Bupati Marsianus Jawa saat memberikan sambutan di Lamalera, Kamis (11/5) malam.
LAMALERA – Gebyar Seribu Anak Sekami-Sekar di Paroki Lamalera menjadi saksi atas janji seorang Marsianus Jawa. Penjabat Bupati Lembata ini blak-blakan bicara tentang infrastuktur jalan yang amat buruk ke Lamalera. Dia malu karena simbol/ikon Lembata adalah Ikan Paus, tapi Lamalera masih seperti anak tiri.
Kamis 11 Mei 2023 malam. Sekitar pukul 19.00 Wita. Di hadapan Pastor Paroki, pemerintah desa, ribu ratu-narakajak Levo Lamalera, dan umat Allah, juga anak-anak Sekami dan Sekar, mantan Kepala Inspektorat NTT ini, sebelum sambutan, memanggil seorang siswa SMPK APPIS dan bertanya; apa gambar logo kabupaten Lembata? Siswa itu spontan menjawab, Ikan Paus. Bupati bertanya lagi; ada di mana? Anak itu menyahut; Lamalera. “Terima kasih,” ujar Putra Nagekeo ini.
Kehadiran Bupati Marsianus Jawa di Lamalera untuk ke sekian kali ini atas undangan Pastor Paroki St Petrus dan Paulus Lamalera, Romo Noldy Koten, Pr, untuk membuka Gebyar 1000 Anak Sekami dan Sekar. Semua anak bersatu dalam spirit iman; “Panggilan: Rahmat dan Perutusan”. Ini adalah acara yang melibatkan anak-anak Sekami dan Sekar di pusat paroki, yang adalah pintu gerbang masuknya Agama Katolik di Lembata. Sejak menahkodai Paroki Lamalera satu tahun lalu, Romo Noldy selalu melakukan terobosan dan inovasi-inovasi baru yang sungguh dirasakan umat.
Putra Nagekeo ini berkata, mengapa dia bertanya soal gambar logo ikan paus, karena semua orang tahu bahwa (memang) sejak awal Lembata menjadi daerah otonomi, ikan paus menjadi logo kabupaten. “Mengapa, karena Lamalera itu telah mendunia, dikenal di seluruh dunia. Pertanyaan lanjutan lagi, apakah selama otonomi ini pemerintah punya perhatian ke Lamalera? Jalan ke Lamalera masih seperti ini (buruk), tidak pernah diperbaiki,” gugat Bupati Marsianus Jawa.
Dia melanjutkan lagi, “Tadi Romo Pastor Paroki sudah katakan bahwa yang bangun jalan ke Lamalera ini di era Penjabat Bupati (saat itu), Pieter Boliona Keraf. Karena itu, saya titip ini (jalan) ke Plt Kadis Pu Lembata Arko Korohama”.
“Pa Plt Kadis PU, tolong berdiri e, bereskan dan tuntaskan (jalan ke Lamalera). Kalau ada dana hibah turun, harus arahkan ke Lamalera. Anda tidak boleh rubah ke mana-mana,” begitu perintah Bupati kepada Plt Kadis PU, yang juga anak Lamalera.
Sebelumnya Romo Noldy menuturkan, jalan lintas selatan Lembata ini dirintis oleh Penjabat pertama alm Pieter Bioliona Keraf, orang Lamalera. “Tapi selama 4 periode kepemimpinan Lembata, tidak ada perhatian untuk memperbaiki jalan ke Lamalera. Untuk itu, saya harus mengemis dan meminta kepada bapa Penjabat bagi nara kajak dan ribu ratu, tolong jalan kami ini. Semoga doa para umat dari pintu masuk katolik ini kepada bapa sebagai primus interpares, mungkin Lamalera lebih cocok dengan penjabat bukan bupati,” kata Romo Noldy Koten.
Menurut Bupati Marsianus, masalah infrastruktur jalan ke destinasi wisata dunia Lamalera, harus kita bereskan. Kita tuntaskan. “Saya minta Pa Plt Kadis PU harus buktikan. Silahkan cari dananya. Kalau ada DAU (dana alokasi umum), rencanakan dan arahkan ke Lamalera. Bagi saya, Lamalera bukan anak tiri. Masa logo Lembata itu ikan paus tapi seolah Lamalera dianak-tirikan. Masa ikan paus kalah dengan yang lain. Kita harus bereskan,” tegas Penjabat Bupati asal Nagekeo ini.
“Saya tidak sepakat kalau jalan ke Lamalera kondisinya seperti ini terus. Harus kita tuntaskan. Pa Plt Kadis PU kerja berat. Kita buktikan,” tandas Bupati dan mengingatkan masyarakat Lamalera untuk selalu berkolaborasi dengan pemerintah.
Di penghujung sambutannya, Bupati Marsianus pun secara resmi membuka Gebyar Seribu Anak Sekami dan Sekar Paroki Lamalera. “Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan atas restu leluhur dan lewotana, gebyar seribu anak Sekami-Sekar Paroki Lamalera, saya buka dengan resmi”. (frk/jdz)