Mahasiswa KKN Unwira dan Smafix Boawae foto bersama usai sosialisasi Pencegahan Bullying.
BOAWAE, mediantt.com – Mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata Tematik Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKNT-PPM) Universitas Katolik Widya Mandira Kupang bekerja sama dengan SMAS St Fransiskus Xaverius (Smafix) Boawae melakukan pencegahan bullying melalui sosialisasi cyber bullying dan pengenalan metode pishing dalam media sosial.
Sosialisasi tersebut merupakan salah satu program kerja peserta KKNT-PPM Unwira yang diselenggarakan pada Rabu, (2/8/2023) dan dihadiri oleh Kepala SMAS St Fransiskus Xaverius Boawae Bruno Kewo Ule, dan puluhan siswa-siswi kelas XII.
Saat ditemui, Kepala Smafix Bruno Kewo mengatakan, sosialisasi terkait bullying merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat terlebih jika berbicara tentang bullying, karena peristiwa ini sering terjadi di kalangan remaja secara khusus para pelajar,” katanya.
Menurut dia, dengan sosialisasi, para pelajar dapat memahami bahwa membuli merupakan hal tidak terpuji yang mempunyai banyak dampak sehingga menimbukan rasa saling menghormati dan menghargai.
“Saya juga berharap kita bisa terus menjalin kerja sama untuk mengadakan kegiatan-kegiatan pencegahan bullying seperti ini di tahun-tahun berikut,” ujarnya.
Mahasiswa aprodi Ilmu Hukum, Pregrinus Rangga berkesempatan menyampaikan materi mengenai bentuk-bentuk cyber bulying dan hukuman pidana bagi pelaku.
“Bullying merupakan kekerasan berupa penindasan yang dilakukan dengan tujuan untuk menyakiti orang lain secara sengaja. Ada berbagai bentuk-bentuk cyber bullying yang biasa terjadi dan juga berbagai pasal yang dapat mengatur pelaku tindakan kekerasan tersebut,” jelasnya.
Selain itu, Orni Tamonob, mahasiswa Ilmu Komputer juga menjelaskan materi terkait pengenalan pishing pada media sosial dan cara-cara mencegahnya.
“Kegiatan pishing memang bertujuan memancing orang lain untuk memberikan informasi pribadi secara sukarela tanpa disadari. Padahal informasi tersebut akan digunakan untuk kejahatan,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, kegiatan pishing sering terjadi di media sosial dan dapat menimbulkan berbagai resiko. “Untuk melindungi diri dari serangan pishing di media sosial, kita perlu kombinasi kesadaran, tindakan preventif, dan penggunaan fitur keamanan yang ada,” tegasnya. (rani inguliman/roy beraona)