Sabu Saja Bisa, Kenapa Daerah Lain Tidak Bisa

oleh -711 Dilihat

Sabtu 10 Mei 2025. Gubernur NTT, Melki Laka Lena, coffee morning dan media gathering bersama wartawan. Temanya Kolaborasi Membangun NTT; Media Sebagai Mitra Pembangunan Menyatukan Narasi dalam Semangat Ayo Bangun NTT. Melki memaparkan capaian kinerjanya menjelang 100 hari kerja. Apa saja?

Di hadapan wartawan, Sekda Kosmas Lana dan sejumlah pimpinan OPD, Gubernur Melki menjelaskan sejumlah program prioritas pemerintahannya yang sedang berjalan menuju 100 hari kerja.

Fokus utamanya menekan Stunting Lewat Posyandu dan Pendampingan Keluarga. Semua sedang berproses, yang lain bakal dieksekusi seperti one village one product (satu desa satu produk), juga program andalan lain jual NTT. “Semua program sedang kita laksanakan. Sekarang sudah 80 an hari kerja. Kita akan kerja optimal,” katanya.

Dan yang lebih penting agar semua program bisa terlaksana dengan baik adalah optimalisasi pendapatan daerah dan reformasi birokrasi. Artinya, dalam upaya meningkatkan PAD, seluruh kontrak kerja dengan pihak ketiga akan direview agar sesuai nilai pasar. “Jangan sampai pemerintah kalah terlalu banyak,” tegasnya. Juga, rencana pemekaran BUMD, termasuk pembentukan BUMD khusus parkir. “Sedang kita siapkan,” ujarnya.

“Kita juga segera, dalam minggu depan, dilakukan penyegaran birokrasi. Jika administrasi selesai pekan ini, pelantikan pejabat eselon II digelar Jumat depan, lalu dilanjutkan eselon III dan IV,” sebut Gubernur Melki.

Menjelang akhir 100 hari kerja pada 30 Mei 2025, Gubernur Melki juga membeberkan enam program prioritas telah dijalankan: Penurunan stunting melalui Posyandu dan pendampingan keluarga; Penguatan produk desa unggulan; Dukungan promosi dan penjualan produk lokal lewat gerai dan aplikasi; Akses pendidikan unggul bagi anak-anak NTT; Reformasi pendapatan daerah dan birokrasi; dan
Penugasan ASN dan pekerja migran sebagai duta pembangunan.

Garam dan Pertanian

Dalam sesi dialog, wartawan juga memberikan sejumlah perspektif dan masukan, juga kritik. Salah satu yang disoroti adalah produksi garam dan pertanian di Sabu Raijua.

Gubernur Melki Laka Lena berkata, Kabupaten Sabu Raijua telah menunjukkan keberhasilan dalam produksi garam dan pertanian.

“Mengapa Kabupaten Sabu Raijua bisa sukses dalam produksi garam dan pertanian, sedangkan kabupaten lain belum? Menurut saya, ini karena kerja keras masyarakat dan pemerintah setempat yang sangat mendukung,” tegas Melki Laka Lena.

Menurut dia, faktor geografis dan iklim di Kabupaten Sabu Raijua sangat mendukung untuk pengembangan pertanian dan produksi garam. “Kami akan terus mendukung dan memfasilitasi pengembangan sektor ini agar semakin maju dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” katanya.

Gubernur Melki berharap keberhasilan Kabupaten Sabu Raijua dapat menjadi contoh bagi kabupaten lain di NTT untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan masyarakat.

Soal Geothermal di Flores

Gubernur Melki Laka Lena juga bicara lagi soal polemik pembangunan geothermal di Flores dan Lembata.

Menurut dia, sampai hari ini posisi Pemerintah Provinsi NTT sudah jelas, bahwa jika proyek geothermal gagal, maka harus dihentikan. Tapi jika sudah berjalan bagus, harus diteruskan.

“Terkait geothermal, sikap pemerintah Provinsi NTT sampai saat ini tidak berubah. Kalau bagus teruskan, tidak bagus diperbaiki sampai bagus untuk diteruskan. Yang gagal kita tutup,” tegas Gubernur Melki Laka Lena.

Dia menjelaskan, ada proyek geothermal di NTT yang sudah bagus dan terus beroperasi sampai saat ini, seperti Geothermal Ulumbu, di Kabupaten Manggarai.

Gubernur NTT menerangkan, selama beroperasi sejak tahun 2012 sampai 2025, Geothermal Ulumbu relatif aman. Namun saat ini, jika ada isu-isu terkait menurunnya produktivitas pertanian masyarakat, hal ini harus dicek langsung ke lokasi.

“Ulumbu yang ada di Manggarai induk itu, sejak diresmikan sampai hari ini realtif tidak ada isu. Sekarang ada isu produktivitas menurun, tapi kita harus cek dulu,” kata Gubernur Melki.

Dia menambahkan, pemerintah Provinsi NTT juga sepakat dengan Uskup Agung Ende Mgr. Paul Budi Kleden, dan para pemerhati lingkungan, bahwa jika Geothermal gagal, maka harus ditutup.

Ke depan, pemerintah Provinsi NTT bersama pihak terkait akan membentuk Satgas, yang disi ahli-ahli independen untuk mengecek semua proyek geothermal case by case.

“Kita sudah sampaikan ke menteri, bahwa posisi pemerintah seperti ini. Nanti kita akan uji petik di lapangan, untuk mengecek kondisi Geothermal case by case bersama ahli-ahli independen,” tandasnya.

Gubernur NTT berharap, proses uji petik bisa segera dilaksanakan, agar tidak menimbulkan polemik yang berkepanjangan di tengah masyarakat khusus terkait urusan geothermal. (jdz)