Melki Laka Lena tak pernah jenuh berjuang bagi pemenuhan fasilitas kesehatan di NTT. Sejak duduk di Komisi IX DPR RI, saban pekan dia selalu ada di tengah masyarakat. Dia bicara soal stunting, gizi buruk, vaksinasi, dan getol melobi mitra kerjanya untuk membangun faskes di NTT. Salah satunya Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dan Pratama di NTT. Apa saja kerja nyata politisi yang berbesik Apoteker ini?
HAUKOTO Senin 12 Desember 2022 petang. Di penghujung tahun 2022, Laka Lena menggelar Sosialisasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Gereja GMIT Emanuel Haukoto, Fatukoa, Kota Kupang. Ratusan warga hadir mendengar pemaparan Melki dan tim dari Kementerian Kesehatan. Ada pula sedikitnya 50 wartawan yang meliput aksi nyata terakhir Melki di tahun anggaran 2022 ini.
Di hadapan warga, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI ini membeberkan peran besarnya dibalik hasldirnya sejumlah fasilitas kesehatan di NTT. Yang paling membanggakan adalah hadirnya RSUP di Manulai II Kota Kupang. RSUP yang menelan biaya Rp 600 miliar itu segera diresmikan. Laka Lena punya andil besar dibalik hadirnya RSUP berstandar nasional bahkan internasional itu.
Politisi Golkar ini berkisah, di satu waktu dia bersama mantan Menteri Kesehatan, Letjen TNI (Purn) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) mengunjugi Maumere, Ibukota Kabupaten Sikka, yang sedang dilanda demam berdarah.
“Waktu itu kami tidak jadi pulang ke Jakarta tapi singgah di Kupang. Saat itu saya minta ke Pak Menteri untuk bangun RSUP di NTT, tapi jawaban dari Pak Menteri waktu itu bahwa bangun RSUP di NTT agak sedikit rumit, bikin sakit kepala. Lebih baik rumah sakit yang ada kita maksimalkan peralatan dan fasilitasnya saja,” tutur Laka Lena, di hadapan ratusan warga Fatukoa.
Karena situasinya mendadak saat tiba di Kupang, rombongan Menkes hanya disambut Zet Soni Libing, saat itu menjabat Kepala Badan dan Pendapatan Aset Daerah Setda NTT.
“Kami lalu ke lokasi milik Pemprov di Manulai II. Sampai di sana setelah melihat lokasi, Pak Menteri bertanya dimana letak sumber air. Syukur karena di situ ada pabrik Viquan. Setelah tahu bahwa di situ ada sumber air, pak Menkes langsung mengiyakan membangun RSUP di Manulai II,” jelas Laka Lena, Calon Gubernur NTT ini.
Dia pun jujur berkata, “Semua yang diperjuangkan itu hanya modal nekad, tanpa mengeluarkan biaya apapun”.
Dia menjelaskan, biaya pembangunan RSUP itu berkisar Rp 600 miliar; fisik Rp300 miliar ditambah alkesnya Rp 300 miliar. “Ini kita dapat cuman lobi karena nekat saja. Tidak ada uang sepeserpun yang saya keluarkan untuk lobi pak Terawan untuk bangun RSUP di situ,” polos Laka Lena, disambut tepuk tangan warga.
Menurut dia, saat Budi Gunawan Sadikin menjabat Menkes saat ini, RSUP ini ditata menjadi semakin bagus dan siap diresmikan. “Rumah Sakit ini adalah salah satu kebanggaan. Tempat dimana kita bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang bagus, standar nasional bahkan internasional. Anak-anak kita juga bisa mendapatkan pekerjaan, dokter-dokter ahli di Undana juga bisa praktek di sana,” tandas Laka Lena.
Dia juga menjelaskan, saat ini tengah dibangun koordinasi antara Menteri Kesehatan RI bersama Gubernur NTT tentang rencana peresmian RSUP yang akan diberi nama Ben Mboy.
“Usulan sementara itu tanggal 22 Desember 2022. Tapi masih disesuaikan dengan waktu Pak Menkes dan Pak Gubernur,” ujarnya.
Soal pemilihan nama Ben Mboy, Laka Lena menegaskan, itu berdasarkan usulan Menkes, yang minta untuk memilih tokoh kesehatan di NTT yang terbaik.
“Ada 2 nama yang kita miliki di sini yaitu Bapak Ben Mboy dan Hendrik Fernandes. Dan yang lebih senior pak Ben Mboy, maka kita pilih namanya Ben Mboy,” sebut Laka Lena.
Akan tetapi, lanjut Laka Lena, nama Ben Mboy sudah digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah di Manggarai, maka telah dibangun koordinasi dengan Bupati Manggarai agar melepaskan nama Ben Mboy untuk dipakai pada RSUP.
“Pak Bupati Heri Nabit sudah menandatangani surat persetujuan jadi melepas nama Ben Mboy di Manggarai untuk bisa dipakai di RSUP,” jelas Laka Lena.
Dia menambahkan, ada 120 tenaga kontrak yang diterima, semuanya anak NTT. Mereka akan didampingi oleh 91 orang dari 31 RSUP se-Indonesia agar cepat bergerak,” tandasnya.
Selain itu juga, kata Laka Lena, di RSUP akan ada 2 unit rumah duka bagi keluarga yang mau mensemayamkan jenasah keluarganya. “Bangunannya akan dibangun ikonik model Sasando,” kata Laka Lena.
Bangun 3 RS Pratama di NTT
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena juga mengatakan, Kementerian Kesehatan RI telah membangun tiga rumah sakit Pratama di tiga daerah di Provinsi NTT guna mengoptimalkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
“Melalui perjuangan yang dilakukan Komisi IX DPR-RI sehingga bisa dibangun tiga rumah sakit Pratama di NTT. Sebagai anggota DPR-RI dari daerah pemilihan NTT tentu sangat serius dalam perjuangan pembangunan fasilitas kesehatan di NTT,” kata Melki Laka Lena.
Dia menjelaskan, tiga rumah sakit Pratama yang telah direalisasikan pembangunannya oleh Kementerian Kesehatan RI pada 2022 yaitu Rumah Sakit Pratama di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, dan Kabupaten Manggarai di Kecamatan Reok.
Menurut dia, proses pembangunan tiga rumah sakit Pratama di tiga kabupaten itu sudah hampir rampung sehingga diharapkan pada 2023 sudah bisa dimanfaatkan setelah sarana dan prasarana siap digunakan.
Sementara satu rumah sakit Pratama yang gagal dibangun pada 2022 berlokasi di Kabupaten Ende, Pulau Flores karena gagal tender. “Kami tidak mengerti mengapa sampai terjadi gagal tender terhadap pembangunan rumah sakit Pratama di Pulau Ende yang sangat membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai,” katanya.
Dia menambahkan Kemenkes RI juga akan menambahkan pembangunan rumah sakit Pratama di Provisi Nusa Tenggara Timur pada 2023 sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang berada jauh dari pusat pemerintahan kabupaten setempat bisa terlayani dengan baik. (jdz)