Hari Ini Ili Lewotolok erupsi tiga kali.
LEWOLEBA – Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, mengingatkan warga setempat mewaspadai luapan material erupsi dari kawasan puncak gunung api tersebut agar tidak terjadi korban.
“Saat ini karena kawah di puncak gunung itu cukup luas sehingga materialnya masih tertampung. Namun, jika sudah penuh dan sama tinggi dengan puncak bibir gunung maka akan meluap,” kata Kepala Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok Stanis Arakian saat dihubungi Antara dari Kupang, Rabu (8/6).
Ia menyebut material erupsi di kawah Gunung Ile Lewotolok itu semakin bertambah dengan kondisi yang mengkhawatirkan.
Hingga saat ini, ujar dia, tinggal sekitar 3-5 meter material erupsi di kawah gunung itu meluap jika ada celah di kawasan puncak Gunung Ile Lewotolok.
Ia menyebutkan, beberapa desa yang rawan terkena luapan material jika terjadi peningkatan intensitas erupsi gunung tersebut, seperti Desa Lewotolok, Bungamuda, Waowala, dan Riangbao.
Karena itu, saran dia, masyarakat di sejumlah desa itu perlu meningkatkan kewaspadaan.
Pemerintah daerah juga diimbau menyosialisasikan kondisi tersebut, agar masyarakat mengetahui dan menyadari pentingnya evakuasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Jika kestabilan di puncak gunung itu terganggu dikhawatirkan akan terjadi longsor dari puncak gunung dan sejumlah desa itu dikhawatirkan akan menjadi sasaran longsor,” tambah dia.
Ia juga mengatakan, potensi awan panas juga bisa terjadi akibat luapan material dari puncak gunung itu.
Saat ini, aktivitas kegempaan di puncak gunung tersebut, dalam sehari lebih dari 100 kali. Setiap terjadi semburan material keluar dari gunung tersebut disertai kegempaan, menambah jumlah material di kawah.
Menurut dia, hujan dengan intensitas tinggi di kawasan puncak Gunung Ile Lewotolok juga bisa menimbulkan luncuran material erupsi dan awan panas, sebagaimana terjadi terhadap Gunung Semeru di Jawa Timur.
“Awan panas yang terjadi di Gunung Semeru itu akibat adanya curah hujan yang tinggi terjadinya longsor yang berujung pada awan panas,” tambah dia.
Berbagai imbauan serta rekomendasi, tambah dia, sudah disampaikan kepada masyarakat dengan harapan mereka mewaspadai kondisi gunung yang pernah erupsi setinggi 2.000 meter pada November 2020 itu.
Erupsi Tiga Kali
Dilaporkan pula, hari ini Gunung Api Ile Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, kembali erupsi sebanyak tiga kali dengan ketinggian mencapai 800 meter dengan asap warna kelabu.
“Teramati secara visual tiga kali letusan dengan tinggi 800 meter di atas puncak kawah,” kata Kepala Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok Stanis Arakian saat dihubungi dari Kupang, Rabu, (8/6/2022).
Ia menjelaskan, gunung dilihat secara kasat mata jelas hingga kabut 0-I. Disamping itu asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100-800 meter di atas puncak kawah.
Stanis menjelaskan, walaupun terjadi tiga kali letusan, namun gemuruh yang dihasilkan melalui letusan itu lemah.
Kata dia, selama Mei 2022 aktivitas erupsi gunung Ile Lewotolok cenderung berkurang namun kini semenjak awal Juni aktivitas erupsi gunung tersebut meningkat.
Dalam sehari, ada sekitar 100 letusan yang disertai dengan semburan material, sehingga membuat puncak kawah tersebut penuh dengan material letusan.
Dengan intensitas erupsi yang disertai dengan letusan yang cukup tinggi, rekomendasi larangan aktivitas di radius tiga kilometer berubah menjadi 3,5 kilometer dari puncak kawah gunung tersebut.
Ia menambahkan, dalam tingkat aktivitas level III atau siaga, baik masyarakat di sekitar Gunung tersebut maupun pengunjung, pendaki ataupun wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius tiga km dari puncak atau kawah dari gunung itu.
Sementara untuk radius 3,5 km berlaku untuk sektor Timur dan Tenggara agar selalu waspada.
Beberapa warga Desa di Kecamatan Ile Ape seperti di Desa Jontona, Desa Lamawolo, dan Desa Lamatokan agar selalu mewaspadai potensi ancaman guguran lava pijar dan awan panas dari bagian timur puncak gunung itu.
Apalagi beberapa waktu lalu sempat ada lava yang meluap yang dikhawatirkan akan terus turun karena kawasan itu meluap.
Pihaknya juga merekomendasikan agar mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) dan gangguan kesehatan lainnya, maka masyarakat yang berada di sekitar gunung agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. (ant/che)