Gubernur Melki Sebut Mgr Turang Itu Primus Inter Pares Bagi Rakyat NTT

oleh -286 Dilihat

KUPANG, mediantt.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, turut memberikan sambutan pada misa Pemakaman Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, di Gereja Katedral Kristus Raja Kupang, Selasa (8/4/2025).

Saat memberikan sambutan, Melki Laka Lena tak bisa menutupi perasaan sedihnya. Matanya berkaca-kaca. Suaranya bergetar. Beberapa kali Melki harus berhenti membaca sambutan, lantaran harus mengusap butiran air dari matanya.

Melki Laka Lena menyebut rasa kehilangan atas meninggalnya Mgr. Petrus Turang bukan hanya dirasakan oleh umat Katolik, tetapi juga dirasakan pemerintah dan keluarga besar masyarakat NTT. Bahkan negara juga memberikan penghormatan yang ditandai lewat kehadiran Presiden Prabowo Subianto saat melayat jenasah Uskup Turang di Gereja Katedral Jakarta.

“Setahun lalu tepatnya tanggal 9 Mei 2024 saat pentabhisan Uskup Roni Pakaenoni, beliau masih bersenda gurau di tempat ini. Uskup Turang paling aktif mengatur kita semua dari atas altar ini,” kenang Melki Laka Lena.

Mgr. Petrus Turang, lanjut Melki Laka Lena, bukan hanya putra dari Manado. Dia adalah putra dari NTT, putra Indonesia yang pantas disematkan sebagai primus inter pares masyarakat NTT dengan jejak kegembalaan yang luar biasa selama 27 tahun sebagai Uskup Keuskupan Agung Kupang.

“Ada lima orang Gubernur yang bersama beliau. Ada Pak Herman Musakabe, alm Piet Alexander Tallo, alm Frans Lebu Raya, dan Viktor Bungtilu Laiskodat yang hari ini juga hadir. Semua punya kisah bersama Uskup Turang,” sebut Melki.

“Belum lagi wakil gubernur. Mulai dari SHM Lerrick sampai Pak Johni Asadoma, semua punya kisah dengan beliau. Demikian juga para pimpinan DPRD, Pak Daniel Woda Pale sampai Ibu Emi Nomleni. Dan tentu kita semua di sini punya kisah-kisah pribadi dengan beliau,” sambung Melki Laka Lena.

Gubernur menambahkan, dalam rentang yang panjang, Uskup Turang tidak saja tampil sebagai pemimpin dan mengayomi umat Katolik. Namun sebaliknya dia juga mengayomi seluruh umat dari berbagai agama.

“Kesaksian Presiden Prabowo Subianto, Uskup Turang adalah pribadi yang rendah hati, bekerja untuk rakyat kecil, yang tergambar nyata dalam kehidupan beliau sebagai imam dan Uskup lebih dari 50 tahun,” kata Melki.

Dengan moto tabhisan uskup “per transit benefaciendo” (berkeliling sambil berbuat baik), Mgr. Turang selalu mengelilingi wilayah pelayanan Keuskupan Agung Kupang yang sangat luas, dengan topografi yang sulit untuk bertemu dengan umat Allah maupun di desa.

“Di NTT, wilayah pelayanan Keuskupan Agung Kupang terdiri dari satu kota dan lima Kabupaten. Artinya 30 persen dari wilayah NTT ada di tangan Uskup Turang semasa hidup,” terang Melki.

Melki Laka Lena mengatakan, sebagai seorang tamatan Universitas Gregoriana yang berkecimpung lama di Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Uskup Turang punya jaringan yang sangat luas, baik di dalam maupun di luar negeri. Uskup Turang tidak saja menjalankan tugas di bidang kerohanian tetapi juga menyemaikan benih-benih cinta kasih dalam pemberdayaan ekonomi umat masyarakat secara luas.

Sebagai seorang gembala dia sungguh mengimplementasikan apa yang diungkapkan dalam pepatah Latin “verba docent, exempla trahunt” yang berarti “kata-kata itu mengajar, tetapi teladan lebih menarik”. Dalam menjalankan tugas kegembalaan di Keuskupan Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang selalu mengutamakan agar pelayanan sungguh terarah pada keselamatan dan kesejahteraan umat.

“Saya mengenal Mgr. Petrus Turang sebagai seorang pribadi apa adanya. Beliau tidak pernah basa-basi berurusan dengan orang. Berbicara apa adanya tetapi semuanya dalam semangat kasih,” sebut Melki.

“Dalam tugas kegembalaan di Keuskupan Agung Kupang, beliau selalu mengedepankan prinsip fortiter in re, suavite in modo; yang berarti teguh dalam prinsip, lembut dalam cara. Sebagai seorang sahabat, kakak, dan senior, beliau selalu menebarkan karakter pempinan yang tegas, peduli, lugas dan cerdas serta mampu mencairkan situasi, baik di lingkungan gereja Katolik maupun di luar Gereja Katolik,” tambah Melki.

Mgr Turang, lanjut Melki, selalu memberikan masukan, catatan kritis dan konstruktif kepada pemerintah. Bukan hanya di tingkat provinsi, tapi juga di kabupaten/kota, kecamatan hingga desa yang dikunjungi. Dia pasti akan menyampaikan apa adanya yang mengarah kepada kesejahteraan masyarakat.

Atas nama pemerintah dan masyarakat NTT, Gubernur Melki Laka Lena menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas segala pelayanan, pengabdian dan jasa Mgr Turang selama 27 tahun dalam membangun iman umat dan membantu masyarakat NTT.

“Selamat jalan salah satu putra NTT terbaik. Doakan kami yang hadir di sini agar dapat melaksanakan dan meneruskan apa yang sudah Uskup lakukan. Finis vitae sed non amoris, kematian hanya menjadi akhir, tetapi tidak dengan cinta yang kau berikan. Semangat dan karya pengabdianmu akan selalu kami kenang dan kami lanjutkan untuk membangun daerah ini,” tegas Melki Laka Lena.

Untuk diketahui, misa Pemakaman Mgr Petrus Turang dipimpin Uskup Keuskupan Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni, Pr didampingi dua uskup konselebran, Mgr. Antonius Subianto Bunjami, OSC (Uskup Keuskupan Bandung dan Ketua KWI) dan Mgr. Dominikus Saku, Pr (Uskup Keuskupan Atambua).

Jenasah Mgr. Turang dimakamkan tepat disamping makam Mgr. Gregorius Monteiro, SVD, di depan Gereja Katedral Kristus Raja Kupang. (ta/jdz)