Gubernur dan DPRD NTT Satu Kata, Tolak Ormas Radikal!

oleh -41 Dilihat

KUPANG – Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, dan DPRD NTT merespons cepat upaya organisasi massa (ormas) tertenu yang ingin mengganti idiologi Pancasila. Gubernur dan DPRD NTT pun sepakat satu kata; menolak secara tegas ormas radikal tersebut.

“Pemerintah Provinsi NTT secara tegas menolak  organisasi-organisasi masyarakat (ormas)  yang ingin mengganti ideolgi Pancasila. Sama seperti kita melarang ideologi PKI, kita pun mesti tidak boleh membiarkan ormas-ormas radikal tumbuh dan berkembang,” tegas Gubernur Frans Lebu Raya kepada wartawan usai Rapat Paripurna Istimewa Pengambilan Sumpah Pergantian Anggota DPRD Antar Waktu (PAW) Sisa Masa Bhakti 2014-2019 di Gedung DPRD, Senin (8/5).

Menurut Gubernur, salah satu ormas radikal yang  diduga sudah ada di NTT adalah HTI (Hizbulah Thhrir Indonesia). “Pemerintah Provinsi sudah secara tegas menolak kehadiran organisasi seperti ini. Hari ini (Senin sore, 8/5), saya bersama dengan Forkompinda NTT akan mengadakan rapat di Labuan Bajo, untuk membahas hal tersebut dan mengambil sikap tegas dalam bentuk peryataan tertulis, yang menjadi pegangan bagi seluruh pemerintah kabupaten/kota serta masyarakat NTT,” tandas Lebu Raya.

Gubernur juga mengungkapkan, Pancasila adalah konsesus nasional yang sudah final dan tak boleh diutak-atik lagi. “Pancasila sudah dihayati sebagai ideologi negara selama 72 tahun. Dalam kurun waktu itu, Pancasila terbukti sangat ampuh mempersatukan masyarakat yang beraneka ragam baik itu suku, ras dan agamanya. Sebagai daerah lahirnya Pancasila, masyarakat NTT harus menjadi garda terdepan untuk terus memperjuangkan tegaknya ideologi ini. Kita akan mendesak Pemerintah Pusat untuk mengambil dan menindak tegas ormas-ormas yang bertentangan dengan Pancasila,” tegas Lebu Raya.

Dalam Sidang Paripurna Istimewa PAW itu, Ketua Fraksi Nasdem, Aleks Ena dan Ketua Fraksi PDIP, Gusti Beribe  secara tegas meminta kepada Pemerintah Provinsi NTT untuk menyatakan sikap tegas terhadap berbagai ormas yang ingin mengganti ideologi Pancasila.

“Kita tidak boleh hanya menyatakan penolakan terhadap ormas-ormas tersebut, tapi juga mengajukan surat resmi dan tertulis kepada Pemerintah Pusat, agar mengambil tindakan tegas terhadap berbagai ormas-ormas radikal tersebut,” kata Beribe saat melakukan interupsi di tengah berlangsungnya Rapat Paripurna Istimewa tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD NTT, Anwar Pua Geno,SH. Mengatakan, pernyataan kedua fraksi tersebut merupakan representasi dari sikap DPRD NTT. “Pemerintah Daerah perlu menyatakan sikap tegas demi menjaga keutuhan NKRI,” tegas Anwar. (hms/jdz)

Ket Foto : Gubernur Lebu Raya saat mengikuti pengambilan sumpah dan pelantikan anggota DPRD NTT antarwaktu dari Fraksi Demokrat, Senin (8/5).