Kupang, mediantt.com – Politisi partai Nasdem, Viktor Bungtilu Laiskodat bikin blunder politik di Kabupaten Kupang. Dalam sebuah kegiatan, ia melontarkan pernyataan politik yang tak etis; menuding ada kelompok anak bangsa yang ingin membangun satu negara khilafa, yang partai pendukungnya ada di NTT seperti Partai Demokrat. Pernyataan ini memantik kritik balik dari politisi Partai Demokrat. Benny Harman menilai, pernyataan Laiskodat ini menunjukkan cara berpikir sesat, dan ada upaya mencederai partai dan kader demokrat di NTT.
Hal yang sama ditegaskan Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Rachland Nashidik. Dalam Konferensi Pers di Kupang, Kamis (3/8), Wakil Sekjen menegaskan, “Ada keinginan dari kekuatan politik tertentu agar kader-kader terbaik Partai Demokrat tidak memimpin dan tidak ikut kontestasi dalam Pilgub dan Pilkada 10 kabupaten pada 2018. Langkah itu sangat disesalkan karena dapat menyesatkan dan hanya ingin menjauhkan Demokrat dari rakyat NTT,” tegas Wakil Sekjen.
Pernyataan Pers ini dibacakan para Petinggi DPP-PD di Kupang, Kamis (3/8/2017), antara lain, Anggota FPD DPR RI Benny K Harman, Wakil Sekjen DPP PD Rachland Nashidik, Ketua Departemen Urusan KPK DPP PD Jemmy Setiawan, Ketua Departemen Urusan DPR DPP PD Jansen Sitindaon, Ketua Departemen Urusan Pers Kastorius Sinaga, Sekretaris Departemen Koordinasi Perekonomian Renanda Bachtar, dan Komunikator DPP-PD Cipta Panca Laksana, Ketua DPD PD NTT Jefri Riwu Kore bersama jajaran pengurus DPD dan DPC se-NTT.
Rachland menjelaskan, ada pernyataan tokoh parpol tertentu yang sengaja membentuk persepsi keliru tentang Demokrat dan munculnya kader terbaik dalam kontestasi politik 2018 di NTT. Karena itu, Partai Demokrat menyatakan, pertama, tuduhan bahwa Demokrat adalah salah satu parpol yang pada tingkat nasional tidak mendukung Perpu Pembubaran Ormas radikal sehingga harus ‘dibunuh’ di NTT adalah upaya sistemasts dari kekuatan politik tertentu untuk menghancurkan kredibilitas Demokrat di NTT, khususnya dan tingkat nasional umumnya.
Pernyataan ini sangat tendensius dan menzalimi agar Demokrat dijauhkan dari rakyat NTT.
Kedua, ajakan kepada rakyat untuk tidak mendukung dan tidak memberi tempat kepada Demokrat di NTT pasti berkaitan dengan kontestasi demokrasi di NTT tahun 2018, baik terkait Pilgub maupun Pilkada 10 kabupaten. Ketiga, rakyat NTT diminta untuk tetap tenang bekerja, menjaga perdamaian dan keharmonisan dengan tidak gampang diprovokasi oleh peryataan- pernyataan politik tokoh tertentu yang hendak mengganggu keharmonisan relasi antarkelompok masyarakat NTT yang selama ini sudah terpelihara dengan baik.
Keempat, Demokrat di tingkat nasional termasuk NTT mendukung setiap ikhtiar pemerintah untuk menutup pintu terhadap tumbuh kembangnya ormas-ormas radikal di masyarakat yang secara tegas menolak ideologi Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan anti kebhinekaan.
“Bagi Demokrat di seluruh wilayah republik, empat pilar bangsa adalah harga mati. Karena itu adalah menjadi panggilan sejarah Demokrat untuk terus mengawal Pancasila, NKRI, Kebhinekaan dan melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuen sebagai hukum negara tertinggi,” tandas Rachland.
Ia menambahkan, Demokrat adalah partai nasionalis yang menolak kelompok-kelompok radikal yang berbasis agama. Karena itu, tidak ada tempat bagi kelompok ormas seperti itu. Masyarakat NTT diminta tidak terprovokasi dan ditakut- takuti dengan cara keji. “Kita sangat sesalkan pernyataan salah satu tokoh pemimpin parpol yang sangat tidak patut dikemukakan di bumi NTT,” kritik Rachland.
Berpikir Sesat
Bakal Calon Gubernur NTT dari Partai Demokrat Benny K. Harman berpendapat, pernyataan politik seperti ini menunjukkan sebuah lompatan cara berpikir sesat. Juga sebagai cerminan ketakutan dan kepanikan politik yang tidak ingin bersaing secara sehat dalam politik.
“Kami tidak ambil langkah hukum terkait pernyataan tokoh pemimpin parpol itu. Sikap kami yang tertuang dalam beberapa poin sudah sangat dalam dan menukik. Politisi yang punya hati nurani pasti terhentak,” tegas Benny Harman.
Untuk diketahui, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem Viktor Laiskodat, dalam sebuah kesempatan di Kabupaten Kupang menyampaikan, ada sebagian kelompok anak bangsa yang ingin membangun satu negara yakni negara khilafah. Celakanya, partai- partai pendukungnya ada juga di NTT seperti Partai Demokrat. Mereka mendukung supaya kelompok ekstrim tumbuh di NTT. (*/jdz)