Petrus Gero memberi sambutan pada Musrembangcam di Balauring.
BALAURING, mediantt.com – Ketua DPRD Lembata dari Fraksi Partai Golkar, Petrus Gero, mengatakan, data yang diperoleh dari kependudukan menyebutkan bahwa dari 33 ribu rumah hunian di Lembata, ada sekitar 9.790 (sembilan ribu tujuh ratus sembilan puluh) rumah tidak layak huni.
Dia juga sempat menyentil jumlah kecamatan yang ada di Lembata saat ini. Menurutnya, di Lembata saat ini masih tetap 9 kecamatan dan dua kecamatan dalam proses tak kunjung selesai karena kita juga.
Pernyataan ini diungkapkan dihadapan Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa, para Kepala OPD dan unsur Forkompincam Omesuri serta peserta Musrembangcam yakni para kepala desa dan ketua BPD dari 22 desa di Omesuri, Kamis (16/2/2023), di aula Kantor Camat Omesuri.
Menurut Gero, kedua kecamatan yang mau dimekarkan dari dua kecamatan induk yakni Omesuri dan Buyasuri sampai dengan saat ini prosesnya belum selesai karena terkendala pemberian nama sehingga dokumennya masih tertahan di Kemendagri.
“Dalam proses kita menggunakan nama lain dan pada akhirnya kita juga mau mengganti dengan nama lain dan akhirnya dokumen itu masih tertahan di Kementerian Dalam Negeri,” kata Petrus Gero.
Dia menyebutkan, kedua kecamatan itu yakni Suri Wula dan Loyo Buya pernah dibahas di dalam Ranperda tahun 2018 dan gantung sampai dengan hari ini.
Namun terlepas dari permasalahan tersebut, Gero menyampaikan apresiasi kepada 144 kepala desa di Lembata. Ia mengistilahkan 143 kepala desa laki-laki sebagai pejantan tangguh semua di samping seorang kepala desa wanita dari Namaweka sebagai Srikandi Lembata. Ia juga memberi apresiasi atas kinerja 4 anggota DPRD asal Kedang yang selama ini turut andil, bekerja sama baik dengan Ketua DPRD, pimpinan DPRD dan juga Pemerintah Kabupaten Lembata untuk menghasilkan berbagai ramuan pembangunan yang sekarang kita nikmati bersama.
Karena itu, ia menegaskan bahwa ketika bicara tentang pembangunan mestinya harus melihat kondisi riil hari ini. Kondisi riil Lembata saat ini, dari data kependudukan per akhir tahun 2022, jumlah penduduknya sudah berada pada angka 141.534 jiwa.
Dari kondisi ini, Lembata masih memiliki jumlah angka kemiskinan 26 persen, ditambah data hunian yang diterima sampai hari ini, dari 33 ribu rumah hunian yang ada di Lembata, ada sekitar 9.790 rumah tidak layak huni. “Ini tugas kita untuk berpikir ke arah sana,” kata Ketua DPRD Lembata.
Menyinggung soal pertumbuhan ekonomi Lembata saat ini, sebut dia, masih berada dalam kondisi cukup baik, yakni di kisaran angka 4 persen dan angka begini rasio juga masih sekitar 0,380 persen. Itu artinya kesenjangan antara kaya-miskin masih agak baik atau istilah lain kesenjangan moderat.
Dari data ini, dia kemudian kembali mengingatkan bahwa angka kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak di Lembata cukup tinggi. Sekitar 654 orang anak selama kurun waktu 2019 sampai dengan 2022, bencana ataupun hamil dibawa usia yang wajar. Itu artinya 654 orang anak ini mengalami putus masa depan.
“Hal ini juga harusnya menjadi bahan untuk dipikirkan bersama bahwa tanggung jawab besar terhadap masa depan anak-anak Lembata ada di tangan kita semua,” ungkapnya.
Kendati demikian, ia mengakui bahwa infrastruktur jalan di Lembata sudah mengalami peningkatan cukup baik, dimana ruas jalan negara sekitar 60 km sudah tertata bagus. Begitu juga dengan ruas jalan provinsi sekitar dua puluhan persen belum tertata tetapi berharap di tahun 2023 ini ada intervensi anggaran dari provinsi dan juga untuk ruas jalan kabupaten memang sekitar 61 persen masih dalam keadaan rusak ringan dan juga rusak berat.
Tetapi dengan adanya dana PEN dari PT SMI, maka prosentase itu boleh dikatakan menurun dan terlihat wajah kota Lewoleba seperti orang sulap, sekarang sudah mulai membaik, kemudian juga beberapa ruas jalan utama yang menjadi tanggung jawab kabupaten sudah mulai tertata baik.
Untuk Kecamatan Omesuri, ruas jalan terutama di daerah bagian selatan hendaknya menjadi perhatian utama dan mudah-mudahan dari dana Inpres yang sedang diperjuangkan bersama Pemerintah Daerah. Mudah-mudahan itu juga dapat terwujud supaya kita bisa manfaatkan untuk membangun infrastruktur daerah kita terutama jalan. (baoon)
[…] Petrus Gero Sebut Ada 9.790 Rumah di Lembata Tidak Layak Huni […]