Ajak Para Kepala Daerah ke Jakarta, Gubernur Melki Inginkan Kolaborasi Satu Frekuensi

oleh -735 Dilihat

Gubernur Melki dan para kepala daerah NTT sedang berduskusi dengan Menteri di Jakarta, Selasa (18/3).

KUPANG, mediantt.com – Gebrakan Gubernur NTT Melki Laka Lena terus dilakukan demi akselerasi pembangunan NTT. Terutama untuk mensukseskan program Asta Cita Melki-Johni yang sedang digelorakan. Gebrakan terbaru adalah mengajak para kepala daerah se-NTT untuk bersama bertemu sejumlah menteri di Jakarta.

Bagi Analis politik, Gubernur Melki sejatinya sedang membangun pola pembangunan yang kolaboratif dan satu frekuensi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

“Gubernur Melki Laka Lena memang tidak kehabisan ide. Setelah meluncurkan Meja Rakyat dan Sekber diaspora masyarakat NTT, pak Melki mengajak bupati dan walikota untuk ketemu beberapa menteri di Jakarta. Gubernur mau menepati janjinya saat kampanye untuk membangun jaringan dengan pusat dalam membangun NTT. Sebagai mantan anggota DPR RI, Melki tahu dan paham betul kementerian di bawah Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan membantu NTT dengan berbagai program,” kata Analis Politik dari Universitas Muhamadyah Kupang, Dr Ahmad Atang, kepada media Rabu (18/3/2025).

Untuk tujuan ini, menurut Dr Atang, Gubernur Melki tidak sendirian akan tetapi membawa serta para bupati dan walikota. “Kolaborasi ini penting agar pembangunan NTT harus satu frekuensi antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Para bupati dan Walikota tentu akan menyampaikan permasalahan masing-masing daerah untuk mendapat respon dan atensi pemerintah pusat. Gubernur telah membuka akses sebagai langkah bagus, tinggal kepala daerah lainnya menyesuaikan,” terang Atang.

Dr Atang juga menegaskan, gerakan ini akan membawa efek besar ke depannya, karena Melki kenal betul dengan menteri-menteri yang dikunjunginya.

“Jika langkah ini mendapatkan respon pusat, maka setidaknya dapat memenuhi 50 persen saja kebutuhan masyarakat NTT, maka sudah dapat dipastikan akselerasi menjadi nyata dan bukan hanya sebuah utopia,” tegas Dr Atang. (*/jdz)