dapat terpenuhi. Dukungan kuat dari seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat NTT juga membantu mempercepat terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat NTT.
“Kesejahteraan merupakan manifestasi dari Pancasila. Karena pada akhirnya output Pancasila merupakan keadilan sosial dan outcomenya adalah kesejahteraan. Kami akan ganggu terus pa Menteri dan beserta jajarannya supaya memperhatikan NTT,” kata Nae Soi.
Untuk diketahui, Tahun 2018 ada 1.034 PJUTS meliputi tiga kabupaten/kota yakni Kota Kupang sebanyak 175 titik, Kabupaten Belu ada 425 titik dan Manggarai Barat ada 434 titik. LTSHE Tahun 2018 berjumlah 4.288 unit yang tersebar pada 52 desa di 9 kabupaten yakni Ende, Flores Timur, Lembata, Alor, TTS, TTU, Belu, Sumba Timur dan Sumba Tengah.
Sementara untuk Sumur Bor Tahun 2018 sebanyak 11 buah yang tersebar di Kabupaten Rote Ndao 2 unit, Alor 1 unit, Belu 6 unit, TTU 1 unit dan Malaka 1 unit.
Dalam kesempatan tersebut diadakan penekanan secara simbolis tombol Peresmian dan penyerahan secara simbolis PJUTS kepada Wagub dan Wakil Walikota Kupang.
Penandatanganan Prasasti Peresmian Sumur Bor oleh Menteri ESDM smerta penyerahan secara simbolis LTSHE kepada perwakilan masyarakat dari 9 kabupaten. (hms/aven)