KOTA KUPANG – Pengurus Kaum Bapak Sinode (PKBS) Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), menyatakan Komitmen Gerakan Satu Bapak Satu Pohon (G-Sapa Sapo), yang terlaksana di Jemaat GMIT Istana Kasih Talaka, Kelurahan Fatukoa Klasis Kupang Barat, Minggu (24/11/2019) usai Kebaktian pagi.
Gerakan yang dicetuskan Kaum Bapak Sinode ini, adalah gerakan membangkitkan para kepala rumah tangga agar dapat menata kembali lingkungan yang asri dan layak huni, serta dalam komitmen yang dibangun juga menjadikan suatu keselarasan program bersama dengan Pemerintah Kota Kupang khususnya terkait Gerakan Kupang Hijau.
Pantauan media, turut hadir Walikota Dr. Jefryston Riwu Kore, Ketua PKBS GMIT Rodialek Polo, Penasehat PKBS Winston Neil Rondo S.Pt dan Kepala Dinas Sosial beserta Para pengurus Kaum bapak dari jemaat se Klasis Kota Kupang dan Kupang Barat.
Dalam sambutan Ketua Majelis jemaat, Pdt Matelda Wila Kore Dethan mengatakan, setiap program yang dicetuskan Pemkot adalah bentuk kepedulian yang perlu digerakan, hal tersebut terbukti ketika adanya program penerangan jalan umum, sudah membantu masyarakat menjadi aman dan tentunya telah menerangi setiap jalan yang awalnya gelap di Kelurahan Fatukoa.
Ia menambahkan, sebagai praktisi GMIT sudah mengambil sikap komitmen bekerja sama, dalam upaya yang akan dilakukan Pemkot kepada masyarakat terkait gerakan Kupang Hijau dan Tanam air. Sehingga sepatutnya sebagai Ciptaan Tuhan yang sempurna, secara bersama perlu melakukan gerakan yang telah dibangun PKBS dan Pemerintah Kota.
“Bahwa apa yang menjadi komitmen, kita akan mendukung, mendoakan, menguatkan akan tetap terbukti, kita tidak akan jalan sendiri tanpa dukungan dari Bapak walikota, tanpa dukungan dari PKBS, jikalau ia membuka jalan, tidak ada yang bisa menutupnya, tetapi ketika dia menutup jalan, tidak ada seorang pun yang bisa membukanya,” katanya.
Ketua PKBS GMIT, Rodialek Polo mengatakan, sebagai pengurus Kaum Bapak Sinode telah mencanangkan tiga gerakan untuk kaum bapak se GMIT yakni Gemage (gerakan masuk gereja) Gemalagu (gerakan mengantar anak ke sekolah minggu) dan Gemapres (gerakan menjadi presbiter). Untuk saat ini sebagai program terbaru adalah G-Sapa Sapo (Gerakan Satu Bapak Satu Pohon).
Menurutnya, gerakan yang dilakukan adalah bagian dalam menghimbau kaum bapak yang ada dalam mata Jemaat agar aktif, sebagai pelaku Gereja dalam memperhatikan lingkungan yang telah diciptakan Tuhan untuk dirawat dan dilindungi demi keberlanjutan kehidupan, di mana diwajibkan kepada satu Bapak agar dapat menanam satu Pohon di halaman rumah.
“Kita bisa bantu Pak Wali untuk sukses karena memang sudah saatnya, karena sejak 2015 NTT sudah defisit air, jadi kalau sekarang ada sumur-sumur yang kering jangan kaget itu sudah dalam ramalan. Kita belum sadar NTT sudah defisit air sejak 2015,” katanya.
Ketua kaum bapak sinode ini juga mengapresiasi tindakan yang dilakukan Pemkot dalam menggerakan hati masyarakat Kota demi kelestarian lingkungan, hal tersebutlah yang kemudian menjadikan PKBS menyelaraskan program secara bersama, untuk dapat menyukseskan program lingkungan.
“Kita mengapresiasi Pak Wali karena mau untuk mencetus Program Kupang Hijau yang sangat mendukung lingkungan, Terkait dengan tanam air, kami punya spirit kepada Pak Wali amankan itu sabuk daerah tangkapan air di Bismarak dari Timur ke Barat, itu kami sudah bicara dengan jemaat di Bismarask di jemaat Penam, sehingga idenya adalah warga Kota Kupang menambah 1000-2000 rupiah sebagai uang jasa lingkungan demi menjaga itu wilayah tangkapan air, supaya orang disana tidak potong pohon, Bapa wali air kita ambil air dari Tarus 90% itu sesuai riset mata air yang ada di Tarus itu berasal dari Bismarak, bukan Manikin. Jadi kalau kita kerjasama dengan kaum bapak di Bismarak kita bersama bisa amankan sumber air untuk kota kupang,” jelasnya.
Sementara itu, Walikota Dr, Jefri Riwu Kore menyampaikan, bahwa program G-Sapa Sapo yang dilakukan oleh PKBS sangat luar biasa, di mana dari pencapaian yang telah dilakukan PKBS dalam mengajak para jemaat dapat aktif dalam Gereja telah tercapai.
“Ini adalah suatu gerakan yang sangat kreatif dari Kaum Bapa, yang tidak pernah habis kreatif dari mereka. Bayangkan bapak-bapak harus aktif ke Gereja, dan saya pikir ini adalah gerakan mengajak seluruh, suatu gerakan moral yang sungguh luar biasa, suatu gerakan yang sangat menyentuh iman kita dan tidak banyak orang yang membuat demikian,” ujarnya.
Ia menambahkan, terkait kerja sama program ini, sekiranya dapat memberikan perubahan yang dilakukan masyarakat, sehingga mewujudkan Kota Kupang sebagai kota layak huni, dan terhindar dari kekeringan dan cuaca panas.
“Gerakan ini adalah gerakan moral untuk kita semua, kalau dari Pemkot gerakan satu keluarga satu pohon, satu ASN satu pohon, satu anak-anak satu pohon atau anakan, kami berharap ini dimotori oleh bapak dan mama semua termasuk di Gereja, nah ini kalau satu Bapak satu pohon ini sangat luar biasa, bahwa kalau bapak sudah bergerak pasti semuanya akan beres, dan jalan, kalau suruh tanam satu pohon pasti jalan,” himbaunya.
Ia pun melanjutkan, semua yang dilakukan dan dikerjakan adalah untuk keberlanjutan kehidupan, oleh karena itu Walikota yang dikenal Smart ini mengharapkan masyarakat menjadi motor dalam menyukseskan Program Kupang Hijau dan Tanam Air. “Semua yang dilakukan untuk mengajak semua masyarakat agar segera berubah, mari kita bekerja untuk lingkungan kita,” tandasnya. (*/jdz)