BILOTO, mediantt.com – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena mengimbau masyarakat yang berprofesi sebagai petani, peternak, nelayan, buruh, sopir, tukang ojek dan lainnya, untuk mendaftarkan diri menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan Bukan Penerima Upah (BPU). Sebab iuran bulanan tidak lebih dari harga lipstik dan rokok.
“Kita ini bayar cuma satu bulan 16. 800 rupiah. Manfatnya untuk jaminan kecelakaan kerja dan santunan kematian. Saya melihat masyarakat kita ini banyak belum tahu manfaatnya. Bayar cuma murah meriah. Tidak lebih dari harga lipstik mama-mama, tidak lebih lebih dari harga rokok bapak-bapak. Dia punya biaya perbulan itu cuma 16.800 rupiah per orang, per bulan,” ujar Politisi Golkar yang akrab disapa Melki Laka Lena ini saat Sosialisasi Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bersama Mitra BPJS Ketenagakerjaan di GMIT Ebenhaezer Bikium, Desa Biloto, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Senin (1/5/2023).
Ketua Golkar NTT ini mengatakan, masyarakat yang mengikuti Program BPJS Ketenagakerjaan akan mendapat berbagai kemudahan.
“Ketika bapa ibu tiga tahun berturut-turut menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan bisa mendapatkan beberapa kemudahan hanya dengan membayar Rp16.800. Misalnya apabila bapa ibu nantinya meninggal dunia maka alih waris dari bapa ibu akan menerima santunan dari BPJS Ketenagakerjaan sebesar Rp 42.000.000. Bahkan tidak hanya santunan kedukaan tetapi di luar itu apabila bapak ibu meninggal dunia dan memiliki anak lebih dari satu maka anak tersebut mendapat beasiswa jika anaknya masih di bangku SD maka dari SD sampai lulus perguruan tinggi,” jelas Melki Laka Lena.
Melki juga mendorong Pemda TTS untuk menggelar festival tahunan di Kampung Aman, Desa Kuatae, Kecamatan Kota Soe, untuk mengenang peristiwa air berubah menjadi anggur di tahun 1965 silam.
“Saya tadi pagi berdiskusi dengan pak bupati bahwa TTS ini perlu ketong bikin suatu festival rutin dalam konteks wisata religius. Kalau ketong sudah punya festival musim dingin di Fatumnasi. Namun saya melihat ada suatu yang menarik di Kampung Aman. Kejadian ketika anggur lagi susah di TTS orang berdoa rame-rame berhari-hari, maka jadilah air itu menjadi anggur, tahun 1965. Jadi saya omong di Bupati, kejadian ini seperti di tanah Kana dulu. Ketika Yesus pergi di suatu acara dia mengubah air menjadi anggur. Kejadian ini seperti juga di kampung Aman. Festival model ini menarik. Kita bisa bikin festival ini menjadi suatu festival yang membuat orang melihat bahwa TTS ini juga salah suatu wisata religus yang perlu diperhatikan. Sama seperti yang ketong lihat di Flores ada Semana Santa peninggaln Portugis itu bisa menjadi model. Semoga bupati dengan tim dari pemda dan kami juga dukung dari Jakarta agar acara ini bisa jalan,“ jelas Melki.
Melki Laka Lena juga mengungkapkan bahwa selama menjabat sebagai DPR RI, perhatiannya terhadap kabupaten TTS lebih besar dari kabupaten lain di Dapil NTT 2 karena merupakan tempat tumpah darah politiknya.
“Saya dipilih oleh orang TTS itu 11.000 suara. Terbesar saya dapat dari TTS, sehingga bagi saya TTS ini tempat tumpah darah politik saya. Bantuan apapun dari Jakarta itu TTS paling banyak. Yang saya bantu untuk sektor kesehatan saja, mulai dari awal covid hingga saat ini mencapai Rp250 miliar. Belum dari sektro ketenagakerjaan, kemenkes dan lain-lain. Total 3 – 4 tahun ini saya hitung-hitung sekitar Rp600-700 miliar sudah ada,” tegas Melki. (go)