WATANLOLO, mediantt.com – Kapolda NTT, Irjen Pol Johni Asadoma menyapa warga Watanlolo saat panen jagung program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS), di Dusun Watanlolo, Desa Pasir Putih, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata, Rabu (5/4).
Ketika tiba di Pantai Watanlolo dengan menggunakan Speed Boat dari Lamalera, Kapolda NTT langsung dijemput oleh warga setempat dan diarak menuju lokasi acara. Saat itu, Kapolda ditemani oleh Kapolres Lembata, AKBP Dwi Handono Prasanto dan Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa, yang tiba dari Lewoleba menggunakan mobil EB 1, serta Kepala Bank NTT Cabang Lewoleba, Petrus Soba Lewar.
Tampak warga Watanlolo sangat antusias dengan kehadiran Kapolda NTT yang baru pertama kali singgah di dusun kecil, ujung Barat Desa Pasir Putih ini. Orang nomor satu di Polda NTT itupun diterima secara adat di pinggir pantai. Ia disuguhi tuak dan rokok koli khas Lamaholot dan dipakaikan selendang motif Lembata, sebagai tanda ucapan selamat datang di Dusun Watanlolo.
Kapolda lalu diarak menuju lokasi panen jagung perdana program TJPS. Setelah itu baru dilakukan acara tatap muka atau dialog antara warga bersama Kapolda.
Kapolda dalam sapaan awalnya saat itu menyampaikan bahwa panen raya jagung di lahan seluas kurang lebih tiga hektar hari ini bisa menghasilkan uang sekitar kurang lebih Rp 28 juta per hektar. Jumlah itu, menurutnya, kalau dipotong dengan pinjaman KUR Bank NTT Rp 10 juta, maka uang masih tersisa sekitar Rp 18 juta. “Jadi program TJPS ini luar biasa,” kata Kapolda.
Karena itu, ia mengajak masyarakat Lembata untuk membiasakan menanam jagung di musim penghujan. Dan terkait program TJPS ini, ia berharap di tahun-tahun yang akan datang tetap dilaksanakan, tetap dilestarikan oleh masyarakat di Desa Pasir Putih.
Soal hutan di sekitarnya, Kapolda tetap menjaga kelestariannya. Karena dari hutan itu, banyak sekali manfaatnya bagi kehidupan manusia. “Sebagai penyerap air. Nanti akan ada banyak mata air yang muncul disitu. Kemudian sebagai pembersih udara, hutang menyerap CO² yang cukup banyak sehingga memberikan O² untuk kita hirup dan pemandangan menjadi indah,” kata Kapolda NTT kepada warga Pasir Putih.
Karena itu, dia mengucapkan selamat atas panen yang telah dilaksanakan, dan kembali mengajak kita budayakan untuk selalu menanam, menanam dan menanam. “Dimana pun ada tanah kosong, tanam, tanam, tanam. Kita tanam, maka pasti akan menghasilkan,” tegas orang nomor satu di Polda NTT ini.
Sementara dalam dialog bersama warga, ada tiga permasalahan mendasar yang mengemuka. Ketiga permasalahan ini diangkat oleh seorang warga Dusun Watanlolo yang juga seorang guru dan Imam Masjid. Pertama, adanya keresahan warga terkait maraknya pemboman ikan secara ilegal di lepas pantai Pasir Putih atau sekitarnya sehingga merusak biota laut dan terumbu karang.
Kedua, permasalahan jalan yang selama ini menjadi keresahan warga. Padahal jarak kampung Watanlolo menuju jalan utama hanya berjarak kurang lebih tiga kilometer. Hal ini sangat berpengaruh pada aktivitas belajar mengajar siswa. Mereka harus ke sekolah berjalan kaki sehingga ketika saat menerima pelajaran, kondisi fisiknya sudah drop. Apalagi saat musim penghujan, sungguh sangat tidak mungkin dilewati kendaraan karena medannya yang rusak.
Ketiga, permasalahan tiang listrik sebagai penyangga kabel di sepanjang jalan dari jalur utama ke kampung Watanlolo. Warga merasa sangat terganggu keselamatannya karena saat ini jaringan kabel hanya dipasang pada pohon-pohon yang ada di sepanjang jalan. Apalagi ketika ada hujan lebat disertai angin kencang, sangat membahayakan keselamatan jiwa.
Menjawab permasalahan tersebut, Kapolda mennagatakan, soal maraknya pemboman ikan ini, ia mengakui karena keterbatasan armada kepolisian dengan luas wilayah laut seperti di NTT ini, maka butuh peran serta masyarakat untuk sama-sama mengawasi dan melaporkan ke pihak kepolisian terdekat untuk segara ditindaklanjuti. Karena itu, koordinasi menjadi hal yang sangat penting untuk penegakan hukum terhadap perilaku ilegal yang merusak habitat laut. Kapolda juga berjanji akan mengarahkan armada laut, kapal patroli yang di Flotim untuk mengawasi perairan di Lembata.
Sementara permasalahan jalan dan tiang listrik, Bupati Jawa mengakui kondisi keuangan saat ini memang lagi berat, apalagi di seluruh Lembata saat ini semuanya membutuhkan pelayanan segera. Namun demikian, ia tetap berupaya bagaimana caranya agar jalan ini bisa diperbaiki sesegera mungkin, sehingga keluhan terhadap kondisi jalan itu bisa tuntas terjawab.
Sedangkan permasalahan tiang listrik, sebenarnya Bupati sudah menyanggupi pada pertemuan terdahulu. Bupati saat itu perintahkan untuk mengambil tiang yang ada di kantor Bupati saat itu, namun tidak ada tindak lanjut dari pihak Kepala Desa ataupun warga setempat. Ia bahkan mempertanyakan kembali mengapa tiangnya tidak jadi diambil. Karena itu, ia kembali menegaskan kepada Kepala Desa Pasir Putih untuk segera mengambilnya. Bupati juga berjanji akan berkoordinasi dengan PLN untuk pemasangan jaringan kabel tersebut. (baoon)