Maumere, mediantt.com – Kapolda NTT, E. Widyo Sunaryo, mengingatkan jajaran kepolisian khususnya di Polres Sikka untuk menghilangkan salah satu kebiasan buruk, yakni konsumsi minuman keras. Kapolda minta polisi jangan terlalu jauh terlibat mengkonsumsi miras. Polisi harus menjadi panutan masyarakat, dan segeralah melakukan revolusi mental.
Penegasan sekaligus peringatan ini disampaikan Kapolda Widyo Sunaryo saat tatap muka dengan jajaran kepolisian Polres Sikka di Aula Mapolres Sikka, Selasa (23/2). Kedatangan Widyo ke Polres Sikka dalam rangka kunjungan kerja, usai didipercayakan menjabat Kapolda NTT.
Mantan Kasat Reskrim Polres Belu itu berada di Maumere selama dua hari, Selasa (23/2) dan Rabu (24/2). Sebelum ke Maumere, Widyo Sunaryo sudah lebih dulu mengunjungi Polres Ende. Dari Maumere, Kapolda ke Polres Flotim.
“Polisi itu punya kebiasaan buruk seperti konsumsi miras (minuman keras, Red). Saya minta, kebiasaan seperti ini jangan diteruskan, jangan terlibat terlalu jauh mengkonsumsi miras, itu kebiasaan yang tidak bertanggungjawab. Harus revolusi mental dari hal-hal kecil,” pesan Kapolda.
Pesan Widyo Sunaryo ini terkesan menyinggung perilaku 3 orang polisi di Polres Sikka yang baru-baru ini melakukan penembakan terhadap masyarakat sipil di Kelurahan Waioti, Kecamatan Alok Timur. Ketiga polisi itu yakni AS, S, dan E, sudah ditahan di sel Polres Sikka untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Widyo juga menyinggung berbagai bentuk kegiatan masyarakat yang mana polisi harus hadir sebagai wakil dari keamanan negara. Dalam konflik sosial antardesa misalnya, polisi harus mengambil posisi sebagai mediator, sehingga konflik ini bisa diselesaikan. “Di wilayah NTT dan Sikka khususnya, konflik sosial seperti itu masih rentan terjadi,” katanya.
Polisi, kata dia, harus hadir dan mengetahui seluruh gerak kegiatan masyarakat. Karena itu, dia mendorong agar polisi harus lebih banyak turun ke lapangan sehingga mudah mendapatkan informasi dari masyarakat. Menurut dia, terlalu banyak masalah yang bisa ditemukan di tengah masyarakat. Dengan membangun komunikasi yang baik bersama masyarakat, dia meyakini masyarakat akan terbuka menyampaikan persoalan-persoalan yang dialami.
“Karena itu jangan berbangga mengatakan Sikka aman, kalau kita tidak turun ke tangah masyarakat. Di sana masih ada banyak masalah. Harus lebih banyak turun ke lapangan, jangan suka berlama-lama di ruang AC,” ujar Widyo Sunaryo.
Hubungan TNI-Polri
Dalam kunjungan itu, selain diterima seluruh jajaran kepolisian dari Polres Sikka, Kapolda Widyo Sunaryo juga diterima aparat TNI dari Kodim 1603 Sikka dan Lanal Maumere yang berbaur di Mapolres Sikka. Bahkan ada kolaborasi penjemputan antara Polri dan TNI dalam bentuk tarian manunggal.
Kapolda Widyo mengaku gembira dan senang melihat kekompakan antara dua institusi penegak hukum itu. Bagi dia, hubungan harmonis ini sangat bermakna positif, apalagi jika dilandasi saling hormat dan memahami tugas masing-masing.
Karena itu, kepada seluruh jajaran kepolisian di Polres Sikka, Kapolda meminta untuk menjadi pelopor toleransi, termasuk mengawasi kelompok-kelompok yang suka membawa ajaran-ajaran sesat dan tidak benar ke tengah masyarakat. Kapolda juga mengingatkan bahwa polisi punya tangung jawab moral untuk menghidupkan toleransi di wilayah Kabupaten Sikka. (vicky da gomez)
Foto: Kapolda NTT E. Widyo Sunaryo