MANDIRI Tak Pernah Jual Program Taman Hayal

oleh -53 Dilihat

Daieko, mediantt.com — Pasangan calon bupati dan wakil bupati Sabu Raijua, Ir Marthen Luther Dira Tome-Nicodemus Rihi Heke, yang populer dengan tagline MANDIRI, tak pernah mengumbar janji kosong. Pasangan petahana ini telah memberi bukti nyata kepada masyarakat Sabu Raijua. Karena itu, tidak berlebihan jika Dira Tome memastikan bahwa Paket Mandiri Jilid II ini tidak pernah menjual program taman hayal, terutama dalam menghadapi Pilkada di Bumi Para Dewa itu, 9 Desember nanti.

“Kami tidak bisa menjanjikan hal yang muluk-muluk apalagi program gratis, karena itu adalah program taman hayal. Bagi Paket Mandiri adalah cara membawa Kabupaten Sabu Raijua menjadi kabupaten yang inovatif, maju dan bermartabat sesuai visi dan misi kita bersama selama periode pertama kami memimpin daerah ini,” tegas Marthen Dira Tome dalam orasi politiknya pada kampanye terbatas di Desa Daieko, Kecamatan Hawu Mehara, Selasa (6/10/2015).

Dia menjelaskan, setelah hampir lima tahun bersama rakyat melaksanakan berbagai program pembangunan di Kabupaten Sabu Raijua, tak bisa dipungkiri bahwa berbagai kemajuan pembangunan telah dinikmati rakyat, tetapi juga harus diakui kalau masih terlalu banyak cita-cita dan harapan yang belum dapat digapai. “Ini bukan merupakan bagian dari kegagalan pemerintahan selama lima tahun, tetapi kurun waktu lima tahun justru menjadi sangat singkat untuk menjawab seluruh cita-cita dan harapan yang hendak dicapai,” tegas Dira Tome, yang lebih familiar si Sabu Raijua dengan sapaan Ma Tade.

Menurutnya, dalam perjalanan kepemimpinan periode pertama ternyata tidak hanya pembangunan yang telah diprogramkan dilakukan tetapi bersamaan dengan itu berbagai potensi daerah ini yang belum pernah terpikirkan dan juga belum nampak, saat ini justru semakin mengemuka dan tampak, ini akan menjadi sumber penghasilan dan kekayaan baru untuk menghidupkan rakyat dan membangun daerah ini.

“Paket Mandiri hadir di setiap pertemuan maupun kampanye selalu menyampaikan visi dan misi yang akan di lakukan lima tahun kedepan jika rakyat berkenan memilih kami kembali memimpin daerah ini. Kami telah bekerja keras selama empat tahun terakhir ini,” katanya.

Ia mengatakan, Sabu Raijua pernah diekspos oleh media bahwa termasuk dalam lima DOB terburuk hasil evaluasi Dirjen Otda, sehingga sempat menjadi isu negatif di tengah masyarakat. Padahal apa yang diberitakan media itu merupakan hasil evaluasi ketika Sabu Raijua masih dijabat oleh seorang Penjabat Bupati. Selama memimpin Sabu Raijua, kata dia, pihaknya terus berusaha meningkatkan skor yang menjadi indikator penilaian bagi DOB oleh Dirjen Otda.

“Perlu kami jelaskan bahwa saat itu Sabu Raijua hanya mendapatkan skor 40 ketika masih dijabat oleh Penjabat Bupati, Thobias Uly, dimana hasil evaluasi  itu pada tahun 2009-2010. Ketika kami menjabat tahun 2011 kami berusaha meningkatkan skor tersebut menjadi 64, kemudian naik menjadi 71 dan sekarang menjadi 76,2,” papar suami dari Ny Irna Dira Tome ini.

Dia memaparkan,  untuk memperoleh hasil evaluasi yang baik dari Dirjen Otda,  Pemerintah harus bekerja keras untuk mencapai berbagai indikator yang akan dinilai. Indikator yang dinilai tersebut yakni meliputi peningkatan infrastruktur, peningkatan ekonomi masyarakat, pelayanan publik serta sejumlah indikator lainnya.

“Untuk itu maka berbagai kebijakan serta terobosan telah kami lakukan di Sabu Raijua. Bukan semata-mata untuk mengejar penilaian dari Dirjen Otda tapi bagaimana kami menjawab setiap kebutuhan masyarakat dan daerah. Sebagai daerah otonomi baru maka kerja keras harus kami lakukan, terutama bagaimana meningkatkan perekonomian masyarakat,” tambahnya.

Dia menambahkan, PAD Sabu Raijua pada masa Penjabat Bupati Thobias Uly hanya Rp 300 juta. Namun dengan kerja keras selama 4 tahun terakhir, kini PAD Sabu Raijua telah berada di angka Rp 26,8 miliar. “Kita malah berada diatas Kabupaten lain yang lebih dulu menjadi Kabupaten otonom,” tandas Dira Tome.

I ajuga menjelaskan, sebagai putera daerah yang memiliki cita-cita dan rasa tanggung jawab untuk membangun dan memajukan Sabu Raijua, dirinya bersama Rihi Heke telah mencalonkan diri sebagai salah satu tim kandidat calon bupati dan calon wakil bupati. Apa yang menjadi visi dan misi untuk periode kedua jika rakyat berkenan merupakan program lanjutan dari pikiran dan perenungan yang dalam dan disesuaikan dengan kondisi kebutuhan daerah terkini yang belum tercover pada pembangunan periode pertama akibat keterbatasan waktu dan anggaran.

“Kami tentu berharap pikiran ini bukanlah mimpi yang tidak mungkin menjadi kenyataan tetapi ini merupakan cita-cita dan harapan yang sangat mungkin dan mudah di capai. Dengan bantuan dan kerja sama seluruh rakyat Sabu Raijua yang penuh semangat untuk berkembang dan maju serta dengan ridho dan rakhmat Tuhan yang penuh kasih itu, perjuangan ini pasti sukses,” katanya.

Motto “Orang Sabu Raijua Juga Bisa” lanjut Dira Tome, bukanlah sekedar semboyan kosong sepasang kandidat, tetapi merupakan tekad dan nekat dari orang Sabu Raijua untuk keluar dari ketertinggalan dan secepatnya berada sejajar dengan penduduk Kabupaten lain di NTT. “Kami percaya Tuhan akan berkenan terhadap semua rencana yang membawa kebaikan bagi umat-Nya. Untuk itu berbagai program prioritas yang akan di kerjakan oleh pemerintah dan rakyat lima tahun mendatang jika masyarakat memilih dan Tuhan berkenan kami kembali memimpin daerah ini,” tegasnya.

Kabupaten yang inovatif, ialah Kabupaten Sabu Raijua yang para pejabat dan semua penduduknya mampu melihat peluang untuk memanfaatkan dan mengoperasionalkan semua sumber daya manusia, budaya, alam dan semua peluang teknologi perangkat keras dan lunak yang ada di Sabu-Raijua dan dari luar Sabu-Raijua, demi kesejahteraan penduduk Sabu Raijua.

Maju dan bermartabat adalah manifesto dari cita-cita untuk menciptakan peluang kerja multi sektoral yang dapat meningkatkan pendapatan, pemeliharaan kesehatan yang lebih baik, pendidikan yang lebih tinggi bagi generasi mudanya. Secara psikologi-sosial hal ini bermakna menumbuhkan semua lapisan masyarakat Sabu Raijua menjadi lebih percaya diri dan maju.

Penduduk Sabu Raijua tidak perlu selalu mendapat julukan sebagai “masyarakat miskin dari pulau terisolir”. Mereka sekarang bangkit, percaya diri, berjuang menggapai kemajuan, meningkatkan kesejahteraan untuk mengejar ketertinggalan dan melampaui daerah lainnya di Nusa Tenggara Timur.

Dia menjelaskan, Paket Mandiri memiliki enam misi pembangunan yang akan dilaksanakan lima tahun kedepan yakni pertama, Mewujudkan Sabu Raijua yang Maju dan Bermartabat sebagai beranda depan NKRI yang terbuka dan terkoneksi dengan berbagai pusat-pusat pertumbuhan guna menopang kemandirian Ekonomi secara produktif, stabil, adil dan sustainable.

Kedua, terus mengupayakan penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan melalui sektor primer pertanian dan kemaritiman yang quick yielding serta sektor sekunder dan tersier lainnya yaitu pembangunan Ekonomi dengan pendekatan “Amphibi” peningkatan pemeliharaan kesehatan dan pendidikan masyarakat.

Ketiga, mendorong dan memotivasi masyarakat berpatisipasi dalam seluruh aspek pembangunan hingga terwujudnya pembangunan yang inklusif yang bermuara pada peningkatan Ekonomi keluarga serta kesejahteraan yang Sustainable

Keempat, Mendorong dan memotivasi masyarakat berpatisipasi dalam seluruh aspek pembangunan hingga terwujudnya pembangunan yang inklusif yang bermuara pada peningkatan Ekonomi keluarga serta kesejahteraan yang Sustainable

Kelima, Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memaksimalkan berbagai sumber daya . Keenam, Mewujudkan masyarakat Sabu Raijua yang maju, berkualitas hidup tinggi, adil dan sejahtera yang berlandaskan norma budaya dan hukum. Ketujuh, Memaksimalkan pengawasan dan reformasi birokrasi secara provisional menuju aparatur yang profesional dan fasilitatif. (joe/jdz)