Rider Aljazair Emile Van Niekerk saat memasuki garis finish etape II.
ATAMBUA, mediantt.com – Melintasi dua Pos Lintas Batas Negara (PLBN), Wini dan Mota Ain dengan rute yang cukup menantang antara tanjakan, turunan dan tikungan tajam dengan panorama alam nan eksotis dengan hamparan bukti batu dan pantai yang indah, akhirnya rider asal Aljazair, Emile Van Niekerk, jadi orang pertama yang masuk finish di lapangan depan Mako Brimob Atambua, Kamis, 11 September 2025.
Emile dari Tim Madar Pro Cyling dinyatakan juara pertama pada etape 2 balap sepeda Tour de EnTeTe dan berhak atas Green Jersey (jersey hijau). Emile juara tunggal dengan total nilai 20 poin. Emile juga terpilih sebagai rider terbaik dan juga terpilih sebagai juara pada klasifikasi print.
Menyusul rider terbaik Indonesia diraih Muhamad Paihan Maulidan dan Kom Polkadat oleh Muhamad Herlangga dan Matej Drinovec dari Auatralia memenangkan klasifikasi umum dan berhak mendapat jersey kuning.
“Terima kasih untuk seluruh tim yang sudah bekerja keras dan mendukung saya. Rute hari ini penuh tantangan, banyak tanjakan dan turunan curam, tetapi kami bisa melewatinya dengan baik,” kata Emile dalam bahasa Inggris.
Dia dibayang-bayangi Mattheus Philip Wifje, rider asal Belanda sebagai juara II dengan catatan waktu 3.53.09 menyusul Abiva Pascual dari Filipina dengan catatan waktu 3.53.09 sebagai juara III.
Pada etape II balap sepeda internasional Kefamenanu-Atambua diikuti oleh 77 rider dari 79 rider pada etape I. Dua rider asal Timor Leste dan Mesir absen, karena fisik kurang fit setelah menyelesaikan etape I Kupang-Kefa pada Rabu, 10 September 2025.
Etape 2 mengambil titik star di halaman Kantor Bupati TTU. Para pembalap dilepas oleh Wakil Bupati TTU, Kamilus Elu didampingi pejabat dari Provinsi NTT dan Forkopimda TTU. Wabup Kamilus mengangkat bendera star tepat pukul 09.00 Wita.
Para pembalap mengitari Kota Kefa lalu memulai balapnya dengan tanjakan menuju lintas utara Wini. Para pelajar dan masyarakat umum antusias menyaksikan event bergengsi balapa sepeda internasional yang pertama kali digelar di NTT dengan lintasan panjang Timor, Sumba dan Flores. Mereka histeris dan meneriakan bule-bule terhadap pembalap asal Eropa seperti Perancis dan Belanda.
Dalam sambutan sebelum melepas para pembalap, Wabup Kamilus mengatakan, balap sepeda tidak sekadar roda sepeda berputar di badan jalan tapi menorehkan sejarah yang tetap dikenang. Kehadiran rider di TTU adalah satu kehormatan bagi masyarakat TTU.
Dalam pesta olahraga balap sepeda ini, katanya, jalan tajam dan terjal membawa nilai perjuangan. Dan, event ini meningkatkan persaudaraan tanpa batas negara. Dia menyampaikan selamat bertanding kepada para pembalap dan selamat menikmati panorama alam TTU.
Laju sepeda para pembalap terus dipacu menyusuri tanjakan tajam dan panjang di Kiuafot, Runpene, namun penuh perjuangan para pembalap bisa melewati walau ada pembalap yang jatuh di turunan tajam Manamas dan dirawat tim medis. Pada tanjakan pertama yang tajam dan panjang, pembalap Timor Leste tertinggal di belakang sedangkan 9 pembalap dari Perancis, Belanda, Indonesia terus memimpin di garis depan. Dan, lainnya berada di tengah rute dengan jarak tempuh 144,7 kilometer.
Para pembalap terus berjuang untuk menyelesaikan etape II tersebut dan dalam perjalanan tiga pembalap atas nama Alzidan Faris Raqila asal Solo, Jawa Tengah, Ridho dari Pontianak dan Mr. Rench Michael Avarca Bondoc asal Filipina jatuh di lintasan sebelum Wini dan dilarikan ke UGD Puskesmas Wini.
Dengan demikian, pada etape II ada empat pembalap tidak mencapai finish dan disambut Bupati Belu, Willybrodus Lay, pimpinan Forkopimda, Kadis PMD Provinsi NTT, Viktor Manek, pimpinan instansi vertikal, pimpinan BUMN/BUMD dan tamu undangan lainnya
Warga Kabupaten Belu pun sangat antusias menyambut dan menyaksikan rombongan pembalap sepeda internasional Tour de EnTeTe tiba di garis finis etape 2 di depan Mako Brimob Atambua.
Ribuan warga tumpah ruah di sepanjang jalan hingga titik finish, memberikan dukungan dan sambutan hangat bagi para atlet dari 13 negara yang ambil bagian dalam ajang bergengsi ini.
Magdalena Seran yang ditemui di lapangan Mako Brimob mengaku senang menyaksikan para pembalap memasuki Kota Antambua. Dia mengaku tak membayangkan orang naik sepeda dari Kefa ke Atambua mengikuti Wini hanya ditempuh dalam waktu kurang lebih 4 jam.
“Ini pembalap bule dong memang jago-jago. Dong lari macam orang balap motor atau mobil saja. Ngeri lihat mereka mendayung sepeda dan datang dari negara mereka yang jauh hanya untuk balap sepeda. Saya berharap lomba seperti ini terus berlanjut tahun depan sehingga kami bisa menonton lagi,” kata Magda sambil mengajak anaknya untuk foto bersama pembalap bule.
Bupati Wilibordus Lay mengaku bangga dan berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi NTT yang memilih Belu sebagai wilayah etape II bagi para pembalap. Dia juga berteriam kasih kepada para pembalap yang sudah datang ke Rai Belu.
Bupati Wili berharap, para pembalap mewartakan keindahan dan keramahan masyarakat Belu kepada sahabat kenalan di negara asal mereka agar mau datang dan menikmati destinasi wisata serta budaya masyarakat Belu.
“Ya, saya atas nama pemerintah dan masyarakat Belu patut berteriam kasih kepada Pak Gubernur dan jajaran yang telah menyelenggarakan event internasional balap sepeda. Semoga event ini dipertahankan pada masa mendatang,” kata Bupati Wili usai memakaikan jersey dan menyerahkan hadiah kepada para juara. (*/jdz)











