LEWOLEBA, mediantt.com – Mimpi kemandirian pangan dan penguatan ekonomi lokal di Kabupaten Lembata mulai terwujud. Program Nelayan Tani Ternak (NTT) yang diinisiasi oleh Bupati P. Kanisius Tuaq dan Wakil Bupati H. Muhamad Nasir, kini membuahkan hasil yang menggembirakan.
Salah satu bukti nyatanya adalah geliat produksi ayam beku lokal yang semakin menjanjikan.
Sejak awal kepemimpinannya, Bupati Kanis Tuaq telah menaruh harapan besar pada potensi ayam beku lokal sebagai penggerak ekonomi daerah.
Keyakinan ini bukan tanpa dasar. Dengan sumber daya alam yang memadai dan semangat kewirausahaan masyarakat Lembata, produksi ayam beku lokal diyakini mampu mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.
PAD Pertama dari Ayam Beku: Bukti Nyata Keberhasilan
Kabar baik pun datang. Pengusaha lokal ayam pedaging di Lembata berhasil menyetorkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pertama dari usaha pemberdayaan cold storage kepada Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata, Muktar Hada, melalui Kepala Bidang Peternakan Irenius Ola Samon, membenarkan kabar gembira ini. Menurut Iren Ola, potensi PAD dari ayam beku sehat Lembata terus meningkat. Pada periode November 2025, tercatat 15.777 ekor ayam broiler yang dipelihara oleh 141 peternak di 9 kecamatan.
“Penyetoran perdana ini sebesar Rp1.625.600 atas jasa pemotongan ayam dan sewa peralatan dari tanggal 9 Oktober hingga 31 Oktober 2025 sebanyak 2.032 ekor,” ungkap Iren Ola.
Iren Ola menambahkan, meskipun jumlah penyetoran perdana ini masih kecil, potensi ke depan sangat besar. Saat ini, daya tampung peralatan ayam beku yang disewakan mencapai 5 ton.
Kebutuhan rata-rata konsumsi ayam beku di Kabupaten Lembata pada low season, Januari-Maret, September-Oktober mencapai 8.700 kg per bulan. Sementara pada high season, April-Agustus, dan November-Desember, kebutuhan bisa mencapai 14.000 kg per bulan.
Target Kemandirian Daging Ayam di 2026
Untuk mencapai kemandirian daging ayam beku di tahun 2026, diharapkan peternak di Kabupaten Lembata memelihara sebanyak 30.000 doc ayam broiler. Potensi ini akan semakin meningkat jika 27 Dapur MBG yang rencananya akan dibangun di Kabupaten Lembata dapat beroperasi secara aktif.
Muktar Hada menjelaskan, selama ini masyarakat Lembata sangat bergantung pada pasokan ayam beku dari luar daerah, seperti Kupang dan Kabupaten Sikka. Akibatnya, uang dalam jumlah besar terus keluar dari Lembata setiap tahun tanpa memberikan efek ekonomi lokal yang signifikan.
“Setiap tahun, kurang lebih Rp40 miliar uang keluar dari Lembata hanya untuk pembelian ayam beku. Ini angka yang sangat besar, dan mulai sekarang kita harus memastikan uang itu tetap beredar di dalam daerah,” tegas Muktar.
Pengembangan ayam beku lokal bukan hanya soal pangan, tetapi juga bagian dari strategi memperkuat ekonomi kerakyatan melalui sektor peternakan yang menyentuh masyarakat kecil secara langsung.
Terhadap kontribusi PAD ini, Bupati Lembata P. Kanisius Tuaq mengatakan, capaian ini merupakan bukti kerja keras, gotong royong dan inovasi.
“Saya sangat bangga dan mengapresiasi kerja keras seluruh pihak yang terlibat dalam program NTT ini. Capaian ini adalah bukti nyata bahwa dengan kerja keras, gotong royong, dan inovasi, kita mampu mewujudkan kemandirian pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Lembata,” ungkap Bupati.
Lebih lanjut Bupati mendorong pengembangan di sektor peternakan lokal. “Ke depan, kita akan terus mendorong pengembangan sektor peternakan lokal, tidak hanya ayam beku, tetapi juga komoditas lainnya, agar Lembata semakin mandiri dan sejahtera,” ujar Bupati Kanisius Tuaq.
Muktar juga menyampaikan penghargaan dan dorongan kepada pelaku usaha swasta yang mulai menunjukkan minat membeli produk ayam beku lokal. Ia berharap kemitraan antara peternak lokal dan pengusaha swasta dapat terus ditingkatkan.
Produk ayam beku lokal ini diharapkan menjadi salah satu produk unggulan Lembata yang berkelanjutan, membuka peluang usaha baru, dan memperkuat ketahanan pangan daerah secara menyeluruh.
Dengan semangat gotong royong dan dukungan dari semua pihak, Lembata optimis dapat mewujudkan kemandirian pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program Nelayan Tani Ternak. (Lakonawa/prokompimkablembata)
