Sekretaris Golkar NTT, Libby Sinlaeloe, sedang memberikan sambutan.
KUPANG, mediantt.com – Tingginya kasus kekerasan seksual terhadap peempuan dan anak di NTT, juga menjadi atensi serius Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) NTT. KPPG pun menggelar dialog kritis (talkahow) untuk menyadarkan kaum perempuan agar selalu meningkatkan kewaspadaan, termasuk makin melek literasi digital bagi para perempuan di tengah maraknya kekerasan seksual di ruang siber.
Ini juga menunjukkan bahwa Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) NTT di usia ke-23, memiliki tekad kuat untuk melindungi perempuan NTT dari bahaya kekerasan seksual berbasis digital.
Perayaan yang berlangsung pada Jumat, 23 Mei 2025 ini, dipusatkan di Kupang dan digelar serentak di seluruh Indonesia secara hybrid (luring dan daring).
Dengan mengusung tema lokal “Perempuan NTT Terlindungi dari Ancaman Negatif Media Digital” sebagai turunan dari tema nasional “Perempuan Golkar Bergerak, Indonesia Maju”, kegiatan HUT kali ini diwarnai dengan talkshow edukatif yang membahas peningkatan kewaspadaan dan literasi digital bagi kaum perempuan di tengah maraknya kekerasan seksual di ruang siber.
Ketua Partai Golkar NTT, Melki Laka Lena, dalam pernyataannya secara online menyampaikan selamat ulang tahun kepada KPPG dan mengapresiasi inisiatif yang relevan dengan kondisi sosial saat ini.
“KPPG sebagai organisasi sayap Partai Golkar telah menunjukkan komitmennya dalam mendidik dan melindungi perempuan. Saya memberi apresiasi atas kegiatan ini yang sejalan dengan upaya pemerintah melawan kekerasan seksual, terutama yang terjadi melalui media sosial,” ujar Gubernur Melki.
Sekretaris Partai Golkar NTT, Liby Sinlaloe dalam sambutannya menyampaikan keprihatinannya atas tingginya angka kekerasan seksual di NTT. Dia menyebut bahwa 75 persen penghuni lembaga pemasyarakatan di NTT adalah pelaku kekerasan seksual.
“Kekerasan seksual makin hari makin meningkat, terutama yang berbasis digital. Kami melihat aplikasi seperti MiChat banyak digunakan untuk eksploitasi. Maka melalui talkshow ini, kami ingin meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan perempuan NTT agar lebih bijak dalam menggunakan media digital,” tegasnya.
Dalam talkshow ini, hadir sebagai narasumber para ahli dari berbagai latar belakang, seperti akademisi, psikolog, perwakilan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polda NTT, serta aktivis dari LSM Rumah Perempuan Kupang.
Mereka berbagi wawasan mengenai etika komunikasi digital, dampak psikologis kekerasan seksual, serta langkah hukum yang dapat ditempuh oleh korban.
Ketua Panitia Fransisca Sin Fernandez mengatakan, dalam rangka Hari Ulang Tahun Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) ke-23, yang jatuh pada tanggal 23 Mei 2025, maka Pengurus Daerah KPPG NTT mempersiapkan sebuah kegiatan yang menjadi rangkaian perayaan HUT KPPG ke 23 yaitu talkshow.
Dengan mengusung tema nasional HUT KPPG tahun 2025, “Perempuan Golkar bergerak, Indonesia Maju” dan memperhatikan isu terkini yang dialami Perempuan NTT darurat kekerasan seksual, talkshow ini mengangkat tema “Perempuan NTT Terlindungi dari Ancaman Negatif Media Digital”.
“Harus diakui bahwa kondisi darurat kekerasan seksual di NTT pada khususnya, hari ini semakin hari semakin sering terjadi, makin beragam dan makin kompleks,” katanya.
Menurut dia, salah satu pendorong terjadinya kondisi ini adalah karena perkembangan digital dan penggunaan media sosial yang tidak terkontrol.
Menutup rangkaian acara HUT ini, di penghujung acara akan dilakukan penandatanganan petisi kesepakatan bersama dari semua yang hadir untuk menolak kekerasan seksual.
Dan menandai Syukur ulang tahun ke 23 Kesatuan Perempuan Partai Golkar akan ada pemotongan tumpeng ulang tahun KPPG yang akan dilakukan secara serentak di seluruh Indonesi melalui zoom disaksikan langsung oleh Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia. (jose/jdz)