Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto seusai menerima kunjungan pimpinan PSI di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Rabu (12/4).
JAKARTA – Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengakui dalam jangka pendek Koalisi Besar akan menyiapkan Rancangan Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2025-2045 untuk Indonesia. RPJP akan dimasukkan pemerintah ke DPR untuk dibahas bersama-sama.
“Dan dalam jangka pendek kita akan mempersiapkan yang namanya RPJP sesuai visi kenegaraan. Tentu visi ini menjadi penting dibahas juga oleh koalisi besar. Karena ini akan masih ke DPR dan dibahas di masa sidang ini sampai September, diharapkan pada capres nanti bisa mengacu RPJP yang baru,” kata Airlangga, Kamis (13/4/2023).
Hal tersebut diungkapkan Airlangga setelah bertemu dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Jakarta, Rabu (12/4).
Dia mengatakan, RPJP merupakan rencana pembangunan yang akan sesuai dengan visi kenegaraan. Menurutnya, visi itulah yang penting dibahas bersama lima partai politik di parlemen yang tergabung dalam Koalisi Besar. Adapun kelima partai tersebut yakni Golkar, Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Airlangga menjelaskan, Golkar menyambut baik keinginan PSI bergabung dengan Koalisi Besar. Sebelum PSI, Partai Perindo juga mendukung pembentukan Koalisi Besar. Menurutnya, semakin baik jika ada banyak partai yang bisa menyamakan persepsi dan visi misi untuk Indonesia kedepan.
Dia juga mengatakan, hal tersebut mampu mempermudah penyusunan peraturan perundang-undangan yang dibutuhkan untuk pemerintah dalam kebijakan pembangunan hingga penyamaan visi dan misi. Serta untuk menjaga agar tidak ada perubahan regulasi di tengah perjalanan program pemerintah.
“Rencana pembangunan ini benar-benar sesuai visi misi yang disepakati bersama. Tentu mengawal proses demokrasi agar berjalan secara baik, dan juga menjaga agar proses ini mempunyai regulasi yang transparan, jelas, dan terbuka. Sehingga tidak ada perubahan regulasi di tengah,” tuturnya.
Sementara itu, Anggota Dewan Pembina PSI Grace Natalie mengatakan, partainya mendukung Koalisi Besar melihat semangat untuk menyatukan partai politik yang menginginkan adanya keberlanjutan program Presiden Joko Widodo.
“Saya pikir kita bisa bertemu di situ dan perbincangan dengan Pak Airlangga tadi kita juga sepakat bahwa nanti di periode yang baru, akan membuang waktu kalau kita memulai dari nol lagi semuanya,” kata Grace.
Menurut dia, hal itu yang membuat partainya tertarik bergabung dengan Koalisi Besar. Sebab PSI bakal mendukung sosok calon presiden yang melanjutkan program pembangunan Jokowi.
“Di situ saya pikir kita memiliki titik temu, program-program yang sudah baik yang sudah dikerjakan Pak Jokowi bisa dilanjutkan lagi,” tutupnya.
Airlangga juga meyakini, akan semakin banyak partai politik yang mendukung gagasan koalisi besar. Golkar terbuka terhadap parpol mana pun yang ingin bergabung.
Ide pembentukan koalisi besar pertama kali dikemukakan Airlangga akhir Maret lalu. Gagasan ini kembali muncul saat Presiden Jokowi bertemu ketua umum parpol dari dua koalisi, yakni Koalisi Indonesia Bersatu (Golkar, PAN, PPP) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (Gerindra-PKB), awal April.
Komunikasi antarelite parpol untuk membentuk koalisi besar tidak hanya terlihat di Golkar. Sepanjang minggu lalu, Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Perindo, PAN, dan PKB juga berkunjung ke kediaman Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk membahas hal yang sama. Airlangga juga bertemu Prabowo, Selasa (11/4) lalu. (dtc/jdz)