Dari Aspek Marketing Politik, Victory-Joss Berhasil Galang Massa

oleh -23 Dilihat

Kupang, mediantt.com – Analis politik dari Fisip Unika Kupang, Mikhael Rajamuda Bataona, punya analisis yang cerdas terhadap gerakan politik yang dilakukan pasangan Viktor Laiskodat-Josef Nae Soi, selama menggelar deklarasi. Bagi dia, dari aspek marketing politik, pasangan yang diusung Nasdem, Golkar, Hanura dan PPP ini, berhasil menggalang massa hingga puluhan ribu orang di setiap deklarasi.

“Dalam kontestasi elektoral yang demikian ketat seperti saat ini, jumlah massa yang membludak saat deklarasi dengan jumlah suara atau voters yang memilih di saat pemilihan di tiap TPS, tidak selalu ekuivalen. Tapi menurut saya, dari aspek marketing politik, Victory-Joss cukup berhasil,” kata Master Ilmu Komunikasi Politik ini kepada mediantt.com, Selasa (6/2/2018).

Menurut dia, deklarasi dengan menghadirkan artis juga massa yang selalu membludak untuk memperkenalkan pasangan Victory-Joss adalah cara yang cukup efektif dan berhasil secara politik.

Alasannya, sebut dia, sebagai calon yang baru saja dilaunching di akhir Desember silam, paket ini memang butuh langkah-langkah besar dan “cara-cara bombastis” juga berani untuk mengembalikan kepopuleran nama mereka yang sudah cukup lama tidak pernah dipergunjingkan lagi sebagai calon gubernur.

“Jadi saya kira itu cara yang cukup efektif, meskipun tidak cukup sebagai satu-satunya cara mempopulerkan diri mereka dan meraih elektabilitas,” ujar master jebolan Universitas Padjajaran Bandung ini.

Ia juga menjelaskan, trik Victory-Joss yang terbaca sedang melakukan semacam ‘show of force’ bahwa inilah kami, kami sudah kembali untuk NTT, menarik untuk dikaji. “Dan memang benar bahwa tanggapan publik akhirnya demikian luas. Soal suka dan tidak suka, saya kira itu sangat relatif. Dalam politik tentu akan ada banyak tanggapan, tapi secara politik, sebagai media kampanye, deklarasi dengan menghadirkan para tokoh dan artis adalah cara cukup efektif-efisien untuk mempopulerkan kembali nama tokoh politik yang sudah sangat lama hilang dari memori publik untuk menjadi calon gubernur dan cawagub,” jelas Rajamuda.

Menurut dia, Viktor yang pernah kalah 1 suara di DPRD NTT tahun 2003, tentu paham bagaimana mengembalikan popularitasnya di seantero NTT. “Jadi menurut saya ini sah-sah saja sebagai kerja politik mengejar ketertinggalan dari paslon lainnya yang sudah duluan dan lama mensosialisikan diri,” kata putra Lamalera, Lembata ini.

Kembali Populer

Dosen politik ini juga menilai, di tahap awal ini Victory-Joss berhasil memberitahukan kepada masyarakat NTT lewat rangkaian deklarasi bahwa keduanya sudah resmi kembali untuk rakyat NTT dan saat ini nama mereka mulai kembali populer.

“Memang, polularitas dan elektabilitas tidak selalu paralel tapi cara Victory-Joss mengembalikan memori masyarakat lewat deklarasi plus hiburan artis, cukup efektif, termasuk bagi yang belum tahu tentang mereka, akhirnya bisa tahu, terutama pemilih kategori kids zaman now,” tegas Rajamuda.

Ditanya soal deklarasi dengan menghadirkan artis, ia menjelaskan, massa yang hadir membludak selain suka artis tapi juga mengagumi pasangan calon yang bisa membawa artis untuk menghibur mereka.

“Nah, trik kampanye semacam ini cukup efektif dan berhasil. Sebab, setelah hajatan deklarasi, banyak orang tentu bercerita tentang kehebohan acara deklarasi dan siapa itu Viktory-Joss,” terang dia.

Menurut dia, kualitas Victory-Joss yang mengusung spirit “Kita Bangkit, Kita Sejahtera” ini, menjadi faktor penopang utama elektabilitas dan akseptabilitas mereka. Sebab, pemilih mengambang yang dalam survei LSI masih cukup besar mendekati 20 persen, saat ini sedng melihat hingga 3 bulan sebelum pemilihan, siapa yang paling layak dipilih.

“Viktor akan menjadi kartu truf paket ini karena personal brandingnya cukup baik. Jika Viktor bisa masuk ke desa-desa secara estafet, lalu memaksimalkan aspek akseptabilitas rakyat terhadap dirinya, saya kira paket ini akan sangat berpeluang menggeser posisi Esthon-Cris yang untuk saat ini masih nyaman di puncak survei,” jelas Rajamuda.

Ia menambahkan, paket yang paling mengancam paket Esthon-Cris adalah Victory-Joss disusul Marianus Sae. “Jika Victory-Joss memaksimalkan kerja-kerja politik di wilayah battle ground seperti Sumba, di Timor bagian Barat (Malaka, TTU dan Belu), maka peluangnya akan terbuka. Apalagi situasi saat ini menunjukan bahwa sentimen agama sudah mulai memudar. Suku masih menjadi andalan hampir semua calon dalam menggarap basis mereka. Karena itu, sebenarnya semua calon punya peluang merebut suara dari wilayah basis lawan. Trik ini yang saya baca sedang dimainkan oleh Victory-Joss,” kata Rajamuda. (jdz)