Gubernur Melki Akui Postur APBD Tidak Sehat, Butuh Gerakan Lebih Ekstra Capai Target PAD Rp2,8 Triliun

oleh -118 Dilihat

Gubernur Melki dan Wagub memimpin Rakor Optimalisasi PAD NTT.

KUPANG, mediantt.com – Gubernur NTT, Melkiades Laka Lena, ketika membuka Rapat Kordinasi (Rakor) Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Kamis (26/6/2025) sore, mengakui bahwa postur APBD NTT tidak sehat dengan penambahan sekitar 11 ribu pegawai, baik ASN maupun PPPK. Karena itu, butuh gerakan ekstra untuk mencapai target PAD Rp 2,8 triliun.

Rakor yang berlangsung di Aula Fernandez Kantor Gubernur NTT ini melibatkan seluruh organisasi perangkat daerah pemerintah Provinsi NTT.

Dalam arahannya, Gubernur NTT Melki Laka Lena mengatakan, struktur APBD Provinsi NTT akan mengalami perubahan, seiring dengan penambahan lebih dari 11 ribu pegawai baik itu ASN maupun PPPK.

Dia menegaskan, dengan penambahan pegawai, maka postur APBD pemerintah Provinsi NTT akan berubah. Perubahan mendasar akan terjadi pada belanja pegawai, yang akan membengkak menjadi 56 persen.

“Ini tidak sehat. Maka dengan kondisi hari ini, saya dan Pak Wakil Gubernur bersama jajaran, kami melihat bahwa kita mesti melakukan sebuah lompatan. Artinya butuh gerakan lebih ekstra, sehingga angka PAD bisa mencapai dua kali lipat,” kata Gubernur Melki Laka Lena.

Wakil Ketua Umum DPP Golkar ini menegaskan, Rakor PAD yang digelar hari ini, bertujuan agar semua OPD bisa memiliki visi yang sama dan dalam satu formasi untuk meningkatkan PAD.

“Kita sudah coba telusuri apa saja yang akan kita kerjakan untuk bisa mencapai Rp2,8 triliun. Pertemuan hari ini mudah-mudahan bisa merumuskan apa yang bisa kita kerjakan, agar lompatan yang kita rencanakan bisa terwujud,” tegasnya.

Sejumlah poin yang disampaikan gubernur yakni penguatan sektor unggulan seperti pariwisata, pertambangan, dan perkebunan menjadi fokus utama peningkatan pendapatan, hilirisasi produk lokal juga didorong untuk meningkatkan nilai jual.

Selain itu, kerjasama dengan perbankan yakni Bank NTT, Bank Mandiri, BCA, dan Bank Indonesia Perwakilan NTT dilibatkan untuk mengoptimalkan potensi kredit sektor pertanian dan UMKM.

Gubernur juga menyampaikan tentang Gerakan Beli NTT yang bertujuan untuk meningkatkan konsumsi produk lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam daerah, Program One Village One Product (OVOP) untuk mengembangkan produk unggulan di setiap desa.

Selain itu, inovasi di sektor kesehatan untuk potensi pendapatan dari sektor kesehatan, khususnya wisata medis, serta pengelolaan aset daerah akan diperbaiki untuk meningkatkan pendapatan.

Gubernur Melki juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat, untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang sehat dan berkelanjutan.

Keberhasilan beberapa inisiatif swasta, seperti GG Mart (Gerakan GMIT Mart) yang menjual produk-produk lokal, menjadi contoh nyata bagaimana inisiatif masyarakat (gereja) dapat mendahului dan mendukung program pemerintah.

Untuk diketahui, Rakor Optimalisasi PAD ini juga menghadirkan sejumlah pihak diantaranya Bank Indonesia, Bank NTT, Bank Mandiri, Bank BCA, serta sejumlah pengusaha diantaranya Komisaris PT. Subasuka Go Waterpark Don Putra Gotama dan pemilik tenun Ina Ndao.

Wagub Sebut NTT Kalah Jauh

Sementara itu, Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma menyoroti angka Penerimaan Asli Daerah (PAD) yang hanya mencapai Rp1,4 triliun.

Asadoma menyebut, angka capaian PAD Provinsi NTT kalah jauh dari Kabupaten Badung di Bali, yang sudah mencapai hampir Rp9 triliun, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang sudah mencapai Rp3 triliun lebih.

“Kabupaten Badung di Bali, PAD hampir Rp9 triliun. Kita baru Rp1,4 triliun. Tetangga kita terdekat NTB sudah di atas Rp3 triliun. Jumlah penduduk kita jauh lebih di atas, luas wilayah kita lebih luas di atas, potensi kita berimbang. Tapi PAD kita lebih kecil,” kata Johni Asadoma dalam arahannya.

Wagub Johni menegaskan, berdasarkan pengamatan dan analisa, masih banyak potensi dan hasil-hasil yang bisa ditingkatkan lagi, asal semua pihak harus bekerja sungguh-sungguh dan cerdas, dengan tekad dan komitemn yang sama untuk membangun NTT.

“Karena itu, seluruh personel terkait setiap dinas harus dilibatkan. Bahkan kita juga merencanakan untuk sampai ke tingkat desa, supaya gaung ini menggema ke tingkat desa, termasuk program-program seperti OVOP, Gerakan Beli NTT, gaungnya bisa sampai ke desa,” katanya.

Sebagai motor pembangunan, Wakil Gubernur NTT ingin agar ASN harus menjadi garda terdepan, dalam misi peningkatan PAD Provinsi NTT.

“Rekan-rekan sebagai motor pembangunan harus mengikuti dengan baik kegiatan ini, disimak, dan dipraktikan di dalam melaksanakan tugas di masing-masing OPD,” tandas Wagub Johni Asadoma. (ab/jdz)