Laka Lena Kader Utama Golkar dan Telah Berdarah-darah, Frans: Salang Kibuli Publik NTT

oleh -81 Dilihat

Frans Sarong

KUPANG, mediantt.com – Tudingan Sebastian Salang terhadap Melki Laka Lena terus menuai kritik balik. Setelah Wasekjen DPP Golkar Herman Hayong memastikan tidak ada juklak dan juknis yang mewajibkan Golkar buka pendaftaran cagub-cawagub, Ketua Bappilu Golkar NTT, Frans Sarong juga ikut bersuara keras.

Kepada wartawan di kantor Golkar NTT, Rabu (15/5), Frans Sarong membantah tudingan Salang dan menegaskan, Melki Laka Lena adalah kader utama Partai Golkar yang telah berdarah-darah bagi kemajuan Golkar NTT.

“Lah, si Salang itu sudah buat apa. Dia jangan mengibuli publik NTT. Pak Melki telah direkomendasikan oleh Rakorda pada tahun 2022 lalu, yang dihadiri seluruh DPD II se-NTT sebagai calon tunggal gubernur untuk ikut dalam kontestasi Pilgub NTT tahun 2024. Jadi tidak ada aturan yang dikangkangi Pak Melki Laka Kena,” tandas mantan Wartawan harian Kompas ini.

Frans menjelaskan, keputusan Golkar tidak membuka pendafatran bakal calon karena Golkar memiliki kader sendiri, kader utama dan potensial yang telah berdarah-darah membangun kekuatan Golkar di Provinsi NTT.

“Saya pikir tidak ada aturan yang dikangkangi. Ini hanya soal urusan pendaftarnnya tertutup atau terbuka. Jadi tidak ada aturan yang dikangkangi,” kata mantan wartawan senior Kompas itu.

Frans mengatakan, setiap partai tentu memiliki kader masing-masing yang bakal diusung menjadi calon Gubernur. Dan, Melki Laka Lena merupakan kader potensial dan utama dalam tubuh Golkar NTT.

Dia telah berkontribusi besar dan berdarah-darah membangun kekuatan politik Golkar di NTT. Golkar bisa saja membuka pendaftaran, jika tidak memiliki kader utama tersebut.

“Kita tidak membuka pendaftaran karena kita memiliki kader utama yang sudah berdarah-darah untuk partai ini. Jadi untuk menghadapi Pilgub ini, jelas dong prioritas utama ke dia (Melki) untuk diusung. Jadi kita bukan mau kangkangi aturan,” tegasnya.

Bagi Frans Sarong, sikap Golkar yang tidak membuka pendaftaran, karena selain telah memiliki kader utama, juga sedang menyatakan kejujuran kepada publik NTT.

“Tapi ternyata kita sekarang mau membuka pendaftaran, sedangkan telah memiliki kader sendiri, itu sama saja sedang membohongi orang kan. Mendingan sekalian begini,” beber Frans.

Hal ini juga terjadi di sejumlah daerah yang tidak membuka pendaftaran karena telah memiliki kader utama. Diantaranya Kota Kupang, Kabupaten Kupang, TTS, Ngada, dan Sumba Timur. (jdz)