LEWOLEBA, mediantt.com – Maraknya ayam beku yang berdampak pada persaingqn tidak sehat di Lembata, menjadi perhatian serius bersama. Karena itu, Pemkab Lembata,Kepala Sub Pelni Bidang Logistik dan sejumlah pengusaha ayam lokal, menggelar rapat bersama. Hasilnya, Pelni Mart tidak lagi memasok ayam beku tapi hanya bisa menjadi distributor pakan ternak.
Pertemuan di ruang rapat Bupati Lembata ini dihadiri oleh beberapa pejabat terkait dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah, Paskalis Ola Tapobali, Selasa (27/6/23).
Rapat ini berfokus pada persoalan yang dihadapi oleh pengusaha ayam lokal, di mana Pelni Mart selama ini memasok dan menjual ayam beku dengan harga lebih murah, mengganggu persaingan usaha di Lembata.
Sekretaris Daerah, Paskalis Ola Tapo Bali, mengatakan perlu dilakukan kajian lebih lanjut dari dinas terkait mengenai harga. Hal ini bertujuan agar keputusan yang diambil tidak merugikan salah satu pihak, baik kepentingan bisnis maupun kebutuhan masyarakat.
Penjabat Bupati Lembata, Matheos Tan, dalam kesempatan tersebut menekankan bahwa pemerintah akan mengutamakan kepentingan yang lebih besar, yaitu masyarakat dalam pengambilan keputusan atau kebijakan.
“Perlu diperhatikan pasokan ayam agar tidak terputus dan harga ayam tidak terlalu tinggi,” ujarnya.
Sementara, Neshtria Firman H, Kepala Sub Pelni Bidang Logistik pada Pelni Mart, mengatakan bahwa Pelni Mart hadir di Lembata untuk membantu mengatasi kesulitan masyarakat, bukan untuk menciptakan masalah baru. Karena itu, Firman menunggu hasil tindak lanjut dari keputusan rapat dalam bentuk dokumen tertulis sebagai dasar laporan ke pimpinan pusat Pelni Mart.
Dia menambahkan, Pelni Mart akan mengikuti keputusan yang diambil oleh pimpinan pusat terkait ayam beku dan rencana sebagai distributor pakan ternak di Lembata.
Seperti diketahui, kehadiran Pelni Mart di Lembata sebagai penyalur kebutuhan komoditi masyarakat melalui kapal tol laut dan juga sebagai penyedia sembako dengan harga terjangkau.
Pemerintah akan terus memantau dan berupaya menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis dan kebutuhan masyarakat dalam hal pasokan ayam serta harga yang wajar di pasaran.
Setelah rapat yang intensif dan konstruktif, pemerintah kabupaten Lembata, Pelni Mart, dan pengusaha ayam lokal berhasil mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan persoalan ayam beku di pasaran.
Salah satu keputusan yakni penghentian pasokan ayam beku oleh Pelni Mart dan pengusaha ayam beku di Lembata demi memberi ruang usaha yang lebih sehat bagi pengusaha ayam lokal untuk berkembang.
Penghentian pasokan ayam beku dari Pelni Mart akan efektif berlaku di bulan September 2023 mengingat pasokan ayam beku sudah didatangkan sebelum keputusan bersama ini diambil. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Lembata memberi waktu sampai dengan stok habis terjual di bulan September.
Sebagai pengalihan atas keputusan ini, Pelni Mart diberi ruang baru sebagai distributor pakan ternak di Kabupaten Lembata. Hal ini juga disetujui pemerintah dengan catatan pengusaha ayam lokal harus memastikan pasokan ayam yang mencukupi kebutuhan masyarakat di Lembata.
Pemerintah akan terus mengawasi dan memantau agar pasokan ayam tidak terputus dan dapat memenuhi permintaan masyarakat dengan harga yang kompetitif.
Kebijakan ini mencerminkan kepentingan yang lebih besar, yaitu menjaga keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan keberlanjutan usaha pengusaha ayam lokal.
Kedepan Pemerintah kabupaten Lembata, Pelni Mart, dan pengusaha ayam lokal akan menjalin komunikasi yang intensif dan terbuka untuk memastikan setiap langkah yang diambil sesuai dengan kepentingan semua pihak.
“Komunikasi yang baik akan menjadi kunci dalam menyelesaikan permasalahan dan membangun kerjasama yang harmonis,” pesan Bupati Tan.
Dengan kesepakatan ini, diharapkan persaingan usaha pada sektor ayam di Lembata dapat kembali sehat dan berkelanjutan.
Pemerintah kabupaten Lembata akan terus mengawasi dan memonitor implementasi kebijakan yang telah disepakati untuk memastikan dampak positif bagi masyarakat dan pengusaha ayam lokal. (baoon)