Gubernur VBL Panen Jagung TJPS di Nilanapo, Tiga Winman Terima Uang Rp30,4 Juta dari Bank NTT

by -86 views

NILANAPO, mediantt.com – Rabu (26/4/2023), Gubernur Viktor Laiskodat berkunjung di Kabupaten Lembata. Kunjungan kerja selama dua hari ini digunakan Viktor Laiskodat untuk melakukan panen jagung program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) di Desa Nilanapo, Kecamatan Omesuri, sekaligus menyaksikan penyerahan bantuan “Kredit Mikro Merdeka, Ekosistem Pengembangan Sektor Holtikultura” dari Kepala Bank NTT Cabang Lewoleba, Petrus Soba Lewar kepada 5 penerima, masing-masing Rp 5 juta.

Kelima penerima itu yakni, Agnes Deran, Bergilda Kewa, Dominika Daten, Martina Wayaq dan Lusia Leto. Semuanya adalah warga dari Desa Nilanapo, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata.

Kamis (27/4), Gubernur serahkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk 11 SMA/SMK se-Kabupaten Lembata, berpusat di SMA 1 Nubatukan.

Tiba dari Labuan Bajo menggunakan penerbangan Wings Air di Bandara Wunopito, Lewoleba, Gubernur VBL disambut Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa, Kapolres Lembata AKBP Josephien Vivick Tjangkung dan sejumlah pejabat Forkopimda.

Dari bandara Wunopito, Gubernur bersama Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa, Ketua DPRD, Petrus Gero, Kapolres Lembata AKBP Josephien Vivick Tjangkung, Kajari Lembata, Azrijal, dan Dandim 1642 Flores Timur-Lembata serta Kadis Pendidikan Provinsi NTT, Linus Lusi, bersama rombongan lainnya bergerak ke rujab Bupati Lembata, di Lamahora, Kelurahan Lewoleba Timur.

Di rujab, Gubernur rehat sejenak untuk makan siang dan kemudian bertolak ke Desa Nilanapo, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata.

Di Desa Nilanapo, Gubernur Laiskodat lakukan panen jagung secara simbolis, Program Tanam Jagung Panen Sapi- Pola Kemitraan (TJPS-PK), Periode Okmar 2022-2023. Juga melakukan penandaan pada ternak sapi dan demonstrasi pemipilan jagung menggunakan mesin pemipil di lokasi panen.

Setelah itu, Gubernur menyaksikan launching pembelian jagung TJPS Pola Kemitraan (PK), Musim Tanam (MT) 1 yang dilakukan oleh Bupati Lembata, Marsianus Jawa bekerja sama dengan offtaker dari PT. Suaka Bumi Pertiwi.

Pembelian jagung ini adalah merupakan hasil kerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata dengan PT. Suaka Bumi Pertiwi, Musim Tanam (MT) 1.

Offtaker PT. Suaka Bumi Pertiwi, Felisius M. Amath, mengatakan, launching hari ini sebanyak 6 ton. Sementara ketersediaan jagung di gudang Lewoleba, sudah mencapai 15 ton. Lima belas ton di gudang itu, menurutnya, bersumber dari hasil panen jagung masyarakat di Kecamatan Nagawutung.

Jadi kalau ditambah dengan 6 ton yang dilaunching hari ini, maka stok di gudang sudah mencapai 21 ton. “Kita butuh 24 ton, satu kontainer. Kalau sudah 24 ton, kita kirim,” ujar Felisius.

Menurut dia, sebenarnya jagung ini sudah bisa dikirim ke perusahaannya di Surabaya, tapi karena ada hari raya Paskah dan Idul Fitri, maka proses pembelian dan pengiriman baru bisa dilakukan saat ini.

Offtaker ini berharap kerjasama kemitraan ini untuk tahun-tahun selanjutnya akan tetap dilakukan, tidak hanya sebatas berhenti di wiman program TJPS saja tetapi juga bagi wiman non TJPS, dan itu diharapkan berkelanjutan. “Kami juga bertanggungjawab, berupaya agar petani di Lembata mampu untuk mandiri,” jelas Amath lagi.

Sebagai informasi, PT. Suaka Bumi Pertiwi membangun kemitraan dengan Pemerintah Daerah, mengambil jagung di petani dengan harga per kilogram Rp 4.500,-.

“Saat ini kami lakukan pembelian jagung milik tiga petani yakni pertama, Marselinus Ken, sebanyak 5.000 kilogram, dengan total transaksi Rp 22.500.000. Kedua, Syukur Abdullah, dari Desa Wowon, 810 kilogram, dengan total Rp 3.645.000. Ketiga, Petronela Peni, dari Desa Mahal 1, sebanyak 965 kilogram senilai Rp 4.342.500. Dari hasil transaksi ketiga wiman ini, kalau ditotal menjadi 6.775 kilogram, dengan total keuangan Rp 30.487.500,” jelas staf offtaker PT. Suaka Bumi Pertiwi.

Lembata Terbesar

Kadis Pertanian, Kanisius Tuaq melaporkan, awal mula program TJPS ini digulirkan tahun 2022, respon masyarakat Lembata sangat rendah. Sehingga pemerintah menyiapkan lahan hanya sekitar 12,5 hektar. Uang yang beredar saat itu melalui skema pinjaman kredit di Bank NTT hanya mencapai Rp 171 juta dan semuanya sudah dikembalikan.

Untuk musim tanam Okmar (Oktober-Maret) 2022-2023, lahan disiapkan pemerintah sekitar 230 hektar. Sementara uang yang beredar di petani sekitar Rp 2,3 miliar, yang mana menurut informasi dari Gubernur, Kabupaten Lembata merupakan yang terbesar dalam penyaluran kredit oleh Bank NTT.

Kegiatan panen ini, menurut Kanis Tuaq, berdasarkan laporan dari pemilik lahan, akan dipanen sekitar 7,2 ton. Ini merupakan pencapaian yang baik sesuai dengan target atau kampanye kabupaten per hektar harus 7 ton, 7 ton, maka hari ini terjawab sudah.

Dilaporkan juga pembelian ternak di aset kemarin, kita punya sapi 3 ekor, babi 36 ekor, kambing 6 ekor dan ayam 136 ekor. Data ini, menurut Kanis Tuaq, bahwa program TJPS di Lembata untuk ternak itu disesuaikan dengan keinginan wiman, sehingga ternak dilaporkan tadi bukan hanya sapi saja tetapi beraneka ternak sesuai kebutuhan wiman.

Dari laporan ini, Gubernur jujur mengakui bahwa kolaborasi yang dibangun Pemkab Lembata bersama Bank NTT, para winman (Wira usaha mandiri) dan offtaker PT. Suaka Bumi Pertiwi dalam mendukung dan menyukseskan program TJPS di Kabupaten Lembata ini berjalan baik. Namun demikian Gubernur Laiskodat menginginkan ada sebuah gudang penampung di desa untuk menjaga kualitas jagung dalam kondisi tetap baik.

Hal ini sekaligus menjawab keluhan dari para petani jagung yang mengeluhkan kualitas jagung pasca panen di musim penghujan. Dimana disampaikan pernah ada anggota kelompok yang habis panen tapi karena curah hujan masih tinggi mengakibatkan jagungnya banyak yang rusak.

Gubernur juga minta agar batang jagung juga dimanfaatkan secara baik untuk pakan ternak. dan diharuskan saat panen jagung kadar gulanya masih ada atau tinggi. Itu artinya, jangan sampai dibiarkan jagung kering sekali baru dipanen karena berdampak pada kualitas kadar gulanya.

“Prinsip jagung itu, kalau dipencet sudah keras, ya diambil. Dia tidak perlu nunggu untuk dia sampai kering. itu prinsipnya,” ujar Gubernur Laiskodat kepada Kadis Pertanian dan peserta yang hadir.

Terkait panen, karena mesin panen jagung ada di Pemda Lembata, maka Gubernur minta digeser ke lokasi winman untuk dilakukan panen habis segera, sehingga ada peluang bagi para petani untuk tanam kedua.

Kalau ini dilakukan, kolaborasi, ekosistem ini berjalan, Gubernur meyakini kedepannya akan semakin mudah. Ia pun merasa senang dan gembira karena hasil panen jagung kali ini sangat memuaskan. “Saya gembira karena jagung ini bagus sekali. Ini kalau kita bisa terapi dengan baik, kita akan cepat sekali,” ungkap orang nomor satu di NTT ini.

Karena itu, kembali ia tekankan pentingnya gudang. Menurutnya, walaupun sederhana harus dibuat sesegera mungkin untuk menjaga kualitas jagung tetap baik.

Terkait mesin panen, yang masih terbatas sekitar kurang lebih tiga puluhan ini, Gubernur mendorong agar diperbanyak sampai seribu lebih untuk menjawabi kebutuhan petani yang begitu banyak di Kabupaten Lembata ini. Sisikan anggaran sekitar Rp 1 miliar lebih untuk pengadaan alat ini, ujar Gubernur Laiskodat.

Gubernur juga ingatkan Kadis Pertanian untuk kontrol betul terhadap tanaman holtikultura, seperti cabe, bawang dan tomat agar tanam dan panen berkesinambungan. Tanaman holtikultura ini, menurutnya akan membantu daerah ini menekan laju inflasi ekonomi yang berlebihan di masyarakat. Karena itu perlu dijaga panennya, jangan sampai semuanya dilakukan bersamaan atau serempak. Kalau demikian maka resiko lanjutannya, harga panen komoditi holtikultura pasti akan jatuh, ujarnya.

“Jadi disiapkan ada yang tanam, menunggu begitu dia siap panen, baru ada yang tanam lagi. Jadi ada panen, ada tanam,” terang politisi kawakan partai Nasdem ini.

Dengan demikian, dia meyakini dengan pola tanam seperti ini akan membantu harga jual di pasaran menjadi lebih stabil. Karena itu, disain untuk tanam itu dirancang sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Ia juga menekankan adanya kolaborasi atau kerjasama antara Kadis Perindustrian dan Perdagangan dengan Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Lembata itu sudah harus konek.

“Informasi setiap bulan di pasar berapa, apa saja yang masuk, kebutuhan berapa besar, itu yang diatur sehingga tiap bulan dia masuk bolak-balik. Sirkulasi itulah yang bisa di hitung untuk menjaga inflasi,” tegas Laiskodat.

Sementara terkait infrastruktur jalan yang dikeluhkan warga, orang nomor satu di NTT ini berjanji akan memperhatikan jalur ini. Kalau melalui Inpres, Ia meyakini akan semakin lebih baik, karena menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat. Kita akan terus berupaya mendorong peningkatan status jalan ini menjadi jalan nasional. Dengan status jalan demikian, menurutnya akan sangat membantu daerah ini dalam proses pengerjaannya lebih cepat dan akan semakin lebih baik.

Senada dengan Gubernur, Bupati Jawa dalam pernyataannya, ia minta agar koordinasi, sinergitas antara Kades Nilanapo, Camat Omesuri dan Kadis Pertanian supaya lebih ditingkatkan. Dia meyakini bahwa kurang adanya komunikasi dan sosialisasi terhadap program TJPS ini sehingga masih banyak warga masyarakat di Nilanapo ini yang belum mengikuti program TJPS ini.

Bahwa ternyata, o begini, begini, begini hasilnya. Dan itu tugas pemerintah untuk meyakini masyarakat, sekaligus mempermudah semua proses itu, macam keluhan pupuk yang tidak ada harus disikapi segera antara Kepala Desa, Camat dan kadis Pertanian, ujar Bupati Jawa.

Sementara terkait alat bajak atau traktor dorong, Bupati tegaskan bahwa semuanya dikontrol oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian. Ia menghendaki setiap kali selesai dipakai, alat tersebut dikembalikan ke Dinas Pertanian untuk pengamanan dan mempermudah dalam pengawasan dan pengontrolan.

Adapun terkait inflasi di daerah ini, seperti beras, minyak, gula pasir, dan lain-lain, ini ada hubungan juga dengan ketersediaan tanaman holtikultura seperti sayuran, cabe-cabean dan tomat, di pasaran. Yang terjadi saat ini di pasaran Lewoleba, banyak komoditi holtikultura dipasok dari daerah lain di luar Lembata, seperti dari Ende.

Ini menurut Bupati Jawa akan menambah biaya saat dijual sehingga meningkatkan inflasi di daerah ini. Karena itu, ia menghendaki mama-mama yang ada di Lembata agar menanam tanaman holtikultura sebanyak mungkin guna memenuhi stok bahan kebutuhan masyarakat di Lembata. Dengan langkah ini, ia meyakini akan menekan laju inflasi di Lembata.

Ia minta semua aparat desa terutama para Kades agar mendorong mama-mama untuk menanam tanaman holtikultura seperti cabe, sayuran, tomat dan bawang guna memenuhi kebutuhan harian sehingga tidak perlu lagi membeli di pasar.

Untuk hal itu, Bupati perintahkan Kadis Pertanian untuk segera mencari satu lahan dengan luas sekitar lima hektar agar dijadikan tempat pasar murah. Kalau itu dilakukan segera, ia meyakini persoalan inflasi ini bisa diatasi. (baoon)

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments