Pater Yul Jasinto, SVD bersama Prof Kusbiantoro, Kasdin Sihotang dan Rektor Unwira Pater Philipus Tule, saat menggelar Jumpa Pers.
KUPANG, mediantt.com – Universitas Katolik Widya Madira (Unwira) Kupang kembali dipercayakan menjadi tuan rumah pelaksanaan Hari Studi Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) tahun 2022 di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hari Studi ini akan dibuka Kamis (20/10) sore, di Gedung Rektorat Unwira dan berlangsung hingga Sabtu (22/10).
Hari Studi tahunan itu akan membahas sejumlah agenda penting dan isu yang menjadi perhatian masyarakat maupun pemerintah, hingga rencana strategis Aptik yang hendak diwujudkan di masa mendatang.
Seluruh pertemuan dan diakusi sslama Hari Studi APTIK ini akan diselenggarakan di Hotel Kristal Kupang, dengan menghadirkan 22 perwakilan anggota dari Asosiasi Prguruan Tinggi Katolik (APTIK) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Ketua Yayasan Pendidikan Arnoldus (Yapenkar), Pater Julius Yasinto, SVD, mengatakan, setiap tahun, Aptik selalu menyelenggarakan dua kali pertemuan untuk membahas sejumlah agenda penting.
“Yang pertama itu Kongres untuk pengambilan keputusan strategis, dan kedua itu bernama Hari Studi untuk menentukan rencana strategis, melalui pokok pikiran yang akan dibahas nanti,” ujar Pater Julius kepada Wartawan, Kamis (20/10/2022).
Menurut Pater Julius, berdasarkan hasil kongres yang diselenggarakan bersama 22 anggota APTIK di Indonesia, mereka bersepakat untuk Unwira Kupang dan Yapenkar sebagai tuan rumah Hari Studi APTIK Tahun 2022.
“Jadi Unwira Kupang sudah jadi tuan rumah ketiga kalinya. Yang pertama pada tahun 2003, 2015 dan tahun 2022. Dan pembukaan kegiatan ini akan dilakukan sore ini,” jelaa mantan Rektor Unwira dua periode ini.
Ketua Badan Pengurus Aptik, Prof. Dr. B. S. Kusbiantoro, mengatakan, Hari Studi Aptik ini diharapkan membahas berbagai masalah yang dihadapi bangsa ini, seperti ancaman resesi ekonomi global pada tahun 2023.
“Walau Indonesia tidak terkena resesi global, tapi perlu diantisipasi semuanya,” tegasnya.
Dia mengatakan, menghadapi perkembangan dunia yang begitu cepat, maka perlu adanya transformasi di segala bidang, termasuk transformasi pendidikan, dengan acuan pada ajaran sosial gereja.
“Kita harus berubah atau bertransformasi. Target kita (APTIK) kedepan akan menjadi seperti apa, dengan perkembangan begini cepat agar kita bisa berkontribusi bagi masyarakat,” ujarnya.
Hal lain yang akan dibahas dalam Hari Studi Aptik ini yakni terkait ajaran sosial gereja yang terus diperbaharui, sehingga APTIK tidak terseret. “Bagaimana kontribusi kita kepada masyarakat miskin dan lainnya,” tandasnya.
Sekretaris Aptik, Drs. Kasdin Sihotang, M.Hum, menambahkan, APTIK merupakan organisasi yang dibentuk 40 tahun lalu, dan sudah memiliki 22 anggota yang tersebar di seluruh Indinesia.
Menurut dia, seluruh program yang selama ini dikerjakan merupakan hasil dari kesepakan bersama dalam kongres tahunan. “Jadi program itu disepakati berdasarkan ide pokok yang diambil dari hasil hari studi Aptik,” jelasnya.
“Jadi nanti besok kita coba menggali, kira-kira di tahun 2023 nanti, program apa yang kita sepakati dari hasil Hari Studi nanti,” jelasnya menambahkan.
Panitia pelaksana Hari Studi, Pater Egidius Taimenas, SVD, S.Fil, MH, mengatakan, sebagai panitia pelaksana, pihaknya bekerja maksimal untuk mensukseskan kegiatan Hari Studi APTIK.
“Kami akan kerja maksimal untuk melancarkan kegiatan ini. Kami juga selalu berkoordinasi dengan pimpinan pengurus APTIK, sehingga apa yang dijalankan merupakan hasil dari kesepakatan dan keputusan bersama,” ujarnya.
Untuk diketahui, Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) adalah sebuah lembaga kerja sama antara pengelola perguruan tinggi Katolik yang didirikan oleh empat perguruan tinggi Katolik; yakni Unika Atma Jaya – Jakarta, Unika Parahyangan – Bandung, Universitas Sanata Dharma – Yogyakarta dan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, pada tanggal 24 Februari 1984. APTIK ini sebagai pengganti Yayasan Kerjasama Perguruan Tinggi Katolik (YKPTK) dan Majelis Pendidikan Tinggi Katolik (MPTK). (ek/jdz)