Marthen Luther Dira Tome menyaksikan pemasangan geomembran akhir Maret lalu.
LEDEANA, mediantt.com – Kerja keras Marthen Luther Dira Tome dan tim untuk menghidupkan kembali tambak garam di Sabu, akhirnya berbuah manis. Sebab, akhir April 2023 ini, garam yang diberi nama NATAGA di sejumlah tambak mulai dipanen.
“Puji Tuhan, kerinduan dan harapan mereka (petani tambak garam) tidak hanya sekadar mimpi. Ternyata semuanya ibarat pucuk dicinta ulam tiba. Jika tak ada aral, maka panen ganen garam akan dimulai akhir April 2023, mohon dukungan dan doa semua basudara,” kata mantan Bupati Sabu Raijua dua periode itu kepada mediantt.com, kemarin.
Dia menjelaskan, pada akhir tahun 2022, koleganya bung Danny deMita dari Jakarta ingin berbagi dengan saudara-saudaranya di Sabu Raijua membangun kembali tambak garam diatas lahan para pemilik lahan. Pada Selasa 4 April 2023 malam, tambak garam yang sudah dibangun kembali di Desa Ledeana sudah mulai mengisi air ke waduk dan akan dilanjutkan di Kolouju dan Pantai Bali.
“Terima kasih bung Meky Wila bersama teman-teman yang telah bekerja keras menyelesaikan pekerjaan pengecoran pematang, pembersihan, perataan dan pemadatan lahan. Terima kasih MaDila Jhony Manoe (JM) yang mengarahkan dan mengawasi jalannya seluruh pekerjaan. Terima kasih ama Molo (Zultan) bersama teman-teman yang melakukan pasang dan sambung geomembrane,” kata Dira Tome.
Pemerintah Tidak Mampu
Mantan Bupati yang sukses dengan Program MANDIRI ini juga blak-blakan mengkritik Pemerintah Sabu Raujua yang membiarkan tambak garam rusak tidak terurus.
Menurut dia, Pemda Sabu Raijua membiarkan tambak garam rusak dan berantakan bertahun-tahun, yang menyebabkan para pekerja kehilangan lapangan kerja, pemilik lahan juga kehilangan penghasilan. Demikian pula daerah harus kehilangan penghasilan dalam bentuk Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS).
“Selama ini Pemda berargumen kalau kerusakan tambak karena angin puting Beliung atau badai Tornado pada tahun 2018-2019. Tapi argumen tersebut tampaknya kurang masuk akal sehat karena tambak garam menyebar di semua wilayah dan tidak mungkin pula Tornado berhembus hanya mencari dan merusak tambak garam,” protes Dira Tome.
Demikian pula, lanjut dia, jika argumen yang dibangun bahwa rusaknya tambak garam karena terjangan badai Seroja. “Tapi itu pun tampak mengada-ada, karena Seroja baru terjadi tahun 2021, sementara sebelum itu semua tambak garam sudah hancur. Seroja hanya membantu membersihkan lapisan geomembrane yang telah hancur dan menjadi tumpukan sampah,” tegasnya, mengingatkan.
Dia menegaskan lagi, pemerintah memang sudah tidak mampu lagi mengurus tambak. Yang bisa pemda lakukan kecuali menjual garam yang masih tersisa, dalam istilah gaul pemda telah buang handuk alias tidak mampu lagi mengurus tambak.
“Sesuai pengakuan para pemilik lahan bahwa dalam suatu rapat sekira tahun 2020, pemda meminta pemilik lahan untuk mencari investor dan mengerjakan tambak. Tapi apa daya para pemilik lahan tidak mengerti hendak menghubungi dan berkomunikasi dengan siapa,” katanya.
Dia menambahkan, “Mereka (pemilik lahan) rindu supaya lahan milik mereka bisa berfungsi lagi. Mereka mengharapkan pembagian hasil 5% bisa mereka terima lagi. Mereka rindu anak-anak dan saudara mereka bekerja dan terima upah lagi. Mereka juga rindu memiliki tabungan pensiun seperti masa lalu”.
Kecintaan MDT
Tentang Marthen Dira Tome (MDT), salah satu warga Sabu berpendapat, dia tak mengenal lelah dan bosan terhadap tanah leluhurnya, Sabu Raijua. Kecintaan dan loyalitasnya mengalir dalam setiap darah dan denyut nadi serta hembusan nafasnya. Sebab, walaupun Marthen Dira Tome tidak memiliki jabatan di Sabu Raijua, namun ia tetap mau berjuang dengan segala upaya dan daya untuk melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk diyakinkan datang berinvestasi di Sabu Raijua.
“Bagaimana Sabu Raijua tidak bersyukur adanya putra daerah yang benar-benar memperhatikan daerahnya. Dengan segudang inovasi dan kerja keras/cerdasnya dapat menyerap banyak pengangguran, baik dari yang tidak bersekolah bahkan sampai yang memiliki ijasah. Terlebih lagi untuk PAD Sabu Raijua jika saja banyak pihak bahkan pemda Sabu Raijua memberikan ruang kepada Marthen Dira Tome untuk bekerja sama, maka Sabu Raijua tidak lama untuk bangkit dan berjaya lagi. Namun sayang masi banyak yang mencibir akan perjuangan Matade bahkan Pemda sekalipun sangat lamban untuk berkolaborasi demi kejayaan Sabu Raijua. Salam Kerja Nyata, Kerja Keras & Kerja Cerdas untuk Sabu Raijua. Marthen Dira Tome sang penakluk daerah yang tandus dan gersang”. (jdz)