Layanan Pelayaran di NTT Lumpuh Total

oleh -57 Dilihat

Kupang, mediantt.com — Layanan pelayaran dari dan ke berbagai tujuan di Nusa Tenggara Timur lumpuh total. Hal ini lantaran lintasan Kupang – Rote Ndao berisiko terkena dampak cuaca buruk.

“Berhubung cuaca buruk, maka khusus untuk lintasan Kupang-Rote Ndao yang tiga hari terakhir disiasati untuk tetap berlayar dengan diberangkatkan lebih awal, ditutup untuk dua hari ke depan,” kata General Manajemen PT Fery Indonesia Cabang Kupang, Arnol Jansen melalui pesan singkat kepada Antara di Kupang, Jumat (5/6/2015).

Menurut dia, dengan ditutupnya lintasan Kupang-Rote Ndao itu, maka seluruh lintasan pelayaran ke berbagai daerah tujuan di Nusa Tenggara Timur lumpuh total terhitung hari ini, Jumat (5/6) setelah sebelumnya Rabu, (3/6) lintasan Kupang-Sabu dan Kupang-Aiemere-Waingapu ditutup.

“Penutupan pelayaran dari dan ke berbagai daerah di wilayah kepulauan itu berlangsung sejak Rabu (3/6) dan diawali dari lintaan Kupang–Sabu Raijua, diikuti lintaan Kupang-Aimere-Waingapu di Pulau Sumba dan hari ini diikuti lagi Kupang-Rote Ndao,” katanya.

Kemungkinan pada pekan depan kondisi perairan Kupang-Aimere-Waingapu dan Kupang-Wibalun-Lewoleba dan Kupang-Sabu-Rote NDao serta Kupang–Rote Ndao diperkirakan normal dan layak untuk dilayari kembali.

“Ini berdasarkan perkiraaan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun El Tari Kupang yang menyatakan tinggi gelombang di wilayah perairan Nusa Tenggara Timur dalam dua hari ke depan, berada pada kisaran 4 – 5 meter, sehingga perlu diwaspadai oleh semua armada pelayaran,” kata Arnol.

Prakirawan cuaca pada Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Wahyu Argo kepada Antara di Kupang, Jumat (5/6), mengatakan tingginya gelombang laut tersebut dipicu oleh perbedaan tekanan udara yang signifikan antara Australia dengan 1028 hpa dengan Indonesia yang hanya 1014 hpa telah memicu terjadinya angin kencang.

“Diperkirakan kecepatan angin bertiup maksimal 30 knot sehingga dapat memicu tinggi gelombang pada kisaran dua hingga empat meter, sehingga perlu diwaspadai oleh para nelayan dan operator kapal motor penyeberangan (KMP) dan para nelayan yang beraktivitas dan melintasi perairan ini,” katanya. (jk/sta)