Empat Tahun “Tidur”, Dira Tome Hidupkan Lagi Pabrik Rumput Laut di Sabu

by -944 views

Inilah hasil uji coba pabrik rumput laut di Sabu.

KUPANG, mediantt.com – Kerja cerdas Bupati Sabu Raijua periode 2011-2016, Ir Marthen Luther Dora Tome, untuk keMANDIRIan Bumi Sejuta Lotar itu, dengan Pabrik Rumput Laut, ternyata mubazir. Empat tahun lebih pabrik rumput laut itu “tidur” bahkan tiarap tak terurus oleh pemerintah saat ini. Karena itu, atas insiatif pribadi dan direstui pemerintah, Dira Tome berhasil memfasilitasi investor untuk kembali menghidupkan pabrik tersebut.

Dan, selama tiga hari dalam pekan ini, Ma Tade –sapaan akrabnya– bersama Ali Makarim dkk juga dua staf dari PT Biota Laut Ganggang (BLG) melakukan pembenahan dan perbaikan juga ujicoba pabrik rumput laut Sabu Raijua yang telah dibiarkan mangkrak kurang lebih 4 tahun.

“Walaupun banyak peralatan yang sudah karatan dan tak berfungsi alias rusak, tetapi karena tim teknis hebat yang dipimpin oleh Lay Rohi, Molo Manu, Donny Radja Langu dan Ruben Djami Kale, maka dengan mudah mereka bisa memperbaiki dan mengganti bagian yang bermasalah. Dan, kemarin Jumat 17 Feb 2023, pabrik mulai beroperasi dan berhasil memproses kurang lebih dua ton dan naik meja jemur,” jelas Marthen Dira Tome kepada mediantt.com, ketika dihubungi ke ponselnya, Sabtu (18/2/2023).

Bupati dua periode yang sejak pekan lalu ada di Sabu ini mengatakan, jika tidak ada halangan maka dua atau tiga hari kedepan pabrik rumput laut Sabu Raijua akan kembali menghasilkan ATC (Alkali Treated Cottoni) atau Chip’s. “Boleh jadi order PT BLG 1000 ton chips bisa terjawab. Kami berharap para petani rumput laut tetap semangat dan berusaha memperluas area usahanya,” kata Ma Tade.

“Dengan adanya pabrik pengolahan rumput laut kerjasama dengan PT Biota Laut Ganggang, maka petani rumput laut di Sabutidak susah lagi mencari tempat pemasaran hasil pertaniannya,” katanya dan menerangkan, PT BIOTA LAUT GANGGANG adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan rumput laut dan hasil turunannya. PT BLG ini memiliki kantor Cabang di Makasar, sedangkan kantor pusat ada di Sanghai, China.

Jaga Kualitas

Dalam percakapan telepon itu, Dira Tome memberi penekanan khusus kepada petani rumput laut, pengepul dan juga pemerintah Sabu Raijua. Menurut dia, jika pabrik rumput laut kerjasama dengan PT BLG ini sudah berjalan normal, maka petani rumput laut tidak perlu lagi resah. “Yang perlu dilakukan adalah mulai kerja dengan tenang dan menjaga kualitas rumput laut. Jangan buru-buru panen karena sudah punya pasar sendiri,” harap Dira Tome.

Sementara kepada pengepul dia ingatkan untuk jangan coba-coba bermain sesuka hati karena loading (pengiriman) rumput laut ada aturan harganya, baik dengan Perpres maupun Pergub.

“Jangan beli dari petani rumput laut dan jual dalam gelondongan. Jangan cari untung terlalu besar. Harga bisa kita tentukan bersama. Jika tidak maka kita bersaing di lapangan dengan petani,” kata Dira Tome.

Kepada Pemkab Sabu Raijua, Ma Tade berharap ijin segera dikeluarkan agar proses pabrik rumput laut hingga pemasaran bisa berjalan. “Saya sudah mendapat rekomendasi untuk memfasilitasi investor untuk ke Sabu, maka pemerintah juga harus segera keluarkan ijin yang sudah kami ajukan,” imbuh Ma Tade.

Lapangan Kerja

Ma Tade juga menegaskan, dengan hidupnya kembali pabrik rumput laut ini, maka setidaknya ada 300-400 tenaga kerja yang diserap. “Artinya lapangan kerja tersedia untuk atasi pengangguran. Semua orang Sabu Raijua bisa kerja lalu bisa sekolahkan anak, bangun rumah, dll. Prinsipnya lima indikator kemiskinan bisa kita atasi yakni makan cukup, punya pekerjaan, rumah yang layak dan bisa sekolahkan anak ditunjang dengan kesehatan yang baik,” tandas Dira Tome.

Pabrik Garam

Menyinggung soal tambak garam yang juga mangkrak, Marthen Luther Dira Tome menjelaskan, pihaknya telah mendatangkan investor PT Blue Steel Industries. “Pemilik PT BSI, Pa Benny, pada 4 Februari 2023 sudah k3 Sabu Raijua untuk melakukan survei lahan tambak garam. Mereka butuh lahan 5000 hektare, Sabu hanya bisa siapkan maksimal 1.500 ha. Sisanya terpaksa Pa Benny arahkan ke daratan Sumba. Mereka segera lakukan pemetaan lahan, diikuti penandatanganan akad kerja sama dengan pemilik lahan lalu dilanjutkan dengn operasional atau pelaksanaan pekerjaan,” tegas Dira Tome.

Dia menambahkan, dari target 1.500 ha lahan garam untuk Sabu Raijua, saat ini sudah ready (tersedia) 300-400 ha. “PT BSI segera ke Sabu untuk melakukan akad kerja sama,” katanya. (jdz)

4.3 3 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments