Laka Lena dan Mitra BKKBN Kampanye Penurunan Stunting di Malaka

by -144 views

ALALA, mediantt.com – Untuk mempercepat penurunan angka stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Komisi IX DPR RI bersama mitra BKKBN Perwakilan NTT gencar melakukan kampanye percepatan penurunan stunting dari desa ke desa di wilayah NTT.

Terbaru, pada Minggu (20/11/2022), Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena bersama BKKBN NTT melaksanakan Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Desa Alala, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka.

Acara ini dihadiri Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Perwakilan BKKBN NTT Mikhael Yance Galmin, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Malaka, Josepina Bete Manek.

Angka stunting di Desa Alala sangat tinggi. Dari 54 anak balita di desa ini, 34 anak menderita stunting. Dengan angka stunting yang tinggi desa ini, politisi Golkar yang akrab disapa Melki Laka Lena meminta perhatian dan penanganan serius dari semua pihak.

“Kami harapkan agar di desa, tolong penanganan stunting diurus dengan serius. Penanganan stunting ini butuh kerjasama semua pihak. Dari pusat ke daerah itu butuh pemerintah, butuh masyarakat, butuh kami DPR RI, DPRD juga terlibat dan kita saling dukung agar penanganan stunting ini bisa berjalan dengan baik,” sebut Melki.

Menurut dia, Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama, mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Untuk itu, ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting.

“Mulai dari makanannya benar-benar bergizi. Kemudian juga pola asuh yang baik dan diharapkan kita semua ini jangan lupa untuk memperhatikan jamban keluarga dan air bersih,” kata Melki.

Melki juga mengajak anak muda untuk menjadi garda terdepan dalam pencegahan stunting. “Anak-anak muda ini penting sekali menjadi ujung tombak agar penanganan stunting, kecil, kurus, pendek tidak terulang lagi,” ajak Melki.

Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Perwakilan BKKBN NTT Mikhael Yance Galmin, juga mengajak perhatian yang serius semua pihak dalam upaya penanganan stunting karena akibat yang ditimbulkan dari stunting sangat berbahaya.

“Tolong bapa-mama, orang tua, tokoh masyarakat beri perhatian supaya 34 ini kita urus dengan baik. Jangan ada lagi keluarga baru berkontribusi menambah lagi 34 ini. Karena stunting ini dampaknya, orang tuanya, keluarganya, masyarakatnya rasakan 10-15 tahun kedepan. Karena stunting itu ada dua cirinya yaitu pendek secara fisik, dan perkembangan otaknya tidak maksimal. Itu yang paling berbahaya,” sebut Yance.

Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Malaka, Josepina Bete Manek, juga mengatakan, angka stunting di Kabupaten Malaka khususnya di Kecamatan Rinhat cukup tinggi. Saat ini, menurutnya, Pemerintah Malaka sangat serius dalam penanganan stunting.

“Stunting di kecamatan Rinhat tinggi, 27,8 persen dari 12 kecamatan. Sejak tahun 2020-2021 kami sudah lakukan intervensi terkait pendampingan kepada anak-anak yang stunting dan keluarga beresiko di tujuh desa melalui dana DAK dari pusat. Tahun ini kita mendapat dana alokasi khusus untuk Kabupaten Malaka kurang lebIh Rp 2 miliar untuk penanganan stunting dan juga kegiatan-kegiatan fisik yang berhubungan dengan keluarga brencana,” jelas Josepina. (igo)

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments