Vivick Tjangkung saat diterima secara adat di Bandara Wunopito Lewoleba.
LEWOLEBA, mediantt.com – Setelah dilantik oleh Kapolda NTT, Irjen Pol Johni Asadoma dan melakukan serah terima jabatan (Sertijab) di Mapolda NTT, Rabu (12/4/2023), AKBP Dr. Josephien Vivick Tjangkung, S.Sos, M.IKom, Kapolres wanita pertama di NTT ini, tiba di Bumi Ikan Paus, Lembata, Sabtu (15/4) pagi, menggunakan pesawat Wings Air.
AKBP Vivick Tjangkung ketika tiba di Bandara Wuno Pito, disambut dengan upacara adat baololong, tradisi khas Lamaholot dalam menyambut tamu atau keluarga yang baru tiba di Lepanbatan. Acara seremonial berupa tuang tuak dan kan keleruk malor atau makan sirih pinang menghiasi pemandangan di pinggir landasan pacu bandara Wunopito.
Wanita berparas ayu ini pun kemudian dikenakan kain sarung motif daerah oleh Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa. Bupati Jawa didampingi oleh Ketua DPRD Lembata, Petrus Gero, mantan Kapolres AKBP Dwi Handono Prasanto, unsur Forkopimda, Sekretaris Daerah, Paskalis Ola Tapo Bali dan Kepala Bandara Wunopito.
Setelah rehat sejenak di ruang lobi bandara, Kapolres Vivick Tjangkung lalu diarak menggunakan mobil patwal polisi menuju Mapolres Lembata. Di Mapolres Lembata, AKBP Vivick Tjangkung disambut dengan tradisi pedang pora di halaman depan Mapolres setelah . Namun demikian sebelumnya dikalungi kain sarung khas Lembata oleh Wakapolres Kompol Johanis Cristian Tanau.
Kepada Pers di lobby bandara, Vivick Tjangkung menyampaikan sangat terkesima dengan penyambutan yang diberikan. Ia secara tulus mengungkapkan kehadirannya di bumi ikan paus, “Menghirup udara para leluhur.” Dia merasa sangat diterima dan berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi daerah ini.
“Untuk tanah leluhur saya ini, saya akan memberikan yang terbaik. Saya akan lakukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan saya sebagai Kapolres dan Polri,” tegas Vivick Tjangkung.
Terkait bersih-bersih di jajaran kepolisian resor Lembata yang sempat disentil media, Vivick secara singkat berujar, ia akan mempelajari. “Saya akan cek dulu,” ujarnya.
Vivick Tjangkung hadir di Lembata setelah ditunjuk oleh Kapolri untuk mengemban tugas baru sebagai Kapolres. Ia hadir seorang diri karena statusnya masih singel. Wanita berparas cantik di usia emas 52 tahun ini datang ke Lembata membawa harapan baru bagi masyarakat Lembata. Semoga ia bisa menjalankan tugas dan amanah ini dengan sebaik mungkin.
Hal ini bisa terwujud, tentunya ada kerjasama dan dukungan dari semua pihak terutama masyarakat Lembata. Karena itu, wanita blesteran Ende Lamalera ini berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi tanah leluhurnya.
Sejak kedatangannya, Vivick Tjangkung begitu enjoy. Ketika di Kupang saat pelantikan, ia menyatakan bahwa akan mengedepankan penegakan hukum yang adil dan merata bagi semua warga di wilayah hukum Polres Lembata. Dia siap mengemban amanah ini sebaik mungkin.
Sebagai seorang wanita atau Srikandi pertama yang menjadi orang nomor satu di jajaran kepolisian Lembata, ia siap dengan segudang pekerjaan rumah yang menanti untuk ditangani.
Vivick Tjangkung merupakan salah satu perwira menengah polisi wanita pertama di NTT yang dilantik menduduki jabatan Kapolres Lembata menggantikan AKBP Dwi Handono Prasanto, yang dimutasi ke Polres Kota Bandung sebagai Wakapolresta Bandung, Polda Jawa Barat.
Wanita kelahiran Ende, Flores, 15 Maret 1971 ini, saat dilantik sedang mengemban tugas sebagai Kabagbinopsnal Ditbinmas Polda Metro Jaya. Di lingkup jaringan peredaran narkoba, wanita berdarah Lamalera ini cukup ditakuti. Ia merupakan sosok yang tak asing lagi di mata para bandit narkoba. Banyak kasus narkoba yang melibatkan sejumlah artis tanah air dan pelaku narkoba lain sempat ditanganinya.
Sebut saja nama Zarima Mirafsur, ratu ekstasi. Dia ditangkap karena kedapatan memiliki 30 ribu butir pil ekstasi. Gara-gara peristiwa itu, menggegerkan jagat tanah air di tahun 1996. Zarima pun saat itu digelari sebagai Ratu Ekstasi. Ia di tahan setelah ketahuan memiliki barang haram tersebut. Vivick Tjangkung adalah salah satu personil wanita yang terlibat dalam tim penangkapan Zarima Mirafsur kala itu.
Tak cuma di situ, mantan artis yang juga penulis buku “Melawan Teror Narkoba 8 Penjuru” ini, pernah juga mengungkap kasus laboratorium gelap yang memproduksi narkoba di Indonesia.
Inilah contoh kasus bagaimana sosok seorang wanita, Vivick Tjangkung ketika menangani sebuah kasus. Pemberani, tegas, teguh dan yakin. Ia tak takut akan tekanan ataupun ancaman. Itulah sosok berprestasi yang merupakan lulusan ke-66 dari Program Doktor Ilmu Komunikasi Sekolah Pascasarjana Usahid Jakarta.
Keberanian seorang Srikandi Polri, AKBP Vivick Tjangkung ini sepertinya tak lepas dari darah leluhurnya di Lamalera. Darah pemberani, petarung dari seorang Lamafa mengalir juga di nadi wanita blesteran Ende Lamalera ini. (baoon)