Kupang, mediantt.com – Krisis air bersih yang melanda Levo Lamalera dalam beberapa tahun terakhir, akhirnya berhasil diatasi oleh Penjabat Kepala Desa Lamalera B, Yoseph Demo Frui Bataona, S.Pd, yang akrab disapa Jepo. Berkat tangan dinginnya, saat ini warga Lamalera A dan B mulai kelimpahan air bersih. Ini berkat jasa tangan dingin Penjabat Kepdes yang juga guru Bahasa Inggris SMK Kelautan Lamalera itu.
Lamalera yang adalah salah satu destinasi wisata dunia karena penangkapan ikan paus secara tradisional, beberapa tahun belakangan terjebak pada persoalan yang sama; air bersih. Warga Lamalera A dan B, sungguh merasakan kesulitan air bersih. Sumber air yang selama ini diambil dari Lewuka, Kecamatan Wulandoni, sering mengalami gangguan teknis seperti pipa yang patah atau bocor. Yang lebih fatal, ternyata ada permainan oknum tertentu dalam sistem pendistribusian air. Kendala itu yang ditemukan Penjabat Kepdes Lamalera, Jepo Bataona, yang juga Wakil Ketua 2 Panitia Air Minum Levo Lamalera, ketika menggelar rapat perdana usai dilantik pada 18 Agustus 2016 lalu.
“Setelah pelantikan tanggal 18 Agustus, saya perintahkan pengalihan kunci air dari saudara Sekretaris Desa (Anton Asimu) kepada Bapa Rafael Boliona, dan saya melakukan pembaharuan jadwal pembagian giliran air,” kata alumnus FKIP Bahasa Inggris Unika Widya Mandira Kupang ini ketika dihubungi mediantt.com, Selasa (18/10).
Ia menuturkan, ketika menerima mandat sebagai Penjabat Kepdes Lamalera B, harapan warga yang dibebankan kepadanya adalah bagaimana mengatasi krisis air agar Levo Lamalera bisa berkelimpahan air. Tekad itu yang membuat dirinya berani melakukan gebrakan agar air bersih bisa teratasi. “Semua ini saya lakukan dengan mengesampingkan perasaan. Dan saya juga melihat ada perubahan mental dari para aparatur sejak dipercayakan menjadi Penjabat. Sejak itu saya selalu mengajak untuk bekerja sama dalam pelayanan kemasyarakatan. Dan saya senang, mereka mulai sadar dan enjoi dengan semuanya. Ini yang membuat saya merasa sangat terbantu,” tutur Guru Jepo yang fasih berbahasa Inggris ini.
Ia juga mengatakan, target yang akan dilakukan ke depan, setelah air bersih mulai teratasi, adalah membangun satu unit Bak Penambah Tekan (BPT) di Senaki, dekat sumber mata air. “Kami akan melakukan peremajaan pipa 3 dim dan 2,5 dim, dan diatas segalanya itu saya berharap agar semakin banyak anak Levo Lamalera yang punya sifat rela berkorban dan yang punya niat baik memperhatikan sesama,” tekad Jepo Bataona.
Ia menambahkan, “Peremajaan pipa sudah menjadi agenda penting yang harus didorong untuk dianggarkan tahun 2017. Saat ini sedang dilakukan pengelasan pipa on the spot oleh Polus Golo Bataona. Dan, apa yang dikerjakan dengan penuh cinta, berbuah cinta kasih melimpah bagi sesame warga Levo Lamalera”.
Terima Kasih
Atas sukses besar yang dilakukan Jepo Bataona, ia mendapat apresiasi dan penghargaan dari warga Lamalera, baik yang ada di Levo Lamalera maupun didiaspora. Semua menyatakan sukacita karena krisis air bersih yang selama ini menderah, sudah berhasil teratasi dengan baik.
“Terima kasih kepada Ama Jepo Bataona yang sudah melakukan yang terbaik untuk seluruh warga Levo Lamalera. Kerinduan akan air bersih yang melimpah akhirnya bisa terwujud oleh keberaniannya melakukan perubahan. Kita patut menyampaikan terima kasih kepada Ama Jepo dan perangkat desanya,” kata sesepuh Ikabela Kupang, Yosef Emi Tukan.
Hal yang sama dikatakan Ketua Ikatan Keluarga Besar Lamalera (Ikabela) Kupang, Ataburan Clemens Kedang. “Saya baru pulang dari Lamalera dan saya menyaksikan sendiri bagaimana orang Lamalera begitu senang dengan kerja keras Ama Jepo Bataona, yang mengutamakan menyelesaikan masalah air bersih. Kita berharap air bersih yang mulai baik ini terus dijaga dan ditingkatkan ke depan,” kata staf pengajar Unika Kupang ini.
Dari Larantuka, tokoh masyarakat Lamalera, Arnold Ebang, juga menyampakan proficiat untuk Bapa Jepo Bataona atas upaya nyatanya untuk Lamalera. “Hode sorro (terima kasih) anak Jefry Bataona, kepala desa Lamalera B. Itu dulu baru kepala desa. Bisa mencari solusi untuk kebaikan bersama warga Levo Lamalera,” kata mantan guru ini.
Camat Wulandoni, Paul Saba juga menyampaikan terima kasih kepada Penjabat Kades Lamalera B. “Warga Fung, Fuka Lere, Fusu Golo, bilang mereka senang karena air sudah lancar,” ujarnya, seperti dikutip dari status facebooknya, Saba Paul. Bagi dia, masalah pokok air di Lamalera itu adalah pengaturan atau distribusinya. “Masalah air di Lamalera itu hanya ada pada pengaturannya saja,” katanya.
Asal tahu, akibat krisis air selama ini, masyarakat Lamalera harus membeli dari Dusun Lamamanu dan Desa Lelata. Sebagian warga juga terpaksa minum air kongga yang diambil dari satu-satunya sumur di Faileu atau dari cela-cela batu cadas di Faiblolo atau Failere. Para tamu terutama wisatawan mancanegara, yang biasanya betah berlama-lama di Lamalera, harus mengurangi jadwalnya hanya karena masalah air. “Yang punya uang beli ke Lamamanu dengan harga per drom Rp 100.000 atau per jerigen 5 liter Rp 2000,” kata warga Lamalera A, Rison Tapoona. (jdz)
Ket Foto : Pejabat Kepala Desa Lamalera B, Yoseph Demo Frui Bataona alias Jepo Bataona (kanan), dalam sebuah aktifitas di pantai Lamalera.