Gubernur Melki Pastikan Irigasi Bendungan Wirase Dukung Ngada Jadi Lumbung Pangan

oleh -236 Dilihat

Gubernur Melki ketika meninjau lokasi Bendungan Wirase di Ngada.

BAJAWA, mediantt.com – Safari bertema kunjungan kerja (Kunker) Gubernur NTT, Melki Laka Lena, terus dilakukan. Setelah ke kabupaten/kota di daratan Timor dan Sumba, lalu ke Flores bagian timur dan tengah, kali ini Gubernur Melki memulai kunker ke Flores bagian barat, mulai dari Ngada hingga Manggarai Barat.

Kamis 10 April 2025 siabg, Gubernur NTT mengawali kunker di Kabupaten Ngada. Tiba di bandara Soa Rabu siang, Gubernur Melki Laka Lena disambut oleh Bupati Ngada Raymundus Bena dan Wakil Bupati Ngada Bernadinus Dhey Ngebu, juga Ketua DPRD Ngada Romilus Juji, Forkopimda, Asisten I Setda Ngada beserta sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah.

Dari bandara Gubernur Melki Laka Lena dan rombongan langsung bergerak menuju lokasi Bendungan Wirase di Kecamatan Soa.
Gubernur didampingi Bupati dan Wakil Bupati Ngada.

“Kehadiran kami kali ini untuk memastikan irigasi bendungan Wirase berfungsi dengan baik terhadap pengairan persawahan. Karena daerah ini merupakan salah satu lokasi sentra pertanian yang bisa mendukung Kabupaten Ngada sebagai lumbung pangan. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dari pusat hingga tingkat daerah untuk memastikan bahwa rakyat akan sejahtera dengan produksi pertanian akan kita tingkatkan,” kata Gubernur Melki.

Kunjungi SMAN 1 Bajawa

Gubernur Melki juga mengunjungi SMAN 1 Bajawa. Dia mengingatkan pentingnya mempersiapkan siswa SMA dan SMK untuk menjadi tenaga kerja profesional, termasuk yang siap bekerja di luar negeri secara legal dan aman.

“SMA dan SMK bisa menjadi pintu masuk bagi anak-anak NTT untuk disiapkan menjadi pekerja migran yang terampil, mirip seperti model di Filipina. Kalau sekolah mendapat tugas ini, maka siswa akan mengikuti pendidikan tambahan satu tahun,” ujar Gubernur Melki.

Langkah ini, menurut dia, sejalan dengan program nasional yang tengah disiapkan pemerintah pusat untuk menekan angka perdagangan orang (human trafficking), sekaligus membuka peluang kerja formal yang lebih luas bagi generasi muda NTT.

Gubernur juga menyoroti rendahnya angka partisipasi sekolah di tingkat SMP dan SMA di NTT. “Saat ini SD sudah hampir 100 persen di semua desa. Tapi SMP baru sekitar 48 persen, dan dari SMP ke SMA hanya sekitar 25 persen. Ini berarti dari seluruh anak usia sekolah, yang kita urus di SMA itu hanya 25 persen saja,” tegasnya.

Untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur, dia mengusulkan sistem sekolah satu atap sebagai solusi. “Misalnya pagi dipakai SD, siang SMP. Tak perlu lagi bangun gedung baru. Tidak boleh ada alasan tidak sekolah hanya karena gedung,” tambahnya.

Melki juga menekankan pentingnya pemerataan guru berkualitas. Karena itu dia meminta agar guru bisa didatangkan dari luar kecamatan atau daerah untuk menutupi kekurangan tenaga pendidik di wilayah tertentu.

“Sekolah-sekolah berkualitas dikejar orang tua karena guru-gurunya bagus. Jangan dikunci guru di satu tempat. Kita harus mobilisasi guru,” ujarnya.

Dia juga menyatakan akan memperjuangkan beasiswa untuk anak-anak yang benar-benar miskin. “Bukan yang seolah-olah miskin, tapi yang benar-benar membutuhkan. Mental miskin harus diubah, karena banyak yang punya daya tapi malas bergerak,” katanya.

Menurut dia, Pemerintah Provinsi juga menyiapkan pendampingan khusus bagi siswa yang ingin masuk sekolah kedinasan seperti TNI, Polri, STPDN, STAN, hingga kampus-kampus terbaik di dalam dan luar negeri.

Namun, Gubernur Melki menekankan persiapan harus dimulai sejak dini. “Tidak boleh lagi merokok, miras, dan seks bebas sejak SMA. Anak-anak NTT punya potensi, tapi tidak disiapkan dengan baik. Kita harus ubah itu mulai dari sekarang,” tegasnya.

Dengan pendekatan pendidikan yang lebih inklusif, praktis, dan berorientasi masa depan, Gubernur berharap NTT tidak hanya menjadi daerah pengirim tenaga kerja, tapi pencetak generasi muda yang siap bersaing secara global. (jdz)