Srikandi Golkar NTT Gelar Dialog Kritis Lindungi Perempuan dari Ancaman Negatif Media Digital

oleh -269 Dilihat

KUPANG – Untuk memeriah-rayakan
ulang tahun ke-23, organisasi sayap perempuan Partai Golkar, Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) NTT,
menggelar dialog kritis bertajuk “Perempuan NTT Terlindungi dari Ancaman Negatif Media Digital”.

Karena itu, Minggu (25/5) besok, gedung DPD Partai Golkar NTT di Kota Kupang bakal dipadati perempuan muda dari berbagai kalangan. Dialog ini juga untuk membongkar ancaman kekerasan seksual yang mengintai perempuan NTT di ranah digital.

Ketua panitia HUT ke-23 KPPG, Fransiska Sin Fernandez, Sabtu (24/5/2025) menjelaskan, talkshow itu mengusung tema nasional tahun ini yaitu “Perempuan Golkar Bergerak, Indonesia Maju,” Dari tema nasional itu, sebut Sin Fernandez, KPPG NTT mengembangkannya secara lokal dengan sentuhan khas NTT.

“Menyuarakan keresahan atas tingginya kekerasan seksual, terutama yang bersumber dari media sosial dan dunia maya,” katanya. “Media digital menjadi pedang bermata dua. Satu sisi membuka akses, di sisi lain jadi arena baru kekerasan seksual,” tambah dia.

Data Komnas Perempuan mencatat, kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO) meningkat signifikan dalam dua tahun terakhir. NTT, dengan tingkat literasi digital yang belum merata, menjadi ladang rawan eksploitasi dan perundungan terhadap perempuan, terutama remaja.

Dia menjelaskan, talkshow tersebut akan dihadiri puluhan peserta dari berbagai organisasi perempuan, partai politik lintas partai, mahasiswa, dan pelajar SMA. “Kami bagi dalam dua sesi berdurasi total tiga jam. Narasumber yang dihadirkan berasal dari Polda NTT (divisi cyber crime), psikolog, akademisi bidang komunikasi digital, hingga aktivis Rumah Perempuan Kupang,” katanya.

Sekretaris Golkar NTT, Libby Sinlaeloe mengatakan, ancaman digital kian nyata karena para pelaku bersembunyi di balik anonimitas. “Tantangan kita bukan hanya teknologi, tapi kurangnya kesadaran hukum dan etika dalam berinteraksi di ruang digital,” kata pegiat anti kekerasan Perempuan dan anak di NTT itu.

Tak hanya menjadi ajang diskusi, forum ini juga akan melahirkan komitmen bersama. Di akhir acara, nanti peserta menandatangani pernyataan menolak segala bentuk kekerasan seksual, terutama di media digital.

“KPPG NTT berharap, dari forum ini lahir gerakan advokasi literasi digital dari perempuan untuk Perempuan,” katanya.

Kegiatan ini tak hanya diikuti oleh kader Golkar. Perwakilan dari partai politik lain seperti Gerindra, PAN, Demokrat, PDI Perjuangan hingga PSI juga diundang untuk hadir. Juga organisasi kepemudaan seperti GMNI, HMI, hingga pelajar dari SMKN dan SMA di Kupang turut serta.

“Ini isu lintas partai, lintas usia. Perempuan harus saling menguatkan,” ujar Deby Angkasa, aktifis Perempuan Golkar NTT.

Menurut Deby, kegiatan ini menjadi penanda bahwa peringatan ulang tahun organisasi tak melulu soal seremoni. KPPG NTT memilih cara berbeda yaitu bergerak, mendidik, dan melindungi. (llt/jdz)