Orias Petrus Moedak (kiri).
KUPANG, mediantt.com – Orias Petrus Moedak telah meramaikan jagat politik NTT di bursa kandidasi Pilgub tahun 2024. Publik NTT pun disodorkan pilihan baru setelah sejumlah nama telah diwacanakan. Orias, sapaan pengusaha sukses ini, meyakinkan rakyat NTT bahwa dia kembali ke Tanah Asalnya (NTT) untuk bekerja. Dia mau memberi yang terbaik dalam prinsip tidak mencuri.
“Saya mau kembali kerja buat NTT. Saya ingin membuat sesuatu untuk orang banyak menjadi lebih baik. Sebab saya senang lihat orang senang,” tegas Orias kepada Wartawan di King Kafe, Namosain Kota Kupang, Senin (10/7/2023).
Orias menjelaskan, setelah bergelut hingga menggapai sukses di Jakarta selama 40 tahun, dia merasa tepat untuk pulang membangun kampung halaman, Nusa Tenggara Timur.
Orias bercerita, ia merantau keluar NTT sejak Oktober 1984 saat menerima beasiswa dari pemerintah pusat melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) untuk melanjutkan SMA dari SMA
Negeri 1 Kupang ke SMA Negeri 1 Garut. Besaran beasiswa saat itu sebesar Rp 50.000 sebulan. Sebelumnya, dia bersekolah di SD Katolik Don Bosko 3 Kupang dan SMP Negeri 2 Kupang.
Selesai SMA di Garut, Orias melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, di Bandung, Jurusan Akuntansi.
Sebagai Akuntan, Orias memulai karir pada bulan Januari 1991 di Kantor Akuntan Santoso Harsokusumo, member of Ernst and Young International. Sebagai auditor, Orias berpengalaman melakukan audit umum, audit khusus dan audit investigasi. Orias kemudian bergabung dengan Bahana Group, sebagai Investment Banker di PT Bahana Securities dan Direktur PT Bahana Artha Ventura.
Selama di Bahana Group, Orias menjadi bagian dari beberapa transaksi signifikan seperti Intial Public Offering (IPO) atau Penawaran Saham Perdana beberapa BUMN, antara lain, Indosat, Telkom,
dan Aneka Tambang serta menjadi bagian dari tim advisor pada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) saat krisis ekonomi tahun 1998.
Karir di bidang Keuangan berlanjut saat Orias bergabung dengan BUMN keuangan, Danareksa, sebagai Direktur PT Danareksa Sekuritas, kemudian sebagai Dirut PT Reliance Securities, Tbk dan ketika berkarir selama empat tahun di Singapura sebagai Managing Director Investment Banking, Head of Indonesia Coverage, Daiwa Capital Markets Singapore, Ltd.
Dari Singapura, pada tahun 2014 Orias kembali bergabung dengan BUMN sebagai Direktur Keuangan PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo 2) dan bertugas menyiapkan pendanaan untuk pembangunan Pelabuhan New Priok. Pada tahun 2016, Orias diangkat sebagai Direktur Utama Pelindo 3 yang juga membawahi wilayah NTT. Hanya 11 bulan sebagai Dirut Pelindo 3, Orias kemudian beralih ke BUMN pertambangan sebagai Direktur Keuangan PT Bukit Asam, Tbk yang mengelola tambang Batubara dengan wilayah tambang terbesar di Sumatera Selatan.
Hampir setahun di PTBA, Orias diminta bergabung sebagai Direktur Keuangan Inalum untuk mendapatkan pendanaan akuisisi saham Freeport Indonesia. Dalam waktu tujuh bulan Orias mendapatkan dana USD 4 Miliar yang diperlukan untuk akuisisi saham Freeport.
Selesai akuisisi Freeport, Orias diangkat menjadi Wakil Direktur Utama PT Freeport Indonesia. Sekitar 11 bulan di Freeport, Orias diangkat menjadi Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum atau MIND ID Group, pemegang saham mayoritas perusahaan tambang BUMN, Aneka Tambang, Timah, Bukit Asam, Inalum dan Freeport Indoensia serta 20% saham Vale Indonesia) sampai dengan akhir Oktober 2021.
Saat sebagai Dirut Inalum, Orias juga merangkap sebagai Wakil Komisaris Utama PT Freeport Indonesia sampai tahun 2022. Tahun 2023 Orias diangkat sebagai Komisaris Independen pada PT Rukun Raharja, Tbk, perusahaan yang bergerak pada bidang minyak dan gas bumi.
Selain sebagai Direksi, Orias juga menjabat sebagai Komisaris di beberapa yang bergerak di berbagai bidang usaha seperti pembiyaan, dan rumah sakit. Seperti kura-kura di atas pagar, Orias percaya posisi dalam karir adalah karena tangan Tuhan Yang menempatkannya di sana. Tidak ada kura-kura yang bisa naik sendiri ke atas pagar, pasti ada yang menempatkannya di sana.
Di luar hal formal terkait pendidikan dan pekerjaan, dalam masa sekolah Orias juga aktif sebagai Pramuka dan Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia, pernah ikut dalam Jambore Nasional tahun 1981 di Cibubur, Jakarta dan Lomba P3K KSR PMI di Malang pada tahun 1984.
Saat kuliah, Orias ikut cabang olah raga Kempo dan kegiatan Para Navigator. Dari buku saku Pramuka Orias ingat satu prinsip, Kejujuran adalah mata uang yang berlaku di mana-mana. Orias bersama teman-teman Alumni SMP Negeri 2 Kupang tahun 1983 mendirikan Yayasan Sumur Delapan Tiga
yang membantu menyalurkan berkat berupa sumur bor untuk masyarakat di NTT.
Orias tidak segan melengkapi diri dengan berbagai kursus terbaik yang diperlukan untuk menunjang pekerjaannya. Misalnya kursus mengenai pelabuhan di Galilea, Israel dan di Antwerp, Belgia, kemudian kursus mengenai batubara di Oxford, Inggris. Orias juga mengambil kursus
singkat terkait pandemi dan ketahanan nasional yang diselenggarakan oleh Galilee International Managemen Institute, Israel.
“Dengan bekal pengalaman 40 tahun di rantau, saya melihat kondisi Nusa Tenggara Timur dan menyatakan siap untuk menjadi Gubernur NTT. Sesuai dengan prinsipnya bahwa Tuhan yang menempatkannya di manapun, saya percaya penuh bahwa bila Tuhan membuka, tidak ada yang bisa menutup dan bila Tuhan menutup tidak ada yang bisa membuka,” tegas Orias.
Menurut dia, Pilgub NTT masih lama. Saat ini, dia ingin mengenal lebih dekat lagi dengan NTT. “Prinsip bekerja saya tegas, apapun yang dikerjakan selalu dikerjakan dengan sungguh-sungguh seperti untuk Tuhan. Tuhan hanya menghendaki yang terbaik. Jangan bekerja demi keluarga dan diri sendiri, selalu hati-hati, karena keinginan manusia tidak terbatas, anda bisa berakhir sebagai pencuri. Mari kita bangun NTT dengan prinsip yang tegas, BERIKAN YANG TERBAIK, JANGAN MENCURI,” tandas Orias Petrus Moedak. (jdz/st)