Ramuan Tradisionai Itu Bagian dari Obat, Laka Lena: Khasiatnya Lebih Tinggi

by -115 views

BELO, mediantt.com – Wakil Ketua komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan, mengonsumsi obat-obatan tradisional merupakan bagian dari pengobatan.

“Bapak ibu yang bangun pagi dan langsung minum air rebusan daun kelor atau makan daun kelor itu bagaian dari pengobatan atau minum temulawak, kunyit dan sebagainya itu juga bagian dari pengobatan,” jelas politisi Golkar ini saat Sosialisasi Peningkatan Penggunaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Produksi Dalam Negeri bersama Mitra Kemenkes RI di Aula Susteran SSPS Kelurahan Belo, Kecamatan Maulafa, Kota kupang, Sabtu (13/5/2023).

Menurut Ketua Gokar NTT ini, mengonsumsi obat tradisional seperti temulawak, kunyit, dan jahe memiliki kahsiat lebih tinggi.

“Bapak ibu yang sakit batuk, pilek, demam, itu saya yakin pasti carinya obat tradisional karena cepat meredakan sakit dan mudah di dapat karena di semua rumah pasti ada,” kata Melki Laka Lena.

Menurut Melki, perputaran nilai dari obat tradisional di Indonesia mencapai Rp20 triliun dalam satu tahun. Dia pun mengatakan, kebiasaan masyarakat NTT saat sakit selalu mengonsumsi obat tradisional namun orang yang sekolah di bidang pembuatan obat tradisional ini tidak ada.

“Saya kan sekolah farmasi, sekolah obat ya. Bicara soal obat tradisional ini kami diajarkan tapi bagaimana mengenal obat tradisional yang tumbuh di bumi NTT dan bagaimana kita olah itu tidak diajarkan. Hal ini yang menjadi persoalan, ada yang sekolah menekuni ini sekalipun itu kehendak pribadi,” jelas Ketua Panja RUU Kesehatan ini.

Menurut Melki Laka Lena, masyarakat harus bersyukur karena sejak dahulu orangtua sudah mengkonsumsi marungge / kelor.

“Bersyukur juga pada saat ini pak Gubernur masih mengingatkan kita untuk mengonsumsi kelor. Menyangkut jurusan ini nanti saya akan bicarakan kepada otoritas terkait seperti Poltekes karena mereka punya bidang itu,” ujarnya.

Melki Laka Lena juga mengatakan, NTT memiliki banyak potensi namun belum memiliki orang yang mampu mengelola potensi ini dengan baik.

“Contohnya di bidang kelautan kan bagus ni, tapi kita tidak punya cukup ahli yang sekolah di bidang perikanan untuk mengelola hasil laut ini,” ujarnya.

Ketua DPD I Partai Golkar NTT ini mendorong masyarakat agar memahami tugas dari Kemenkes. M”Kemenkes memiliki tugas memberikan izin edar untuk alat kesehatan dan PKRT (Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga). Alat kesehatan itu dikuasai dan digunakan oleh tenaga kesehatan atau tenaga medis seperti jarum suntik dan PKRT bisa digunakan oleh siapa saja. PKRT itu seperti obat nyamuk, hand sanitizer,” jelas Melki Laka Lena.

Melki Laka Lena juga mengimbau kepada masyarakat umum untuk memperhatikan produk PKRT yang hendak di beli. “Bapak ibu harus perhatikan produk yang mau dibeli. Perhatikan kemasannya itu masih baik atau sudah rusak, cara pakainya dan tanggal kadaluwarsanya. Jika bapak ibu menemukan hal semacam itu, sebaiknya jangan digunakan dan di laporkan ke Dinas Kesehatan setempat atau instansi yang ditugaskan untuk menangani masalah tersebut,” saran Melki Laka Lena.

Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, Roy Himawan, S. Farm, Apt, MKM mengatakan, perubahan gaya hidup yang terjadi di masyarakat didominasi oleh perilaku hidup tidak sehat dan ini menjadi permasalahan kesehatan yang dihadapi. Karena itu untuk menangani kasus ini Kemenkes membuat sebuah program yaitu gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).

Germas menurut Roy Himawan merupakan gerakan nasional yang diharapkan dapat tumbuh sebagai budaya hidup dari masyarakat Indonesia, karena saat ini kondisi penyakit menular yang banyak terjadi di masyarakat membutuhkan obat dan pengobatan.

Sedangkan untuk obat sendiri di Indonesia, menurut Roy Himawan, bahan bakunya masih impor dan ada di Rektorat Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan Direktorat yang tugasnya adalah mengembangkan obat-obat dan alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri.

“Kegiatan sosialisasi ini diharapkan mampu meningkatkan penggunaan produk dalam negeri terutama obat dan alat kesehatan sehingga bisa meningkatkan produksi kita dan kemandirian kita, sehingga pada saat kita terkena penyakit menular atau penyakit lainnya kita tidak lagi tergantung impor bahan baku dari luar negeri,” jelas Roy Himawan. (go)

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments