LEWOLEBA, mediantt.com – Persoalan stunting di Kecamatan Nubatukan tak kunjung beres. Ini yang membuat geram Pj. Bupati Lembata, Marsianus Jawa, saat pembukaan Rakor Penanggulangan Covid-19, Penanggulangan Stunting dan Kemiskinan Ekstrim di aula Anton Tifaona, Lewoleba, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Selasa (9/5/2023).
Ia begitu kesal terhadap kinerja pemerintah di kecamatan, baik itu petugas kecamatan, para Lurah ataupun para kepala desa, yang menurutnya belum pekah terhadap persoalan stunting ini.
Laporan panitia menunjukkan bahwa ada yang salah dengan penanganan stunting di Nubatukan. Ia heran, ternyata angka stunting masih cukup tinggi. Dari data per bulan di tahun 2023 ini saja, terjadi fluktuatif angka di dua Puskesmas Nubatukan.
Puskesmas Lewoleba, angka stunting di Januari 2023, berada di angka 248 kasus. Pada Februari, angkanya malah naik menjadi 259 kasus. Bulan berikutnya, akhir Maret turun menjadi 227 kasus. Untuk bulan April ini, kasus stunting melonjak kembali dari angka akhir di bulan sebelumnya. Saat ini per 9 April 2023, posisi kasus berada di angka 247 kasus.
Sementara dari Puskesmas Pada, di bulan Januari 2023, angka stunting terdata 41 kasus. Angka ini bertambah di bulan berikutnya, Februari menjadi 49 kasus. Pergerakan ini rupanya tidak berhenti disitu. Di bulan Maret, ada penambahan 1 pasien menjadi 50 kasus. Angka ini kemudian berbalik di awal April 2023. Laporan sementara per 9 April, stunting berada di angka 48 kasus.
Dari laporan kedua Puskesmas ini, terbaca bahwa terjadi pergerakan fluktuatif kasus stunting di dua Puskesmas Nubatukan tersebut.
Kenyataan turun yang begitu sedikit di luar ekspektasi Ini, menjadi pemicu kemarahan Bupati Jawa terhadap pemerintah kecamatan. Apalagi Kecamatan Nubatukan sebagai barometer perekonomian Lembata. Seharusnya lebih baik dari delapan kecamatan lainnya.
“Ini barometer, maka kita harus menjadikan Nubatukan menjadi kecamatan terbaik,” tegas Bupati Jawa kepada Camat dan semua perangkat pemerintahan Kecamatan Nubatukan yang hadir.
Karena itu, Bupati tekankan agar persoalan stunting ini segera dibereskan. “Bapa ibu Lurah, menjadi perhatian, eh,” tandas Bupati Jawa lagi.
Sebagai bukti keseriusan bupati, ia kemudian meminta semua RT/RW mencatat nomor pengaduan WA miliknya supaya bisa berkomunikasi langsung dengan dia.
Ia berjanji setiap pengeluhan yang disampaikan melalui WA pribadi ini pasti direspons, asalkan berdasarkan bukti dan fakta di lapangan.
Langkah yang ditempuh bupati ini, bukannya tidak percaya terhadap kinerja petugas kecamatan di lapangan, tapi ia ingin semua persoalan yang dikeluhkan masyarakat Lembata bisa segera diatasi. Apalagi Nubatukan sebagai barometer Lembata, maka harus lebih baik. (baoon)