Eduard Lorens Fasius
ADALAH seorang Eduard Lorens Fasius. Orang muda dan Ketua Yayasan Tunas Muda Indonesia (YTMI) Sumba Barat Daya. Dialah orang pertama yang membentuk Posko Karya Peduli Sesama. Melalui WA Grup, dalam sekejab dia menggerakan timnya dan membentuk posko pertama di SBD. Spiritnya simpel, ada kesadaran kolektif bahwa ini adalah kerja kemanusiaan, bukan proyek.
“Posko ini terbentuk karena kesadaran kolektif bahwa apa yang dikerjakan abang MLL (Melki Laka Lena) adalah misi kemanusiaan bukan proyek. Karena itu perlu keseriusan dan kerja kalaborasi dari semua komunitas dalam menghadapi pandemi covid-19,” tutur Eduard dalam obrolan dengan mediantt.com, Rabu (4/8).
Eduard bercerita, menanggapi konsep dari abang MLL untuk membentuk Posko Karya Peduli Sesama, sebagai orang muda SBD, tentunya sudah cukup mengenal pola kerja Melki Laka Lena, yang menyentuh kebutuhan masyarakat. “Menyadari hal tersebut maka sebagai orang muda kami mengapresiasi itu,” ujarnya.
Pada Minggu (1/8) malam, Eduard mengaku dihubungi Melki Laka Lena tentang pembentukan posko tersebut. “Saya pun langsung membentuk Posko Karya Peduli Sesama yang pertama dari Kelompok Tani Ku Waigu Mori. Ini adalah kelompok tani milenial binaan saya dan Golkar melalui program 8 strategis Partai Golkar di NTT. Saat itu, saya membutuhkan waktu 30 menit untuk membentuk Posko Karya Peduli Sesama yang beranggotakan 15 orang,” jelas Kordinator umum Poskar ini.
Menurut dia, hingga hari ini Rabu (4/8), sudah 13 posko yang berhasil kita bentuk di daratan Sumba. Ini juga berkat keterlibatan tim yang selalu berkordinasi lewat chat WhatsApp. “Kami saling koordinasi sesama kordinator posko lewat Grup WA posko karya peduli sesama. Hal-hal seperti ini merupakan salah satu kunci menggerakan masyarakat, tidak sekedar menginformasikan namun mereka berperan aktif selayaknya petugas satgas,” tegas Eduard.
Selain itu, sebut dia, secara garis besar tim yang direkrut adalah para aktitis, pelaku UMKM dan toko pemuda. “Ini sangat potensial karena bagaimana kita saling berbagi informasi bukan hanya terkait upaya penanganan covid-19, tapi juga menjadi wadah mengawal kebijakan pemerintah dan menggerakan roda ekonomi mikro lewat kerja kalaborasi,” kata Eduard.
72 Posko
Secara terpisah, Ketua Golkar NTT Emanuel Melkiades Lala Lena mengatakan, hingga Rabu (4/8), sudah terbentuk 72 posko di seluruh NTT. “Sudah 72 Poskar yang saya bentuk bersama anak-anak muda di YTMI, juga sebagian gabung dengan bacaleg DPRD II, bacaleg DPRD NTT dan bacaleg DPR RI Dapil Flores. Dalam minggu ini kita rapat perdana Poskar untuk memulai kegiatan di lapangan,” kata Laka Lena.
Dia menambahkan, sesuai kesepakatan, supervisor atau pendamping setiap posko maksimal 3 orang. Salah satu dari unsur FPG DPR RI, FPG DPRD Provinsi, FPG DPRD II, kepala atau wakil kepala daerah, dan yang lain adalah unsur bacaleg semua tingkatan, balon kepala daerah, pengurus dan keluarga besar Golkar se-NTT.
72 posko karya peduli sesama yang dikomandani langsung oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI itu, adalah :
Kota Kupang (10), Kabupaten Kupang (15), TTS (3), TTU (7), Belu (1), Malaka (3), Sabu Raijua (2), Rote Ndao (1), Flores Timur (4), Ende (6), Nagekeo (2), Sikka (10), Manggarai (1), SBD (6), Sumba Timur (1). (jdz)