Panitia sedang berbincang-bincang dengan Penjabt Bupati Lembata.
LAMALERA, mediantt.com – Penjabat Bupati Lembata Marsianus Jawa dipastikan hadir dan membuka Festival LEVA ALEP di Lamalera, Rabu 15 Februari 2023. Inilah even besar untuk melestarikan tradisi dan nilai budaya Leva dan Penete Alep, kerjasama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI.
“Bapa Penjabat Bupati Lembata siap hadir membuka kegiatan festival Leva Alep di Lamalera,” kata Sekretaris Panitia Festival, Rafael Miku Beding kepada mediantt.com, usai bertemu Bupati Lembata, Senin (13/2/2023).
Dia mengatakan, yang hadir dalam pertemuan bersama Penjabat Bupati Lembata selain panitia juga kepala desa Lamalera B Mateus Gilo dan kepala desa Lamalera A Yakobus Gelau.
Rafael juga mengatakan, dalam pertemuan tersebut, Penjabat asal Nagekeo itu berpesan kepada panitia untuk menyiapkan secara baik acara itu dan menghadirkan seluruh warga Lamalera. “Siapkan baik-baik dan kita harus viralkan kegiatan ini,” sebut Rafael mengutip pesan Penjabat Bupati.
Selain itu, lanjut Miku, Penjabat juga mengingatkan bahwa saat ini pemerintah sedang fokus bangun setiap ruas jalan menuju Lamalera, juga jalan penghubung antar desa dari Lamalera A ke Lamalera B.
“Sekarang kita fokus bangun setiap ruas jalan menuju Lamalera dan jalan penghubung antar desa dari Lamalera A ke Lamalera B. Kita buat bagus dan ditata dengan baik,” tegas Penjabat Bupati.
Sementara itu, penanggungjawab pelaksanaan Festival Leva Alep, Mikhael Bruno Phel Goran Beding mengatakan, festival ini akan melibatkan warga Desa Lamalera A dan B. Dan, tetap memperhatikan tatanan nilai sosial, tradisi dan budaya, serta adat yang melekat pada masyarakat Lamalera.
“Semua pemangku kepentingan di Lamalera mendukung kegiatan ini, dengan syarat harus ada seremonial pembukaan dan penutup sebelum dan sesudah Festival digelar. Sehingga jika ada sesuatu yang mengganggu tradisi Leva Nuang sebagai dampak dari kegiatan ini, maka bisa ditanggulangi bersama-sama,” kata Noel Beding, sapaannya, kepada KoranNTT.com, Sabtu (11/2).
Dia mengatakan, Festival ini adalah program revitalisasi budaya Leva dan Penete Alep yang selama ini digeluti oleh masyarakat Lamalera. Leva adalah aktivitas masyarakat Lamalera mencari ikan di laut, yang hanya dilakukan oleh kaum laki-laki. Sedangkan Penete adalah aktivitas ibu-ibu Lamalera memasarkan hasil tangkapan (ikan) kepada masyarakat di wilayah pegunungan.
Agenda acara Festival LEVA ALEP antara lain, ada demonstrasi cara penangkapan Ikan Paus oleh 17 Peledang, lomba dayung, kriya atau kerajinan tangan, kuliner, tarian, lie knatap (nyanyian adat), dan sejumlah kegiatan lainnya. Ada juga pasar barter yang berlangsung di Lapangan Waitobi.
“Festival Leva Alep ini juga memiliki nilai tambah. Artinya, semua masyarakat Lamalera yang terlibat dalam kegiatan ini akan mendapat dampak secara ekonomis,” kata Noel Beding.
Revitalisasi Kearifan Lokal
Warga Lamalera di Lewoleba, Eman Krova, mengatakan, Festival Leva Alep ini dasarnya karena adanya Program Indonesiana 2022 dan dukungan dana LPDP dari Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. “Tujuannya kurang lebih fokus pada revitalisasi kearifan lokal setempat.
Prosesnya melalui pengajuan Proposal, baik secara individu maupun kelompo,” kat Eman Krova.
Selanjutnya, jelas Eman, ada tahapan verifikasi administrasi dan lapangan. Setelah itu yang mengajukan proposal akan dipanggil untuk wawancara jika proposalnya dinyatakan lolos.
Khusus di Levo ini, menurut dia, pada waktu pengajuan proposal, panitia sempat datang diskusi dan saya sampaikan bahwa belajar dari pengalaman bahwa yang namanya Festival itu sensitif untuk Levo Lamalera. “Karena itu, jangan dibuat di waktu yang bertepatan dengan tahapan sakral pembukaan musim Leva. Berikutnya, harus melibatkan semua unsur dan hindari konflik. Itu point yang sempat saya sampaikan waktu kami diskusi menjelang pengiriman proposal,” kata Sekretaris Bappeda Lembata ini. (jdz)