Gubernur Melki didampingi Ahmad Yohan dan Bupati Flotim bertemu para kepala desa dan kepala sekolah.
“Mutiara ini orang bangun di NTT itu yang dapat untungnya siapa? Ini PAD-nya masuk ke Siapa? Kalau Jakarta yang dapat ini, kita bagi-bagi”
LARANTUKA, mediantt.com – Selama ini tidak pernah ada yang “menggugat” keberadaan budidaya Mutiara di Kabupaten Flores Timur. Terutama soal sumbangsihnya bagi daerah dalam bentuk pendapatan asli daerah (PAD).
Karena itu, dalam safari kunjungan kerja ke Kabupaten Flores Timur, Gubernur NTT, Melki Laka Lena, blak-blakan bertanya soal ke mana dan kepada siapa PAD dari budidaya mutiara itu. Dia juga mempertanyakan keuntungan (profit) dari sejumlah budidaya mutiara yang beroperasi di perairan Kabupaten Flores Timur itu.
“Mutiara ini orang bangun di NTT itu yang dapat untungnya siapa? Ini PAD-nya masuk ke mana? Kita bertugas menjaga. Siapa yang dapat ini pak, kalau Jakarta yang dapat ini, kita bagi-bagi,” kata Gubernur Melki Laka Lena kepada para kepala desa dan kepala sekolah saat pertemuan bersama di rumah jabatan Bupati Flores Timur, Kamis (3/4/2025) malam.
Dikutip dari laman detikcom, Gubernur Melki Laka Lena menekankan Flores Timur memiliki potensi besar dalam sektor kelautan dan perikanan, terutama dalam produksi ikan, garam, dan rumput laut. Dia mengajak seluruh pihak terkait untuk lebih aktif memastikan hasil dari sektor ini memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat setempat.
Selain membahas kelautan dan perikanan, Gubernur Melki Laka Lena juga menyinggung tentang Koperasi Merah Putih yang dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto. Menurut dia, koperasi ini bertujuan untuk melindungi petani dan nelayan dari praktik tengkulak yang merugikan.
“Kenapa Pak Prabowo membuat Koperasi Merah Putih? Karena di desa itu tengkulak makan rakyat punya keringat. Bayangkan rakyat yang setengah mati bekerja, harga jualnya untung tipis, masih juga dikerjain tengkulak. Pak Prabowo ingin agar uang lebih banyak berputar di desa dan langsung menjaga petani. Jadi harga yang menyejahterakan petani. Saya minta agar kepala desa menjaga pintu masuk agar pedagang tidak leluasa menentukan harga seenaknya,” tegasnya, mengingatkan.
Sementara itu, Anggota DPR RI Ahmad Yohan meminta para kepala desa untuk lebih inovatif dan kreatif dalam mengembangkan potensi desa. Menurut dia, inovasi dan kreativitas adalah kunci utama dalam menciptakan perubahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kalau kita menggerakkan potensi, kita memiliki nilai lebih. Kepala desa yang tidak memiliki kreativitas dan inovasi, maka perubahan itu tidak mungkin terjadi. Kita harus menghitung berapa lahan produktif yang kita miliki dan bagaimana menggerakkannya. Apa potensi unggulan di laut dan darat,” ujarnya.
Yohan berharap kepala desa dapat menjadi penggerak utama dalam memanfaatkan sumber daya yang ada agar memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. (dtc/dpw/jdz)