Kalabahi, mediantt.com — Seluruh elemen masyarakat dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Kabupaten Alor, dengan tegas menolak kehadiran dan pergerakan Islamic State of Irac and Sirya (ISIS) yang datang mengganggu stabilitas kerukunan umat beragama di Alor. Kehadiran paham radikal ISIS di Alor bukan dilakukan oleh orang Alor, tapi dilakukan oleh orang dari luar. Paham radikal tersebut harus dicegah agar tidak meluas.
Demikian intisari dialog bersama yang dihadiri FKUB, Majelis Ulama Indonesia (MUI), tokoh agama dan pemuka agama di Markas Polres Alor, Kamis (6/8/15) siang. Dialog tersebut ditandai dengan deklarasi bersama menolak paham radikal ISIS masuk di Nusa Kenari.
Ketua FKUB Alor, Pdt Yakobus Pulamau mengatakan, kehadiran paham radikal ISIS di Alor perlu dicegah sehingga tidak menjadi persoalan besar dan meluas. Menurut Pulamau, penangkapan tiga terduga ISIS, tentunya sangat mengejutkan karena sama sekali diluar dugaan FKUB. “Saya kira bukan FKUB saja, tapi gereja dan mesjid juga sesalkan. Tugas kita mengeliminir ini supaya jangan meluas, sebab Alor ini punya nilai tersendiri. Alor punya toleransi dan itu luar biasa. Kita tidak mungkin kasih pecah periuk hanya karena kita lapar,” katanya.
Dia mengatakan, FKUB sangat menyesali kejadian yang menghebohkan ini, karena Alor selama ini sudah dianggap sebagai daerah persaudaraan. Karena itu, semua pihak harus bertekad untuk terus menjaga tolerasi dengan baik.
Ketua MUI Kabupaten Alor, H. Abdul Kadir Kawali mengatakan, merasa terganggu dengan penangkapan dugaan radikal ISIS yang merusak kerukunan umat di Alor. Menurut dia, kehadiran paham ini dianggap mengganggu keutuhan NKRI dan merongrong demokrasi.
Kepala Kementerian Agama Kabupaten Alor, Muhammad Mahraban mengatakan, SU merupakan terduga ISIS yang perlu diperangi bersama. Menurut dia, SU datang dari Bekasi dan diduga terlibat dalam jaringan radikal tersebut. “Kita punya nama Alor dieluk-elukan, tapi Alor ini yang bekin rusak tiga orang. Pak Kapolres jangan pulangkan lagi, kasih tidur mereka di sana. Kita harus buat deklarasi untuk perangi ISIS di Alor ini. Kita harus pulihkan Alor ini,” tandasnya.
Dia menyebutkan, paham radikal ISIS ini bukan dilakukan oleh orang Alor, tapi dari luar Alor. Menurut dia, tulisan dan sebaran yang diedarkan oleh para teduga ini sangat berbahaya jika disebarkan ke masyarakat luas. “Saat ini bapak Kapolres dan semua kita punya tugas bersama untuk beri pemahaman kepada masyarakat dan umat bahwa itu perbuatan dari orang luar, bukan orang asli Alor. Jangan sampai Alor ini dirusaki oleh orang-orang dari luar,” ujarnya.
Kepala Kesatuan Bangsa dan Poliitk (Kesbangpol) Kabupaten Alor, Ilham Duru menambahkan, dalam rapat sebelumnya telah disepakati bahwa Alor tertutup bagi semua aliran-aliran radikal. Menurut dia, semua pihak harus berperan untuk menutup semua ruang agar tidak mudah dipengaruhi oleh pihak luar termasuk radikal ISIS. “Masalah ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, itu patut kita lakukan pencegahan. Jangan kita anggap sepele,” katanya.
Warga Kelurahan Binongko, Maskur Koho mengatakan, Kelurahan Binongko telah mendeklarasikan diri bebas dari paham radikal ISIS. Warga lainnya, Alamudin Tolang menuturkan, apa yang terjadi di Binongko dilakukan oleh orang yang datang dari luar bukan dilakukan oleh orang Alor.
Dandim 1622 Alor, Letkol Inf.Ahmad Marzuki mengatakan, semua pihak harus mewaspadai orang-orang yang datang dari luar termasuk keluarga sekalipun. Tokoh agama, orang tua dan semua pihak harus memantau pergerakan anak-anak atau keluarga yang baru tiba dari luar termasuk pergaulan sehari-hari.
Kapolres Alor, AKBP I Made Sugawa menegaskan, prinsipnya semua orang harus menjadi polisi sendiri dan harus mewaspadai orang-orang baru.”Paham radikal harus ditolak karena akan memecah belah kerukunan antar umat beragama di Alor,” tegas Sugawa. (joka)
Foto : Kapolres Alor, AKBP I Made Sugawa, Dandim 1622 Alor, Letkol Inf Ahmad Marzuki, pose bersama elemen masyarakat dan FKUB, setelah mendeklarasikan tolak paham radikal ISIS di Mabes Polres Alor, Kamis (6/8/15).