Kadis Linus Lusi ketika RDP dengan Komisi V DPRD NTT, Rabu (1/3/2023).
KUPANG, mediantt.com – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Linus Lusi, pasang badan sendiri saat menghadapi Komisi 5 DPRD NTT. Tak ada satu pun staf yang menemaninya saat RDP dengan komisi yang membidangi masalah pendidikan itu. Dia juga mengabaikan rekomendasi atau sikap politik DPRD agar sekolah jam 05.30 pagi dikaji ulang dan ditunda.
Seperti disaksikan mediantt.com, Rabu (1/3), rapat dengar pendapat Komisi V dengan Kadis Linus Lusi, berjalan alot. Tampak Linus Lusi sendirian. Tak ada satu pun kepala bidang yang mendampingi.
Hampir semua catatan dari anggota dan pimpinan Komisi V dengan tegas mengkritisi kebijakan sekolah jam 5 pagi itu. Komisi V lalu merekomendasikan beberapa point untuk dilaksanakan Kadis Linus Lusi Salah satunya meminta agar kebijakan ini dikaji ulang dan ditunda.
Rekomendasi Komisi V DPRD NTT sesuai dengan aspirasi dan pendapat dari siswa dan orang tua, Komisi Perlindungan Anak, Ombudsman, Komisi X DPR RI, Kemendibud RI, dan berbagai surat terbuka yang disampaikan oleh masyarakat.
“Dengan ini kami meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT untuk mengkaji ulang penerapan sekolah jam 5:30 pagi,” tegas Ketua Komisi V, Yunus Takandewa, saat membacakan rekomendasi itu.
Menurut dia, kondisi fasilitas sekolah di NTT, moda transportasi, dan aspek keamanan siswa dan siswi belum memenuhi syarat penerapan sekolah jam 5:30 pagi.
Selain itu, kebijakan tersebut hanya sementara, dan tidak didasari aturan hukum, sehingga terjadi kegelisahan dalam penerapannya.
“Komisi sangat mendukung pemerintah meningkatkan mutu pendidikan di NTT, namun strategi-strateginya harus dengan cara yang bisa diterima dan melalui kajian yang matang,” ujar Yunus.
Yunus juga menegaskan, Komisi V meminta untuk kebijakan sekolah jam 5:30 dipending atau ditunda, agar Dinas bisa diberikan kesempatan untuk merumuskan langkah-langkah teknis meningkatkan mutu pendidikan di NTT.
Menanggapi rekomendasi itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi mengatakan, pihaknya tetap menjalankan kebijakan sekolah jam 5:30 pagi.
Dia malah menolak rekomendasi dari Komisi V DPRD NTT. “Bukan menolak, tapi jalan terus. Kami jalan terus, supaya ada pertanggungjawaban ilmiah nanti. Ini harus jalan terus, kan ada metodologinya di situ,” tandas Linus Lusi. (jdz)