Nugroho Yosepus Felipus Santoso.
KUPANG, mediantt.com – Lokasi NTT Fair di Kelurahan Lasiana, telah mubazir. Tidak terurus lalu dibiarkan terbengkalai. Namun ada wacana dari Dinas PUPR Provinsi NTT, bahwa arena yang dibangun era Gubernur Frans Lebu Raya ini, akan dikerjakan lagi.
“Itu harapan dari kadis PUPR yang sekarang dan kami agar ada asas manfaat dari aset milik Pemprov NTT itu. Tapi masih wacana. NTT Fair belum jadi skala prioritas maka belum ada anggaran untuk dikerjakan lagi,” kata Kepala Seksi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan Bidang Cipta Karya Dinas PUPR NTT, Nugroho Yosepus Felipus Santoso Maku, SE, MT, kepada mediantt.com di ruang kerjanya, Senin (18/9/2023).
Dia mengatakan, saat ini pihaknya lebih mendahulukan yang hal-hal yang urgen atau yang masuk dalam skala prioritas seperti program stunting dan air bersih. “Jadi kita utamakan hal-hal yang bersifat urgen seperti pencegahan stunting dan air bersih. Jadi bangunan NTT Fair belum masuk skala prioritas. Tapi ada wacana akan dikerjakan jika ada anggaran agar ada azas manfaat dari aset milik Pemprov NTT itu,” tegas Nugroho.
Dia juga mengatakan, dinas PUPR berkeinginan kuat untuk merenovasi gedung NTT Fair yang sudah mangkrak selama lima tahun. “Kita sedang koordinasi dengan Kementerian PUPR,” ujarnya.
Ditanya soal Monumen Flobamora Rumah Pancasila (MFRP) atau Monumen Pancasila di Tenau, Nugroho mengatakan, hasil pemeriksaan BPK menunjukkan bahwa proyek itu telah selesai 100 persen. “Saat BPK masuk itu bulan Maret 2020 dan hasil pemeriksaan telah rampung 100 persen. Namun satu minggu setelah itu, terjadi badai Seroja yang memporak-porandakan monumen itu. Jadi sesungguhnya telah rampung 100 persen,” tegas Nugroho, dan berharap ada anggaran untuk dikerjakan lagi.
“Tapi, maaf, jika dibandingkan dengan NTT Fair, lebih baik prioritaskan Monumen itu karena view nya bagus dan bisa menjadi obyek wisata yang menarik. Kita berharap pula (nanti) ada investor yang bisa masuk mengelolah kawasan itu,” katanya. (jely/jdz)
