Kunjungi SMA di Lewoleba, Bunda Julie Ingatkan Kualitas SDM NTT

by -385 views

LEWOLEBA, mediantt.com – Anggota Komisi IV DPR RI dari Partai Nasdem, Julie Sutrisno Laiskodat atau biasa disapa Bunda Julie, bersama Anggota DPRD Provinsi NTT, Alexander Take Ofong, dan mantan Sekretaris Daerah Provinsi NTT, Benediktus Polo Maing, Rabu (1/3) siang, menyambangi SMA Negeri 1 Nubatukan dan bertatap muka dengan para Kepala Sekolah dan para guru serta perwakilan siswa dari tiga sekolah yang ada di Lewoleba yakni SMA Negeri 1 Nubatukan, SMA Negeri 2 Nubatukan dan SMKN 1 Lewoleba.

Dalam tatap muka tersebut, banyak isu yang mengemuka saat itu, salah satunya terkait kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) NTT.

Menurut Bunda Julie, selama lima tahun ini salah satu pergumulan Gubernur NTT yang belum terpecahkan adalah masalah Sumber Daya Manusia. Ini merupakan pekerjaan berat mengingat SDM NTT masih tertinggal jauh dari daerah-daerah lain di Indonesia.

“Karena air, listrik, infrastruktur jalan itu kan diatur anggarannya dengan baik, tetapi Sumber Daya Manusia itu, ada uang pun belum tentu ngatur dengan baik,” kata Ketua Dekranasda NTT ini.

Ia berpandangan, yang menjadi ujung tombak kemajuan NTT adalah para guru, sekolah dan para siswa. Karena itu, ia lantas menyampaikan bahwa prime mover-nya Gubernur NTT saat ini adalah pariwisata. Dengan pariwisata kita bisa menggerakkan usaha-usaha di sekitarnya. Salah satu contoh, sebut Julie Laiskodat, adalah pariwisata Labuan Bajo, di Manggarai Barat.

Di sana telah dibangun 16 hotel bintang lima, namun pertanyaannya apakah hotel-hotel tersebut mempekerjakan putra putri NTT, jangan sampai yang bekerja di situ adalah orang-orang dari luar NTT. Kalau seperti demikian, ini berarti menurut bunda, SDM di NTT masih kalah bersaing dengan kualitas SDM dari luar. Jadi peningkatan SDM NTT mau tidak mau, harus ditingkatkan kualitasnya untuk mencapai standar kualitas premium.

Hal ini yang dikehendaki Gubernur NTT untuk menjadikan masyarakat sebagai pelaku usaha bukan sebagai penonton di daerahnya sendiri. Pertanyaan lanjutannya, menurutnya, adalah kenapa pariwisata. Karena pariwisata dapat mengangkat seluruhnya.

“SDM dibutuhkan, tepung dibutuhkan, keong dibutuhkan, ikan dibutuhkan, jagung titi dibutuhkan, semua itu dibutuhkan oleh pariwisata. Orang datang bukan hanya foto alam saja, dia juga butuh makan. Makanan kaleng apa, yang nyiapin siapa, karena yang pasti mereka akan nginap. SDM kita mampu tidak untuk melayani,” kata Ketua Penggerak PKK Provinsi NTT ini.

Karena itu, kepada guru dan siswa, ia secara khusus menekankan bahwa tantangan pendidikan NTT ke depan semakin berat. Ke depan seperti di Jakarta menurutnya orang-orang sudah melakukan home schooling (sekolah rumah) atau sekolah berbasis keluarga. Kegiatan homeschooling ini sudah semakin ganas di kota-kota besar. Di YouTube sendiri, orang ternama yang bilang sendiri bahwa sekolah itu teori, tidak akan bisa teraplikasi di dunia luar. Pernyataan ini merupakan sebuah tantangan bagi dunia pendidikan formal.

Apalagi disodori fakta pada buku-buku literasi tentang orang-orang besar yang sukses. Di dalamnya menceritakan kesuksesan orang-orang besar di dunia saat ini yang kebanyakan mereka putus sekolah tetapi sukses di dunia kerja. Gambaran seperti ini akan memantik setiap orang untuk berpikir kembali tentang pentingnya sekolah. Karena ketika orang-orang yang tidak sekolah pun dapat sukses maka untuk apa kita bersekolah. Pemikiran-pemikiran semacam inilah menjadi tantangan kita bersama di NTT saat ini.

“Kalau saya sampai sekarang itu masih yakin bahwa sekolah itu hal yang penting. Itu adalah fondasinya,” kata Bunda literasi NTT.

Namun demikian dia mengingatkan para guru agar dalam memberikan pendidikan kepada siswa jangan hanya dibekali dengan teori-teori saja tapi prakteknya pun harus lebih ditingkatkan, karena tuntutan dunia kerja saat ini lebih dibutuhkan tenaga-tenaga terampil siap pakai.

Walaupun demikian, ia juga mengakui bahwa kualitas guru-guru saat ini masih kurang. “Mohon maaf e… guru-guru…., gurunya itu kurang-kurang,” katanya.

Untuk memperkuat pendapatnya tersebut ia kemudian memberikan sebuah contoh di bidang akuntansi. Orang Akuntan saat ini sudah tidak dibutuhkan di perusahaannya yang ada di Jakarta. Karena apa, karena di sana telah menerapkan program otomatis yang ketika diketik masukan transaksi keuangan, dengan sendirinya terposting.

Dengan contoh ini, dia mau mengajak guru-guru untuk lebih berinovasi dalam membimbing siswa, jangan hanya mengajarkan akuntansi toh, tetapi juga harus diikuti dengan mengajarkan siswa bagaimana membuat program akuntansi. “Inilah yang saya maksudkan, yang dijual adalah programnya,” kata bunda Julie.

Ia juga kemudian menyinggung masalah potensi Sumber Daya Alam (SDA) NTT yang begitu kaya, terutama sektor perikanan dan peternakan. Menurutnya, 60 persen wilayah NTT dikuasai oleh laut. Ini kekayaan bukan kemiskinan loh. Ini bukan NTT nasib tidak tentu atau nanti Tuhan tolong, tapi sesungguhnya adalah potensi kekayaan NTT kita sungguh sangat luar biasa.

Dengan pengalaman-pengalaman ini, ia mau merangsang pola pikir guru dan siswa untuk bagaimana melihat potensi yang ada di depan mata, potensi kekayaan NTT yang begitu besar, untuk dimanfaatkan secara baik dan optimal. Dia ingin guru tidak hanya berkutat dengan masalah teori dan angka kelulusan saja tetapi bagaiman menyiapkan SDM NTT yang unggul dan berprestasi di bidangnya, dengan tetap melihat alam sebagai sumber inspirasi untuk berkarya.

Selain itu juga, dia ingin adanya inovasi-inovasi baru dalam menghadapi perubahan dunia yang semakin cepat dengan segala tantangannya. Karena itu, guru diminta untuk memberikan ruang kreativitas dan inovasi yang lebih luas kepada siswa untuk menemukan jati dirinya sebagai seorang pemilik masa depan NTT. (baoon)

2 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments